oleh

PURNAMA PRAMBANAN ke- 79

Ini cinta yang sama namun berbeda
Bayu telah membuat dua wanita ini saling bercerita.
Mereka saling menggegam dan menitikkan air bening dari sudut mata.
Si ibu meminta dalam tanya tetapi bukan menghiba!

prambanan 70POSKOTA.CO – Pertanyaan Tante Anne membuat pikiran Diana yang sedang terbang terpaksa mendarat. Kakinya harus kembali berpijak ke bumi menarikan tarian luka. Lara yang selama ini Diana simpan dan dibawa pergi ke ibu kota, saatnya untuk diceritakan.

Bercerita seperti menoreh luka lama. Diana hanya berpikir Tante Anne berhak dan pantas tahu perkara dan prahara hidupnya. Cerita lara ini pasti akan tersampaikan kepada orang yang Diana cintai tetapi harus ia tinggal pergi.

“Tante Diana tidak punya banyak pilihan dalam hidup”
Diana membuka cerita laranya sambil tangannya memainkan tissue yang ada di tangannya. Ia duduk tegak mamun kepalanya lebih banyak tertunduk melihat gelas minumnya yang tinggal setengah isinya. Sesekali wajahnya tengadah untuk melihat raut wajah sedih Tante Anne yang sedang bercerita tentang anak semata wayangnya.

Tak banyak pilihan dalam hidupnya tetapi ia harus memilih. Mengalirlah dalam sendu yang dalam opera hidup Diana. Senja yang kian merangkak semakin mendukung suasana menjadi kelabu. Hanya warna itu yang paling cocok untuk menggambarkan cengkrama luka.

Tante Anne mendengar dengan seksama cerita hidup Diana. Di depannya ternyata duduk seorang wanita remaja tangguh, boleh dibilang Diana adalah wanita remaja perkasa.Sebersit amarah yang sempat singgah di hati Tante Anne sedikit demi sedikit cair. Lumer seperti salju yang terterpa hangatnya sinar matahari.

Ternyata sayap yang terpatah anak semata wayangnya, tak seberapa sakit dan perih dibanding cerita luka Diana. Sesekali Tante Anne pandang wajah Diana yang cantik, ia tidak menyangka ada novela kehidupan seperti ini!

” Ya ampun…Diana, kamu dihajar hingga babak belur oleh bapakmu sepulang dari rumah ini?”
Diana meneruskan ceritanya sambil tangannya mengusap dengan tissue air bening yang keluar dari mata. Ke dua wanita itu sesungguhnya sama-sama menangis, ada sebuah rasa yang sama di dalam dada mereka.

Tante Anne sekarang mengerti mengapa Bayu sangat kehilangan. Diana berbeda dengan remaja pada umumnya. Ini wanita istimewa dan pilihan anaknya menjatuhkan cintanya tidak salah.
” Tante sekarang sudah malam, Eyang putri berpesan agar Diana sudah di rumah pada jam makan malam”

Tante Anne bertanya kapan Diana Pulang, naik apa dan nomer telp serts alamat Diana di Jakarta. Hingga Diana keluar rumah dan menaiki becak Bayu belum pulang. By : Wita Lexia

(Bersambung)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *