oleh

Produser Malas Simpan Film di Sinematek Akan Rugikan Perfilman

Penyimpan film
Penyimpan film

POSKOTA.CO — Kepala Sinematek Indonesia (SI) Adisurya Abdy menilai masih banyak produser malas menyimpan film di tempanya. “Yang rugi nantinya adalah perfilman Indonesia, karena kesulitan mendapatkan data film,” katanya pada Poskota.co Jumat (4/4/2014).

Sinematek Indonesia adalah lembaga yang dikelola oleh Yayasan Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail (PPHUI) yang bertugas menyimpan dan merawat film dan dokumen lainnya. Ada lebih dari 1000 judul film tersimpan di sana saat ini.

“Sinematek termasuk satu-satunya lembaga arsip film di Indonesia, yang diakui oleh dunia internasional. Tugasnya selain merawat ‘titipan’ film dan dokumen perfilman, juga mengapresiasinya dalam bentuk kegiatan sosialisasi,” kata Adisurya.

Meskipun jumlah koleksi film (seluloid, VCD, DVD, Betacam, dan H/P) terus bertambah di Sinematek, namun belum signifikan jika dibandingkan jumlah iproduksi film nasional.

“Masih sedikit produser yang sadar betapa pentingnya menitipkan film ke Sinematek. Akibatnya nanti, anak-cucu kita akan sulit mencari manuskrip dan referensi sejarah film kita,” lanjut Adisuirya.

Salah satu contoh kasus tokoh perfilman Fred Young, yang produktif di era tahun 1950an.

“Dari belasan karya Fred Young hanya ada film ‘Kemala Dewa Dewi’ yang terasipkan di Sinematek Indonesia. Ini sangat disayangkan. Bahkan film-film hebat pada masanya seperti ‘Turang’ sama sekali tidak tersimpan dan entah dimana,” katanya.

Oleh karena itu, Adisurya mengimbau kepada produser film agar rajin menitipkan filmnya ke Sinematek Indonesia yang terletak di lantai IV Gedung Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan.

“Secepatnya saya juga akan mengirimkan surat resmi ke seluruh produser, agar mereka mulai lagi menyerahkan film ke Sinematek,” katanya. (mam)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *