oleh

Perlukah Tidak Berbelas Kasih

walhi cposkota.co – Ini adalah cerita yang bagus! Apa kalian pernah membacanya sebelumnya? Mengapa kita harus tahu tentang berbelas kasih dan juga tahu kapan tidak berbelas kasih? Di dunia kita, kita semua menghormati orang yang berbelas kasih? Lalu mengapa di sini dikatakan bahwa terkadang kita mesti bersikap tanpa belas kasihan? Siapa tahu alasannya?

Apa artinya berbelas kasih? Itu artinya bahwa orang itu sangat penyayang terhadap semua, apakah itu benar? Dia sangat murah hati, sangat pengertian, siap memaafkan orang lain, tak pernah menyalahkan orang lain, dan selalu penuh kasih. Inilah berbelas kasih. Ketika kita melihat orang lain dalam kesulitan, kita mengasihi mereka dan membantu mereka; ketika orang lain membuat kesalahan, kita memaafkan.

Lalu mengapa kita mestinya tidak menegakkan kualitas ini? Mengapa kita mestinya tidak selalu berbuat demikian? Bukankah ini cara yang lebih baik? Mengapa Konfusius mengatakan bahwa kita harus tahu kapan untuk tidak berbelas kasih? Apakah artinya? Siapa yang tahu? Cepat! (Seseorang menjawab: Ketika kita berurusan dengan orang jahat.) (Yang lain menjawab: Itu artinya mampu menjadi orang yang penuh kasih dan juga bisa memperlakukan orang lain tanpa kasih. Bersikap tidak baik terhadap orang artinya tanpa belas kasihan. Kita mestinya punya kedua kualitas.)

Benar! Kita seharusnya memiliki keduanya; yin (negatif) dan yang (positif) haruslah seimbang. Berbelas kasih ketika kita harus bersikap demikian; tapi ketika kita perlu bersikap tanpa belas kasihan, kita harus bersikap tanpa belas kasihan, inilah yang saya maksud dengan menjadi orang yang benar-benar baik.

Dalam kondisi apa kita mesti berbelas kasih atau tidak berbelas kasih? Misalnya, jika kita punya seorang teman yang mendapatkan kesulitan. Sebagai teman baiknya, tentu saja kita harus membantu dia, memberi dia uang untuk menjalankan usaha. Kelak dia mungkin menjadi mandiri. Jika dia punya uang, dia bisa mengembalikan kepada kita, tapi jika tidak, kita tidak terlalu peduli. Jika kita punya banyak uang, kita tidak keberatan jika teman-teman kita menggunakannya, atau jika saudara dan kerabat kita menggunakannya.

Jika orang itu tidak menggunakan uang itu untuk menjalankan usaha, tapi melakukan hal-hal buruk seperti berjudi, merokok, minum minuman keras, dan segala macam hal buruk, dan dia datang kepada kita untuk meminta uang lagi, maka pada saat itu kita tidak bisa terus berbelas kasih! Jika kita membantu dia menjadi orang yang buruk, orang yang tidak mandiri, maka semakin kita berbelas kasih kepadanya, semakin kita merugikan dia.

Dia lambat laut akan menjadi orang yang tanpa jiwa mandiri dan takkan mengembangkan kemampuannya. Pada akhirnya dia menjadi orang yang bergantung kepada orang lain, menjadi orang yang lemah, orang yang tanpa rasa malu atau bersalah, tanpa hati nurani, tanpa integritas, dan tidak layak menjadi teman kita. Dengan demikian, kita tidak hanya kehilangan seorang teman, tapi kita juga merugikan dia. Hidupnya akan semakin kecundang dan dia takkan bisa berdiri di atas kakinya sendiri. (bersambung)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *