oleh

Gaya Hidup Sederhana Membawa Kebahagiaan Hakiki

Oleh : H. Nurshobah Abdul Fattah, S.Ag., M.Si

BARU-BARU ini berita dihebohkan oleh gaya hidup mewah yang menghinggapi pejabat dan keluarganya, anak dan istri. Juga tentu gaya hidup mewah kalangan lainnya. Biasanya gaya hidup mewah terbanyak adalah kalangan artis dan selebritis, namun kita juga melihat banyak menghinggapi berbagai kalangan.

Gaya hidup mewah adalah gaya hidup yang mementingkan penampilan diri dengan memperlihatkan hedonisme dan konsumerisme. Ukuran hidupnya adalah keyakinan bahwa kebahagiaan dapat dicapai hanya dengan mencari kesenangan duniawi sebanyak-banyaknya dan selama-lamanya.

Fokus hidupnya hanyalah pemenuhan hasrat dan kenikmatan pribadi. Makan, minum, belanja dan sepanjang hidupnya hanya menghabiskan waktu dan uang.

Dengan perkembangan medsos yang sedemikian pesat, gaya hidup mewah menjadi impian berbagai kalangan. Karena itu untuk memenuhinya apapun dilakukan meski dilakukan dengan berbagai cara yang kurang fair dan tidak terhormat: korupsi, kolusi, memanfaatan kekuasaan dan jabatan untuk menimbun lumbung harta dan kekuasaan demi kepuasan pribadi dengan memperlihatkan gaya hidup mewah tanpa berempati kepada mereka yang nasibnya kurang beruntung. Yang penting bagi mereka adalah bahwa citra diri adalah segalanya.

Kekayaan dalam Pandangan Islam

Islam sama sekali tidak melarang setiap orang untuk memiliki harta yang banyak, karena memang secara nalurinya manusia cenderung demikian. Dalam Surat Ali Imron ayat 14 Allah Swt berfirman: ”Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa wanita, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah dan ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.”

Jadi memang manusia tidak bisa menghindari untuk tidak mencintai segala yang disebutkan pada ayat di atas. Namun jangan lupa seiring dengan ayat tersebut, dalam Firmannya yang lain Allah juga berfirman: “Sesungguhnya Kami menjadikan segala apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk Kami uji mereka, siapa di antara mereka yang terbaik amal perbuatannya.” (QS Al-Kahfi:7).

Ayat ini mengajarkan bahwa segala hal yang kita miliki berupa harta benda dan yang semacamnya menjadi ujian kehidupan. Ujian tersebut berupa sejauhmana manusia memanfaatkan segala kelebihan harta dan benda yang dimilikinya untuk kemaslahatan diri, keluarga dan juga tentu orang lain sesama manusia. Jadi bukan semata-mata untuk kepentingan dirinya sendiri, melainkan juga untuk kemaslahatan umat manusia. Disinilah dalam Islam ada yang bernama zakat, infaq dan shodaqoh (sedekah), yang berfungsi untuk mendidik jiwa manusia agar tidak serakah dan berlebihan dalam menggunakan kekayaan dan kekuasaannya. Apalagi sampai pada menzolimi manusia lainnya.

Saat memiliki kelebihan harta manusia diingatkan bahwa dalam hartanya itu Allah titipkan hak-hak mereka yang berhak menerimanya, seperti fakir, miskin, orang terlantar, orang yang diperbudak dan semacamnya. Manusia juga diingatkan agar juga menginfakkan hartanya untuk kemaslahatan umat manusia, seperti bantuan untuk yayasan, rumah ibadah, lembaga-lembaga sosial dan juga bermurah hati untuk selalu siap bersedekah dengan mereka-mereka yang kebetulan bernasib malang dan kurang beruntung.

Pola Hidup Sederhana Membawa Kebahagiaan

Pola hidup sederhana membawa kebahagiaan Pola hidup sederhana yang diajarkan Islam terdiri beberapa aspek: Pertama, bahwa nikmatilah harta dan kedudukan yang dimiliki oleh seseorang sebatas kebutuhan yang harus dipenuhi. Dalam hal ini Allah berfirman: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (pahala) negeri akhirat, tetapi jangan melupakan bagianmu di dunia. Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (Al-Qashas:77).

Pada ayat ini Allah menerangkan empat macam nasihat dan petunjuk agar memperoleh kesejahteraan di duia dan di akhirat. Bagi mereka yang dianugerahi kekayaan melimpah hendaklan ia memanfaatkan di jalan Allah, untuk mendekatkan dirinya kepada Allah dan memperoleh pahala sebanyak-banyaknya di dunia dan akhirat. Kemudian, setiap orang dipersilahkan untuk tidak meninggalkan sama sekali kesenangan dunia, baik berupa makanan, minuman, pakaian serta kesenangan-kesenangan lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran yang telah digariskan.

Nasihat berikutnya adalah bahwa setiap orang harus berbuat baik sebagaimana Allah telah berbuat baik baginya, berupa membantu orang-orang yang memerlukan, menyambung tali silaturrahmi dan lain sebagainya. Sedangkan nasihat yang keempat dari ayat ini adalah setiap orang dilarang berbuat kerusakan di atas bumi, dan berbuat jahat kepada ssama makhluk, karena Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.

Jadi menurut ayat ini secara keseluruhan adalah bahwa setiap orang harus dapat menjamin dirinya bahwa harta kekayaan dan kekuasaan yang dimilikinya membawa maslahat kebaikan bagi dirinya dan sesamanya di dunia dan di akhirat, dan bukan sebaliknya membawa kerusakan di sana sini yang membuat dirinya kehilangan keseimbangan hidup karena mengikuti selera dan hawa nafsunya dan kehilangan hubungan silaturrahmi dengan sesamanya karena pola hidup mewah dan hedonisme, mempertontonkan kekayaan, citra diri yang membuat iri mereka-mereka yang tidak memiliki sebagaimana yang dimiliki oleh mereka yang bergaya hidup mewah.

Harta dan Kekuasaan Akan Dipertanggungjawabkan

Kedua, gaya hidup sederhana yang diajarkan Islam adalah bahwa semua harta benda dan kekuasaan yang kita miliki dan nikmati akan dipertanggungjawabkan di akhirat nanti.

Allah berfirman: “Bermegah-megahan telah melalaikan kalian, sampai kalian masuk ke dalam kubur. Sekali-kali tidak! Kalian akan mengetahuinya (akibat perbuatan kalian itu).

Kemudian sekali-kali tidak! Kelak kalian akan mengetahuinya. Sekali-kali tidak! Sekiranya kalian mengetahui dengan pasti, niscaya kalian benar-benar akan melihat neraka jahim, kemudian kalian benar-benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiri, kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu).” (QS. At-Takatsur ayat 1-8).

Ketiga, bahwa gaya hidup sederhana juga karena dilandasi oleh rasa syukur terus menerus karena telah dianugerahi kehidupan yang baik dan serba kecukupan. Dalam Islam harta hakikatnya adalah bukan miliki manusia melainkan milik Allah dan hanya dititipkan dan dipinjaman untuk dibelanjakan demi kemaslahatan. Dengan banyak bersyukur manusia akan hidup dengan penuh rendah hati karena memang tidak merasa memiliki apa-apa meski kenyataannya memiliki kekayaan dan harta yang melimpah.

Segala harta dan kekuasaannya akan dibelanjakan dan dinikmati sesuai dengan tuntunan agama karena itulah yang terbaik. Orang yang bersyukur akan memiliki ketenangan yang paripurna. Mereka tidak takut kehilangan harta bendanya dan merasa bahagia batinnya karena hiudpnya penuh dengan ridho Allah dan dicintai dengan sesama karena sangat dermawan, tidak pernah lupa untuk menunaikan zakat, gemar berinfaq dan sedekah.

Nabi muhammad saw bersabda: “Orang dermawan itu dekat dengan Allah, dekat dengan surga, dekat dengan manusia dan jauh dari neraka. Sedangkan orang bakhil itu jauh dari Allah, jauh dari surga, jauh dari manusia dan dekat dengan neraka. Sesungguhnya orang bodoh yang dermawan lebih Allah cintai daripada seorang alim yang bakhil.” (HR.

Tirmizi).

Akhirnya bagi orang-orang yang beriman yang selalu bertawakkal dalam hidupnya hanya kepada Allah swt menjadikan takwa menjadi tujuan hidupnya. Adapun segala perhiasan yang ada pada mereka, baik berupa harta benda dan kekuasaan, serta kenikmatan hidup di dunia hanyah alat dan jembatan menuju kehidupan hakiki, yaitu bahagia, selamat dan sentosa di dunia dan lebih dari itu di akhirat.

Semoga kita dapat mencontoh prilaku hidup sederhana sebagaimana yang banyak di contohkan oleh orang-orang baik sejak zaman Nabi Muhammad saw sampai zaman kita ini. Artinya di antara mereka-mereka yang memiliki gaya hidup mewah dan glamour masih terdapat mereka-mereka yang hidup dengan gaya sederhana meski harta dan kekayaannya melimpah ruah. Aamiin, ya robbal ‘aalamiin. (*/ta).

*Rois Syuriyyah PRNU Sukabumi Utara Kebon Jeruk Jakarta Barat.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *