
POSKOTA.CO– Setelah melalui proses yang cukup panjang akhrinya jadwal Kejurnas Motocross Indonesia ditetapkan sebanyak 12 seri.
Yang luar biasa seluruh seri tidak lagi di bawah bendera promotor nasional, namun sepenuhnya digarap oleh promotor daerah di bawah koordinasi masing-masing Pengurus Provinsi (Pengprov).
Ketersediaan pengurus provinsi menggelar kejurnas MX tentu saja patut diacungi jempol. Bagaimana tidak, mereka siap menggelar event dengan kualitas yang dijanjikan bakal tak kalah wah dengan kejurnas yang dihelat oleh pronas.
Padahal seperti diketahui, sponsor di dunia MX Indonesia tengah mengalami kemerosotan drastis sepeninggal sponsor salah satu rokok yang selama ini mengusung kejuaraan motocross nasional.
Ketiadaan sponsor besar menjadi tantangan tesendiri bagi para pengurus provinsi untuk tetap komitmen pada janjinya menggelar seri kejurnas. Tentu saja ini tidak mudah mengingat biaya penyelenggaraan satu event kejurnas motocross di pulau jawa saja bisa mencapai 300 jutaan.
Tantangan seperti ini bukan tidak disadari para pengurus provinsi, namun yang pantas diapresiasi semangat mereka membuktikan pengurus di daerah sanggup menggelar event kejurnas setara dengan pronas.
Seperti yang disebut Kabid Organisasi Pengprov IMI Jateng, Teo Fardoli, “Ketika saya mendengar penyelenggaraan Kejurnas MX Nasional tidak lagi dipegang pronas dan dikembalikan ke Pengprov saya melihat ini sebagai peluang untuk membuktikan daerah bisa menggelar kejurnas.” Teo juga juri motocross dan grasstrack.
Ia menilai sudah saatnya daerah-daerah bangkit dan bersatu memajukan nasib motocross Indonesia yang terancam terpuruk. “ini PR kita semua sebagai pecinta olahraga trail, untuk itu saya merasa bangga bisa menggelar kejurnas di tanah kelahiran saya,” kata Teo yang berjanji akan menggelar event semaksimal mungkin.
Sayangnya Jawa Timur yang justru dihuni banyak pembalap top nasional, malah urung menyelenggarakan kejurnas karena hingga tanggal yang ditetapkan pada 22 Januari silam, belum juga mendaftarkan diri secara resmi sebagai penyelenggara. Akhirnya Jatim pun dicoret dari penyelenggara kejurnas.
Frans Tanujaya didampingi Dadan HP alias Pak Kibot mengaku bersyukur, ternyata animo Pengprov menggelar kejurnas sedemikian besar. “Ini memunculkan harapan balap motocross Indonesia bakal bangkit, semoga ini menjadi momentum yang tepat dan melahirkan pembalap yang handal dan bisa diandalkan untuk maju ke level yang lebih tinggi yakni balap tingkat Asia,” kata Frans diamini Pak Kibot.
Bagi penyelenggaraan di luar pulau Jawa Bali, PP IMI menetapkan kebijakan promotor wajib subsidi biaya transportasi dengan nilai menyesuaikan kebutuhan biaya yang diperlukan. Misalnya untuk penyelenggaraan di Aceh, promotor wajib memberikan subsidi sebesar Rp 15 juta. Lain halnya dengan di Sumsel yang Rp 10 juta dan Papua Barat yang mencapai Rp 25 juta.
“Subsidi ini hanya wajib diberikan kepada top 15 besar kelas MX2, sementara MX2 Junior, SE 85, 65 dan kelas lainnya tidak wajib, karena untuk penyelenggaraan di luar Jawa – Bali hanya kelas MX2 yang akan diberi titel kejurnas,” kata Dadan HP.
Sementara untuk penyelengaraan di pulau Jawa dan Bali harus melaksanakan semua kelas Kejurnas ataupun semua kelas tambahan non kejurnas sesuai dengan peraturan PP IMI dan wajib mendaftarkan diri sebagai kejuaraan internasional supaya dapat diikuti pembalap asing.
“Event di Jawa – Bali diharapkan bisa bekerjasama dengan promotor yang memiliki perangkat standar internasional, misalnya gate start, pagar pengaman sirkuit, tenda VIP dll,” kata Frans yang mensyaratkan semua seri tanpa terkecuali wajib menggunakan transponder.
Dan yang tak kalah penting dalam proses pembuatan sirkuit wajib berkonsultasi kepada PP IMI untuk menentukan standar kelayakan sirkuit. “Seluruh sirkuit wajib diinspeksi dua minggu sebelum event dan apabila ini tidak diindahkan maka label kejurnas akan dibatalkan, ini penting agar sirkuit dibuat sesuai standar, bukan cuma layoutnya tapi juga bagaimana penempatan paddock, jalur ambulans, penonton dll,” kata Frans. (ar7)
Jadwal Kejurnas MX 2014
Seri I Sulawesi Selatan 23 Maret atau 27 April
Seri II Jawa Tengah 11 Mei
Seri III Sematera Selatan 18 Mei
Seri IV Aceh 25 Mei
Seri V Sulawesi Barat 8 Juni
Seri VI Sulawesi Tengah 15 Juni
Seri VII Bali 3 Agustus
Seri VIII Jawa Tengah 10 Agustus
Seri IX Jawa Barat 24 Agustus
Seri X Jawa Barat 28 Agustus
Seri XI Kalimantan Timur 12 Oktober
Seri XI Bali 22 November
Komentar