oleh

Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Kini ‘Tidur Panjang’

POSKOTA.CO –Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) yang menjadi kebanggaan warga Bandung, nasibnya cukup tragis. Mengapa tidak? Stadion yang dibangun dengan biaya ratusan miliar ini kini tertidur pulas akibat terlalu lama tidak digunakan dalam even-even sepak bola baik tingkat lokal, regional, nasional terlebih internasional.

‘ Ditidurkannya’ stadion megah dari even sepakbola selama ini memang sangatlah logis karena hasil pemeriksaan bangunan stadion mengalami keamblasan sehingga dipandang tidak layak untuk digunakan. Bahkan Persib dalam dua kali liga Indonesia tidak pernah menjamu tamunya di GBLA dengan alasan keamanan.

Lamanya ‘tidur’ sang stadion membuat warga Bandung kecewa bahkan berusaha untuk melupakannya. Stadion besar yang terletak di Gedebage hanya diingat warga Bandung setiap hari Minggu dan itupun bukan dalam kapasitas sepakbola melainkan pasar kaget. Sungguh mengerikan. Stadion semula dibangun untuk meningkatkan prestasi pesepak bola, kini malah dijadikan ajang jualan pada even pasar kaget.

Pada saat ‘Poskota Online’ menengok stadion, ternyata kondisinya sangat memprihatinkan. Di sekitar stadion bukan hanya sampah sampah berserakan, tetapi rerumputan pun tumbuh subur hingga mencapai ketinggian 60 cm. Tingginya rerumputan mampu menutup mata pengunjung yang akan melihat stadion dari dekat. “Oh stadion GBLA nasibmu kini,” kata Wawan,49, seorang warga asal Banjaran, Kabupaten Bandung.

Nasib buruk yang menimpa Stadion GBLA merupakan akumulasi masalah serius yang dialaminya. Setidaknya ada dua persoalan yang menggerogoti stadion, yakni persoalan hukum berkait kasus dugaan korupsi sehingga berimbas pada kualitas bangunan.

Tim ahli yang diturunkan pada waktu itu menyarankan bahwa stadion untuk tidak digunakan sementara waktu karena mengalami kerusakan sehingga mengancam keselamatan. Persoalan lainnya yang menidurkan stadion adalah belum jelasnya siapa yang bertanggungjawab untuk merawat stadion itu sendiri. Dua persoalan inilah yang diduga kuat penyebab pulasnya tidur GBLA dari kancah persepakbolaan.

Pandangan berbeda muncul dari warga Gedebage yang menyebutkan persoalan dibekukannya stadion karena pihak pemerintah salah mengambil nama stadion itu sendiri. “Nama Stadion Bandung Lautan Api itu panas. Api itu panas, artinya selalu menimbulkan amarah,” kata Didin,56, warga tulen Gedebage.

Panas yang dimaksud Didin adalah bermunculannya persoalan seperti diantaranya penganiayaan suporter hingga tewas, atau keributan keributan yang mengarah pada tindak kriminal. “Api itu simbol panas. Panas segalanya.”

Untuk mengademkan stadon, pria ini menyarankan adanya penggantian nama dengan nama yang indah. ” Kalau boleh usul saya berharap GBLA diganti dengan nama Stadion Rosada, atau Stadion Gedebage,” imbuhnya.

Stadion Rosada kata dia memiliki artinya stadion yang memimpin yang tentunya memimpin dalam hal pretasi persepakbolasn. Stadion Gedebage, artinya stadion penuh kebahagiaan. “Idealnya dua nama ini yang digunakan karena memiliki makna yang positif. Nama Rosada dan Gedebage jauh lebih elok ketimbang simbol api yang maknanya amarah. Nama itu dia.”

Terlepas dari persoalan tersebut bagi warga Bandung pada prinsifnya tidak mau tahu dan tidak mau pusing. Meski begitu mereka tetap berharap pemerintah setempat untuk segera mencari solusi jitu agar dapat membangunkan Stadion GBLA dari tidurnya.

Memang, GBLA saat ini sedang tidur, dan tak ada seorang pun yang sanggup membangunkannya. Meski begitu warga Bandung tetap merasa optimis karena diharapkan dalam waktu dekat stadion bisa bangun, bangun dan bangun tanpa harus tidur lagi sebagaimana diungkapkan almarhum Bah Surip melalui syair lagu bertajuk Bangun Tidur.

(Dono Darsono)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *