POSKOTA.CO – Menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), harga telur semakin liar di atas Rp30 ribu per kilogramnya.
Ketua Presidium Pinsar Petelur Nasional (PPN) Yudianto Yosgiarso dalam konprensi pernya secara virtual menyebutkan kenaikan dipicu lantaran permintaan dari industri melonjak menjelang hari libur Natal dan Tahun Baru.
Namun katanya, sejumlah asosiasi dan koperasi petelur seperti Pinsar Petelur Nasional (PPN), Pinsar Indonesia (PI), PPRN, Koperasi Pinsar Petelur Nasional, Koperasi Peternak Petelur Lampung, Koperasi Kendal, Koperasi Putra Blitar dan Koperasi Srikandi Blitar yang menamakan diri sebagai rumah bersama membantu menstabilisasi harga telur dam sepakat menjual dengan harga maksimal Rp 27.500 per kilogram.
Menurutnya, bahwa para peternak sepakat menjual telur di Jakarta secara partai dengan harga telur maksimal Rp 27.500 per kilogram.
Yudianto tak menampik kalau harga tersebut kini lebih tinggi ketimbang harga acuan pembelian (HAP) yang telah ditetapkan pemerintah, yaitu Rp 22-24 ribu per kilogram.
Namun ia menilai harga itu sangat realistis lantaran sudah termasuk dengan ongkos angkut dan kertas tempat alas telur ditambah kenaikan bahan bakar minyak (BBM) dan dampak dari situasi geopolitik akibat perang Rusia dan Ukraina.
Penjualan telur Rp 27.500 per kilogram yang ditetapkan oleh Rumah Bersama dengan mempertimbangkan besarnya ongkos angkut bagi peternak di Jawa Timur untuk mengirimkan ke Jakarta sekitar Rp 1.200. Ditambah biaya kertas alas telur sebesar Rp 500.
Dalam catatannya, harga telur yang dijual peternak tak jauh dari HAP, yakni sekitar Rp 25.800 per kilogram. (d)
Komentar