oleh

Gaspol Jangan Kasih Kendor

POSKOTA.CO – Pada suatu penugasan, kami tim pasukan dari Beira ( sofala province) diperintahkan untuk mengambil mobil di Maputo head quarter. Kami pukul 04.00 sudah diperintahkan stand bye di Bandara Beira. Udara sangat dingin kami semua memakai cebo atau tutup kepala agar lebih hangat.

Kira kira pukul 05.00 kami naik pesawat antonov menuju Maputo. Perjalanan kurang lebih satu setengah jam. Sesampai Maputo kami diberi waktu dua hari untuk dapat berkumpul dengan teman2 dari negara masing masing. Sudah lebih 5 bulan kami tidak melihat ibu kota Mozambique.

Suasana lebih ramai dan lebih hidup dibanding saat kami datang pertama kali. Saya bersama letnan Joko Lukito, Kapten Andi takdir, Mayor normaseri berkeliling keliling kota melihat lihat suasana. Pada hari pemberangkatan kami dikumpulkan di base came logistik, kurang lebih ada seratus kendaraan yang kami bawa melalui jalan darat.

Brijen Pol Chryhnanda DL saat berpangkat Letnan satu Satu

Kami dengan model konvoi per sepuluh kendaraan yng dipimpin seorang mayor marinir dari amerika.situasi boleh dikatakan lebih kondusif namun jalan jalan masih rawan atas ranjau yg ditanam para gerilyawan. Yang menanam lupa karena tidak dipetakan dan ditanam sebar lebar titik2 nya tidak beraturan.

Perhatian yang disampaikan berulang ulang adalah hindari kontak fisik dan tidak melakukan konflik . Kami tetap jaga jarak dan disiplin waktu tidak boleh berhenti sembarangan. Kami melakukan perjalanan hanya para siang hari. Malam hari tidur di kamp militer argentina.

Jarak tempuh Maputo Beira kurang plebih 1.500 km. Pemberhentian2 pun kami tidak boleh sembarangan mengingat situasi dan kondisi di luar kota mash ada kemungkinan serangan dari gerilyawan. Kami berangkat pagi pagi sekitar pukul 8 pagi. Satu petugas satu mobil.

Berangkat dlam kelompok 10 mobil dan dilanjutka kelompok berikutnya. Saya tidak tahu bagaimana mayor Burhan mampu bernegosiasi shg kami bisa berdua dalam satu mobil. Pada hari pertama perjalanan kami lancar dan sore hari kami masuk kamp militer argentina. Kami tidur di tenda tenda lapangan dg field bed.

Letnan Satu Chryshnanda bersama warga setempat

Pada hari kedua perjalanan langsung menuju Maputo perjalanan kurang nyaman kurang lebih 100 km jalan aspal dibuat alur alur entah untuk ranjau atau apa. Setelah kami melewati jalur tsb sebelum berhenti istirahat siang saya melihat mobil mayor Nosmaseri ngebut sekali gaspol dan saya khawatir ada sesuatu saya ikuti dan tiba tiba di dekat posisi banyak semak mobil berhenti.

Saya pun berhenti dan terkejut mayor Normaseri berlari lari sambil membawa botol air. Saya berteriak :” bang ada apa?”. Beliau menjawab :” perut perut ga bisa dikasih kendor ” jawabnya. Saya masih bingung apa maksudnya : ” apa itu bang?” Saya berteriak lagi. ” mules dul…” jawab beliau.

Oalah … saya dengan mayor Burhan terbahak bahak. (cdl) Doa kami semoga berbahagia di Surga buat almarhum Bang Normaseri, Bang Andi takdir, bang Tri parnoyo kartiko, bang Joko Lukito dan pak kuswandi. Fajar menyingsing Jalarta 14 pebruari 2021

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *