oleh

Pemprov DKI Harus Tanggungjawab Kerugian Akibat Proyek MRT

Situasi kemacetan proyek MRT
Situasi kemacetan proyek MRT

POSKOTA.CO – Pemprov DKI dan PT MRT harus bertanggungjawab terhadap kerugian ekonomi akibat pemborosan penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) karena kemacetan hebat yang setiap hari terjadi di hampir seluruh ruas jalan yang dipicu pembangunan proyek Mass Rapid Transit (MRT). Hal itu disampaikan Ketua Presidium Indonesia Traffic Watch (ITW) Edison Siahaan, Sabtu (19/7).

Menurut Edison, upaya yang dilakukan seperti pelebaran ruas jalan pada rute proyek MRT dan beberapa tindakan lainnya, tak mampu mengurangi kesemrautan lalu lintas yang berdampak kerugian ekonomi.

Ini bukti bahwa perencanaan, pengkajian dan upaya yang dilakukan PT MRT dan Pemprov DKI untuk mengantisipasi kemacetan sebagai dampak dari pembangunan proyek, belum maksimal.

Akibatnya, selain menimbulkan kemacetan yang mematikan aktifitas dan kreatifitas masyarakat, juga mengakibatkan kerugian ekonomi yang luar biasa. Bahkan ITW yakin, jumlah kerugian ekonomi akibat kemacetan karena pemborosan penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak jauh berbeda dengan nilai proyek MRT yang rencananya selesai pada 2016.

“Kami yakin jika para pakar ekonomi melakukan penghitungan, kerugian akibat kemacetan tidak jauh beda dari nilai proyek,” kata Edison.
Dia menambahkan, sedikitnya ada enam faktor penyebab kemacetan dan permasalahan lalu lintas yaitu faktor manusia, faktor jalan, kendaraan,tata ruang, faktor sistem-sistem dan faktor masalah sosial.

Tentu dibutuhkan ide-ide segar untuk mengatasi berbagai faktor penyebab kemacetan tersebut. Nah, salah satunya adalah pembangunan proyek MRT , tetapi harus diawali dengan pengkajian atau analisa secara mendalam, untuk meminimalisir dampak kerugian yang ditimbulkan.

“ MRT merupakan proyek terpadu dan berkesinambungan, tidak berdiri sendiri, tentu harus dilakukan upaya efisiensi, untuk mencegah kerugian yang bisa berdampak luas,” ujar Edison.

Dikatakan, lalu lintas merupakan urat nadi kehidupan masyarakat tentu harus aman,selamat tertib dan lancar. Lalu lintas juga merupakan cermin budaya bangsa maka harus ada transformasi perilaku masyarakat atau pengguna jalan. Kemudian, lalu lintas juga merupakan cermin tingkat moderenitas sehingga perlu penanganan secara terpadu, berkesinambungan yang didukung dengan teknologi.

MRT hanya salah satu solusi dari berbagai upaya untuk mengatasi masalah lalu lintas dan angkutan jalan, seperti kemacetan. Tetapi upaya untuk mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran (Kamseltibcar) lalu lintas harus diawali dari pembangunan perilaku masyarakat pengguna jalan dan kompetensi serta penegakan hukum. oko

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *