oleh

BNPT: ISIS DI INDONESIA IBARAT PAKAI BAJU BARU

ISISPOSKOTA.CO – Badan Nasional Penanggulangan Teroris menyatakan kelompok radikal “Islamic State of Iraq and Syria” (ISIS) di Indonesia hanya sekedar memakai “baju” baru dengan memakai nama tersebut, sedangkan paham dan ideologinya ada sejak 12 tahun lalu.

“Sudah 12 tahun kami memburu, tapi sekarang mereka memakai baju baru dengan nama ISIS. Kelompok teroris yang sudah ada yang mendukung khalifah otomatis juga mendukung ISIS,” kata Kepala BNPT Jendral Purnawirawan Ansyad Mbay di Pekanbaru, Selasa.

Hal tersebut diutarakannya saat menjadi “Keynote Speaker” dalam Seminar Nasional pencegahan paham ISIS dengan tema “Sinergitas Polisional dalam upaya pencegahan paham radikalisme menangkal dan menanggulangi bahaya ideologi ISIS”.

Turut hadir pula dalamacara itu, sebagai pemateri Wakil Menteri Agama Prof. Dr. Nasaruddin Umar MA dan juga Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama Prof. Dr. Said Agil Siraaj MA, Direktur Penindakan BNPT Brigjen Pol Petrus lendhard Golose, dan Direktur Ketahanan Seni, Budaya, Agama dan Kemasyarakatan kemendagri Budi Prasetyo, SH, MM, serta Presenter Aviani Malik sebagai moderator.

Ansyad menjelaskan bahwa ISIS merupakan salah satu kelompok radikal yang ingin mendirikan negara khalifah Negeri Syam yang mencakup Suriah, Irak, Lebanon, Jordania sampai dengan Turki. Akan tetapi hal itu dilakukannya dengan kekerasan mengatasnamakan agama.

Menurut dia, hal itu disebut dengan ideologi radikal yang artinya adalah gerakan perubahan c�pat melalui kekerasan. gerakan itu meyakini mereka adalah epresentasi islam yang sebenarnya sehingga pemerintah harus diperangi dan dimusuhi kalau bukan khilafah dan syariat islam.

“Kalau di Indonesia mestinya kalau mau negara Islam silahkan bicara karena ini adalah negara demokrasi. Tapi, mereka menganggap semua demokrasi adalah wujud kekafiran,” ucapnya.

Kapolda Riau, Brigjen Pol Condro Kirono dalam sambutannya mengatakan di Riau sampai saat ini belum ada ditemukan potensi ISIS dari pemetaan yang telah dilakukan intel, oleh karena itu penting dilakukan pencerahan sebelum paham tersebut bisa berkembang luas.

“Kami bangga masyarakat antusius mengikuti seminar ini. Diharapkan pemateri bisa memberi pencerahan terhadap bahaya paham ISIS itu,” ujarnya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *