oleh

Ekomuseum Tangkuban Perahu Lembang

SIAPA yang tidak tahu keberadaan Gunung Tangkuban Perahu? Gunung yang memiliki sejarah berbentuk legenda ini pasti banyak yang mengetahui. Apalagi setelah mendengar kisah Sangkuriang dan Dayang Sumbi. Ya, kisah Sangkuriang dan Dayang Sumbi ini adalah awal mula adanya Gunung Tangkuban Perahu ini. Gunung Tangkuban Perahu terletak di Jalan Raya Tangkuban Perahu, Cikahuripan, Lembang, Bandung, Jawa Barat.

Gunung Tangkuban Perahu memiliki pemandangan yang sangat indah, apalagi pada kawah Gunung Tangkuban Perahu. Penduduknya pun ramah kepada wisatawan lokal maupun mancanegara. Seperti yang sudah diketahui bahwa area Gunung Tangkuban Perahu ini terdapat banyak pohon pinus serta di sekitarnya hamparan hijau kebun teh. Sungguh menakjubkan sebagai anugerah Ilahi Robbi.

Menurut penulis, area Gunung Tangkuban Perahu ini dapat dijadikan ekomuseum. Alasannya? Koleksinya berupa batuan gunung merapi dan benda di sekitar kawah gunung, seperti adanya penjelasan geologi mengenai jenis batuan termasuk bahan material gunung merapi dapat menjadi pendukung ekomuseum.

sumber: https://www.anekawisata.com/serunya-wisata-tangkuban-perahu-di-bandung.html

Selain itu, koleksi yang dapat dipamerkan selain material gunung merapi dan kawah, dapat dipamerkan pula sejarah meletusnya gunung merapi ini, seperti erupsi pada tahun 1829, 1846, 1896, 1900, 1910, 1926, 1935 dan terakhir 2019 silam.

Jika dilihat di bidang sastra dan kesenian, ekomuseum Tangkuban Perahu ini dapat memamerkan cerita legenda Sangkuriang dan Dayang Sumbi, baik dalam bentuk storytelling biasa, maupun berbentuk pertunjukan teater, yang dapat diadakan beberapa bulan sekali (tergantung banyak tidaknya pengunjung yang datang).

Souvenir pun dapat diperjualbelikan pada  ekomuseum ini yang tentunya bertemakan Tangkuban Perahu. Untuk lokasi ekomuseum nya bisa di sekitar area pintu masuk Tangkuban Perahu, bukan di area Tangkuban Perahu nya.

Fasilitas, sarana dan prasarana nya sudah mendukung. Mengingat di area Gunung Tangkuban Perahu juga banyak penjual souvenir yang berdagang, sehingga tidak terlalu mengganggu wisatawan.

Penjual souvenir membutuhkan tempat yang lebih leluasa karena pengunjung Tangkuban Perahu pun juga pasti akan banyak. Hanya saja, harus mencari tahu status Gunung Tangkuban Perahu, jika aman, maka ekomuseum dapat dibuka, tetapi sebaliknya, harus tutup. Sama halnya dengan tempat wisata Gunung Tangkuban Perahu itu sendiri.

Untuk mengembangkan ekomuseum Tangkuban Perahu, tentunya melibatkan warga setempat, Usaha Mikro Kecil dan Menengah [UMKM], pedagang kaki lima, lembaga swadaya masyarakat, pemandu wisata dan tokoh masyarakat Desa Cikole, Lembang dan sekitarnya.

Berdasar paparan ekomuseum Tangkuban Perahu ini, dapat disimpulkan bahwa Gunung Tangkuban Perahu memiliki pemandangan yang sangat indah serta memiliki legenda terkenal. Masyarakat selain mengetahui legenda Sangkuriang dan Dayang Sumbi, wisatawan akan dapat mengetahui sejarah meletusnya Gunung Tangkuban Perahu melalui ekomuseum ini.

Melalui ekomuseum pengetahuan masyarakat juga akan bertambah. Tidak sekadar cerita  legendanya, tapi juga pada bidang geologinya pun masyarakat mengetahui. Buka atau tutup ekomuseum tersebut, akan disesuaikan dengan kondisi atau status Gunung Tangkuban Perahu.

 

Zahra Safira [1907991]

* Mahasiswi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Jawa Barat

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *