POSKOTA.CO – Kepala Polda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana dan jajaran dikenal rajin kampanye protokol kesehatan ke sejumlah wilayah hukum Polda Metro Jaya. Namun Kapolda lupa mengontrol pelaksanaan protokol kesehatan (prokes) di kandang sendiri.
Buktinya, Jumat (9/10/2020), di gedung parkir barang bukti ranmor Polda Metro Jaya dipadati orang layaknya pasar. Sejumlah anarko, pelajar, mahasiswa dan buruh yang diamankan saat demo penolakan Undang-Undang (UU) Omnibus Law Cipta Kerja dikumpulkan berdesak-desakan.
Pendemo yang diamankan saat unjuk rasa yang dominan masih remaja ditampung hingga ke lantai tiga gedung terbuka tersebut. Mereka duduk berdesakan tanpa jaga jarak (physical distancing), tidak pakai masker sesuai peraturan gugus tugas Covid-19.
Bahkan terlihat beberapa remaja yang mukanya nampak lusuh. Sementara para orang tua pendemo yang diamankan pihak Polda Metro Jaya datang menjenguk, sekaligus menjeput anak mereka masing-masing.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, para remaja yang diamankan berjumlah 1.192 orang. “Ada 1.192 orang kita amankan. Sebelum dilakukan rusuh itu, memang kita lakukan razia. Pengalaman sebelumnya, ada demo dan berakhir kerusuhan,” kata Kombes Yusri, Jumat (9/10/2020).
Dari ribuan yang diamankan, menurut Yusri, terdapat 34 orang yang reaktif Covid-19. Mereka yang hasil rapid test positif terpapar Covid-19 langsung dibawa ke Wisma Atlet, Kemayoran untuk dilakukan swab test.
Ke 34 orang ini masih ada di Wisma Atlet sambil menunggu hasil swab test, dua atau tiga hari baru ada hasil. “Kalau hasilnya negatif kita pulangkan. Tapi kalau positif, kita isolasi di sana. Perawatan sesuai dengan aturan Dinkes protokol kesehatan,” ujarnya. (omi)
Komentar