oleh

Yakinlah Pada Diri Anda Sendiri

POSKOTA.CO – Kalau ada seribu orang yang tak yakin terhadap diri anda, itu hal yang biasa. Namun akan berbeda, jika anda sendiri tidak yakin dengan kemampuan diri anda.

Jika hal itu yang terjadi, maka akan menjadi masalah. Betapa tidak?, karena bagaimana anda bisa melangkah dan berbuat ditengah keraguan anda sendiri atas diri anda.

Seringkali dalam perjalanan kita untuk bertumbuh, kita sangat terpaku pada penilaian orang lain.‎ Seolah-olah penilaian orang lain itu adalah kenyataan mutlak. Padahal belum tentu seperti itu.‎

Yakinlah pada diri anda sendiri. Percayalah bahwa anda itu jauh lebih berharga di bandingkan barang apapun di dunia ini.

Saat ada orang lain salah dalam menilai diri kita, itu tak jadi masalah. Yang paling penting, teruslah memberikan semangat dan energi positif pada diri kita sendiri.

Tetap berusaha untuk meningkatkan nilai diri anda. Semakin nilai anda meningkat, semakin anda akan banyak di cari dan di perlukan banyak orang.

Bahkan uang pun akan datang mencari anda, sebab‎ pada dasarnya uang yang anda dapatkan adalah sebuah pertukaran nilai.
Kenapa demikian?, karena anda itu sangat bernilai. Kuncinya, tetap berpegang pada kata Tuhan dan bukan kata manusia. Apa kata Tuhan tentang diri anda, itu yang terbaik.

Kitab 1 Samuel 16:7b menegaskan, bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah. Manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.

“Jangan takut dengan omongan orang lain. Hidup kita ditangan Tuhan. Tuhan mempunyai agenda besar dalam hidup kita.
Rencana Tuhan masih segudang dan akan di nyatakan bagi anda. Teruslah tekun dalam segala keadaan. Jangan pernah lelah untuk terus mencoba dan bangkit. ‎Tetaplah berdoa, ‎sekalipun orang lain berkata negatif,”demikian kata Yapy Melianton Doroh, Majelis Jemaat GPIB Zebaoth Bogor.

Keputusan yang kita ambil, akan menentukan masa depan kita. Responlah hal baik yang akan menentukan apa yang tidak mungkin menjadi mungkin. “Yakin dan percayalah, bahwa bagi Allah tidak ada yang mustahil,”demikian Kitab Lukas 1:37 sebagai penegasannya.

”Dan Ia, Tuhan damai sejahtera, kiranya mengaruniakan damai sejahtera-Nya terus-menerus, dalam segala hal, kepada kamu. Tuhan menyertai kamu sekalian,” demikian kata Yapy mengutip 2 Tesalonika 3:16.

Atas pesan firman Tuhan ini, penulis ingin menyatakan, tak ada yang lebih mahal daripada diri anda sendiri. Sebuah ilustrasi yang ingin disampaikan penulis. Jika anda membawa guci dari dinasti Ming yang mahal. Apakah anda akan membawanya dengan cara pegang yang sembarangan, tidak memperhatikan langkah anda atau melemparkannya ke udara?

Ke-hati-hatian kita dalam membawa sesuatu, di tentukan oleh penghargaan kita terhadap barang yang kita bawa.
Ingatlah,‎ tidak ada yang lebih mahal daripada diri anda sendiri. Jika demikian, maka pertanyaannya,
apakah anda membawa diri anda sendiri dengan perhatian dan penghormatan kepada sesuatu yang sangat bernilai?

Janganlah tiru mereka yang membawa diri mereka seperti barang yang tidak berharga. Bawalah diri anda sebagai pribadi yang mahal. Jika sudah demikian, maka perhatikan apa yang terjadi. Banyak orang pandai namun dunianya sempit, sehingga‎ merasa hanya dirinyalah yang paling hebat, paling baik dan paling segalanya.

Cobalah bila bisa bercermin bahwa dunia ini sangat luas. Bahwa di atas langit masih ada langit. Bahwa sekuat apapun manusia masih ada yang lebih kuat lagi.

Janganlah mempertontonkan kelebihan kita, sebaliknya rendahkanlah hati, ‎karena hanya manusia yang mau berendah hati yang memiliki ”isi”.

Tak perlu menonjolkan diri, ‎karena yang sering menonjolkan diri yang sering kosong, ‎hingga akhirnya jatuh dalam ambisi.
‎Hiduplah dengan apa adanya dan sewajarnya. Jagalah pikiran, agar selalu selaras dengan perbuatan dalam suatu pengendalian diri yakni takut akan Tuhan.

“Kita mengenakan kekang pada mulut kuda, sehingga ia menuruti kehendak kita, dengan jalan demikian kita dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya. Begitu juga dengan sebuah kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak juru mudi.” Demikian penegasan dalam kitab Yakobus 3:3-4.

Bahkan Amsal 25:28 menegaskan, “Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya”. (#)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *