oleh

Dua Amaliyah Memuliakan Bulan Rajab

POSKOTA.CO-Alhamdulillah kita sudah memasuki Bulan Rajab 1444 H. Bulan Rajab adalah salah satu di antara bulan Haram atau bulan yang sangat dimuliakan Allah Swt selain Bulan Muharram, Dzulhijjah dan Dzul Qa’idah. (QS. Attaubah: 26).

Karena itu sudah sepatutnya kita muliakan Bulan Rajab ini sebagaimana Nabi Muhammad saw juga telah memuliakannya. Dalam sebuah haditsnya beliau bersabda: “Sesungguhnya Rajab adalah bulan Allah yang agung. Kemuliaan dan keutamaannya tak tersaingi oleh bulan-bulan lainnya. Pada bulan ini diharamkan berperang dengan orang-orang kafir. Adapun Sya’ban, itu adalah bulanku, sedang Ramadhan adalah bulan umatku. Maka barang siapa berpuasa sehari saja di Bulan Rajab, ia akan mendapatkan keridlaan Allah Swt yang sangat besar dan jauh dari kemurkaan-Nya, serta tertutup baginya salah satu pintu neraka.”

Syaikh Abdul Qadir al-Jailani dalam Kitabnya al-Gunyah menerangkan bahwa rajab terdiri dari riga huruf ra’-jim’-ba’. Masing-masing memiliki arti. Ra’ mengusung nilai Rahmatullah (Rahmat Allah), jim mengandung nilai judullah (kemurahan Allah), dan ba’ mengandung nilai birrullah (kebaikan Allah). Dengan demikian Bulan Rajab mengandung nilai-nilai luhur yang diperoleh bagi mereka yang berniat bersungguh-sungguh meraihnya. Meraih rahmat tanpa ada balà dan musibah, meraih kemurahan Allah swt dan meraih kebaikan-Nya yang tidak pernah kering dan terus akan mengalir. Bagaimana cara memuliakan Bulan Rajab? Banyak cara untuk memuliakan Bulan Rajab, namun dalam tulisan ini disampaikan ada dua amaliyah penting untuk memuliakannya.

Pertama, muliakanlah Bulan Rajab dengan banyak melakukan puasa. Dianjurkan kepada kita untuk dapat berpuasa di sepuluh awal Bulan Rajab dengan berbagai kelebihannya. Jika tidak, dapat melakukan puasa Senin dan Kamis atau pastikan tiga hari dalam sebulan kita berpuasa.

Jangan biarkan diri kita tidak berpuasa selama Bulan Rajab belum berganti. Nabi Muhammad saw bersabda: “Maka barang siapa berpuasa sehari saja di Bulan Rajab, ia akan mendapatkan keridhaan Allah yang sangat besar dan jauh dari kemurkaan-Nya serta tertutup baginya salah satu pintu neraka.”

Ridha Allah SWT adalah Dambaan Setiap Hamba

Ridha Allah Swt adalah dambaan setiap hamba yang juga berarti jauh dari kemurkaan-Nya kepada kita. Karena dengan keridhaan Allah swt lah membuat kita selalu tergerak untuk berbuat baik dalam segala hal yang mencakup peningkatan iman, peningkatan ibadah dan bermuamalah kepada sesama manusia dengan penuh kebaikan, kejujuran dan akhlkak mulia.

Berpuasa adalah upaya mendekatkan diri sedekat-dekatnya kepada Sang Pencipta. Dengan berpuasa berarti kita peduli dengan diri sendiri. Tidak mudah menuruti hawa nafsu. Terus melatih diri untuk berani mengatakan “tidak” terhadap kemunkaran, kezholiman, sesuatu yang haram, pelanggaran terhadap norma sosial dan agama. Disamping puasa juga menyehatkan. Suumuu tashihhu, berpuasalah niscaya akan sehat, sebagaimana Sabda Nabi saw.

Kedua, mari kita muliakan Bulan Rajab dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah sholat kita. Sebagaimana telah maklum bahwa peristiwa Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad saw terjadi pada Bulan Rajab tanggal 27. Inti dari Isra dan mi’raj adalah menerima perintah solat sebanyak lima waktu sehari semalam yang akan menjadi kewajiban bagi umat Islam.

Meningkatkan kuantitas sholat berarti memperbanyak rakaat dalam sholat. Hal ini bukan berarti memperbanyak dengan menambah rokaat dalam sholat lima waktu, subuh, zuhur, asar, maghrib dan isya, tetapi menambahnya dengan melaksanakan sholat-sholat sunnah, baik sholat sunnah rawatib yang mengikuti salat lima waktu, sebelum dan sesudahnya, maupun salat sunnah sesuai hajat kebutuhan seperti salat sunnah hajat, tahajjud, istikharah dan lain sebagainya.

Salat fardhu lima waktu ibaratnya adalah modal sedangkan salat sunnah adalah keuntungan dan bonus bagi orang beriman. Kenapa? Karena banyak terdapat fadhilah keutamaan sholat sunnah antara lain: dapat menutupi kekurangan salat fardhu, “Sesungguhnya amal seorang hamba yang pertama kali dihisab adalah sholatnya. Jika sholatnya bagus maka dia beruntung dan selamat. Namun jika sholatnya buruk maka dia sengsara dan

merugi. Jika ada kekurangan dari sholat fardhunya mempunyai pahala sholat sunnah untuk melengkapi kekurangan sholat fardhu. Kemudian seluruh amalnya seperti itu” (HR.Muslim). Selain itu, kutamaan sholat sunnah yang lainnya adalah diangkat derajatnya oleh Allah Swt.

Perbanyaklah Sujud kepada Allah

“Perbanyaklah sujud kepada Allah, sesungguhnya jika engkau sujud satu kali saja maka Allah akan mengangkat derajatmu dan Allah akan menghapus kesalahanmu.” (HR. Muslim).

Kemudian yang tak kalah penting di antara keutamaan sholat sunnah adalah sebagaimana diceritakan seorang sahabat Nabi saw bernama Rabi’ah bin Ka’b Al-Aslami yang bermalam di rumah Rasulullah Saw, lalu menghampiri beliau dengan membawa air wudhu. Kemudian Nabi saw berkata, “Mintalah kepadaku sesuatu.”

Lalu Rabi’ah menjawab, “Aku ingin menemanimu di Surga.” Rasulullah bertanya lagi, “Ada permintaan selain itu?” Rabiah mengatakan lagi, “Itu yang aku minta.” Nabi Muhammad saw kemudian bersabda, “Bantulah aku mewujudkan keinginanmu dengan memperbanyak sujud (sholat).”

Masih banyak lagi keutamaan sholat sunnah berdasarkan hadits-hadits Nabi Muhammad saw dan keterangan para ulama. Jadi perbanyaklah melakukan sholat sunnah disamping melaksanakan kewajiban sholat lima waktu yang memiliki banyak keutamaan yang sayang sekali jika tidak dibiasakan melakukannya.

Selain memperbanyak tentu juga sepatutnya meningkatkan kualitas dan mutu sholat kita. Meningkatkan mutu sholat adalah tidak hanya cukup telah melaksanakan kewajiban sholat lima waktu sesuai syarat dan rukunnya dan secara syariat kita sudah terbebas dari dosa, melainkan lebih dari itu adalah bagaimana sholat yang kita lakukan berdampak baik bagi diri kita. Bukankah sholat itu dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar? (QS. Al Ankabut: 45).

Dalam sebuah hadits diriwayatkan bahwa Nabi saw ketika akan sholat memerintahkan bilal untuk adzan dengan ucapan ‘arihnaa bissholah”, senangkan kami dengan sholat. Dalam Riwayat lain ketika beliau saw menghadapi persoalan yang pelik dan berat beliau pasti akan melakukan sholat sunnah. Beliau pun menjadikan sholat sebagai permata hati, waju’ila qurrota ‘ainii fissholah. (HR. Ahmad dan Annasa’i).

Begitu pula sepatutnya bagi kita umatnya mencontoh beliau yang senang sekali ketika akan melaksanakan sholat dan memanfaatkan sholat untuk mengadukan segala persoalan hidup kepada yang punya kehidupan itu sendiri, yaitu Allah Swt. Dengan demikian sholat yang kita lakukan tidak hanya sebatas menggugurkan kewajiban melainkan juga membawa dampak positif bagi diri kita, membawa ketenangan batin, kebahagiaan dan pada akhirnya sholat yang kita lakukan menjadi ‘rem” dari segala perbuatan yang keji dan munkar, perbuatan yang melanggar norma agama dan sosial dan akan menjadi aib dan memalukan jika dilakukan. Semoga dengan memperbanyak ibadah puasa dan sholat serta meningkatkan kualitasnya Allah menambah keberkahan hidup kita. “Ya Allah berkahilah kami pada Bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikan umur kami pada Bulan Suci Ramadhan.” (HR. Ahmad). (*/ta).

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *