oleh

Keuniversalan Risalah Nabi Muhammad SAW

DASAR dan pokok bagi seorang muslim adalah mengimani apa yang dibawa Nabi Muhammad Saw. Mengimani bahwa beliau adalah Rasul Allah untuk semua makhluk, baik manusia, jin, bangsa Arab atau non-Arab, Ahli Kitab, Majusi, pemimpin, ataupun bawahan. Tidak ada jalan menuju Allah yang Mahatinggi kecuali dengan cara mengikuti Rasulullah Saw, lahir batin. Bahkan jika Musa, Isa, dan para nabi lain sempat hidup di zaman Nabi mereka wajib mengikuti risalah Rasulullah Saw.

Allah subhanahu wa Ta’ala telah berfirman, “Dan (ingatlah) ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi, ‘Manakala Aku memberikan Kitab dan hikmah kepadamu lalu datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada pada kamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya.’ Allah berfirman, ‘Apakah kamu setuju dan menerima perjanjian dengan-Ku atas yang demikian itu? Mereka menjawab, “Kami setuju”. Allah berfirman, ‘Kalau begitu, bersaksilah kamu (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi bersama kamu.” Maka barangsiapa berpaling setelah itu, maka mereka itulah orang yang fasik.” (QS. Ali ‘Imran, 3: 81-82).

Ibnu Abbas r.a. berkata yang dikutip oleh Said bin Ali Qahthani, “Allah tidak mengutus seorang Nabi kecuali dengan membawa perjanjian (perkabaran). Jika seorang nabi masih hidup, ketika diutusnya Muhammad, dia pasti beriman padanya dan membelanya dan menyuruh umatnya kalau Muhammad diutus mereka harus beriman kepadanya dan membelanya.”

Rasulullah saw. bersabda, “Seandainya Nabi Musa diturunkan lalu kalian mengikutinya dan meninggalkan aku, niscaya kalian sesat. Aku adalah bagian kalian dari para nabi, dan kalian adalah bagianku dari kalangan umat manusia.’ (HR. Baihaqi dari Abdullah ibnul Haris). Dalam hadits senada dinyatakan, “Seandainya Nabi Musa masih hidup di antara kalian, pasti tidak ada yang ia lakukan kecuali ikut padaku.” (HR. Ahmad).

Jangankan manusia biasa, bahkan seandainya Nabi Musa diikuti, lalu Nabi Muhammad Saw ditinggalkan, niscaya orang yang bersangkutan masih dikatakan sesat karena zaman sekarang adalah zamannya Nabi Muhammad Saw. dan semua orang yang ada padanya menjadi umatnya. Barangsiapa yang mengikuti kepada selain Nabi Muhammad Saw., maka ia akan sesat.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah bersabda, “Aku adalah penghulu anak Adam di hari kiamat, tanpa membanggakan diri, dan di tanganku terletak panji-panjian, tanpa membanggakan diri. Tiada seorang nabi pun di hari tersebut (hari kiamat) mulai dari Nabi Adam hingga nabi-nabi yang lainnya kecuali berada di bawah panjiku. Aku adalah orang pertama yang bumi terbelah karena aku keluar dari dalamnya, tanpa membanggakan diri, dan aku adalah orang pertama yang dapat memberi syafaat, serta aku adalah orang pertama yang diperbolehkan memberi syafaat, tanpa membanggakan diri.” (HR. Imam Ahmad melalui Abu Sa’id al-Khudri r.a.).

Hadits ini menceritakan tentang keutamaan nabi kita Muhammad Saw. Beliau adalah makhluk Allah yang paling mulia secara mutlak. Keutamaan dan kemuliaannya dapat kita baca melalui hadits ini yang menyatakan, bahwa Nabi Saw. adalah pemimpin semua anak Adam di hari kiamat kelak. Di tangan beliaulah terpegang panji Al-Hamdu (pujian). Semua nabi sejak dari Nabi Adam sampai nabi-nabi yang lainnya, berada di bawah panji beliau. Beliau adalah orang yang mula-mula bumi terbelah mengeluarkannya sebelum manusia lainnya. Beliau adalah orang pertama yang diizinkan memberi syafaat.

Jadi, begitu universalnya risalah Muhammad ini. Namun anehnya, masih ada orang yang mengingkari kenyataan tersebut, yaitu ada orang-orang yang mengakui Muhammad sebagai utusan Allah, tapi mereka berpendapat bahwa diutusnya Muhammad itu hanya untuk bangsa Arab. Dan ada juga orang-orang yang mengingkari secara total kenabian dan kerasulan Muhammad.

Mereka yang mengakui Muhammad sebagai utusan Allah, tapi berpendapat bahwa diutusnya Muhammad itu hanya untuk bangsa Arab, seharusnya tidak berpendapat demikian. Sebaliknya, ia harus membenarkan segala apa yang datang dari Allah Swt. Ia perlu melihat keuniversalan risalah yang dibawa Nabi yang telah menggantikan syariat-syariat yang ada sebelumnya.

Allah subhanahu wa Ta’ala telah berfirman, “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.” (QS. Al-Hujurat, 49: 13).

Rasulullah saw, bersabda, “Bangsa Arab tidaklah lebih baik daripada bangsa non-Arab. Tidak pula bangsa non-Arab tidak lebih baik daripada bangsa Arab. Bangsa yang berkulit hitam pun tidaklah lebih baik daripada bangsa yang berkulit merah. Bangsa yang berkulit merah pun tidaklah lebih baik daripada bangsa yang berkulit hitam-kecuali dengan taqwa”.

Rasulullah telah menjelaskan bahwa ia diutus untuk semua manusia. Beliau telah mengirimkan para utusan untuk menyebarkan risalahnya. Beliau juga telah mengirimkan surat-surat untuk para raja, kaisar, najasyi, dan semua penguasa di muka bumi ini, sebagai ajakan untuk masuk islam. Kemudian beliau memerangi orang-orang musyrik yang mengingkari kebenaran Islam, para Ahli Kitab, juga mengambil jizyah (pajak) dari mereka. Hal ini diberlakukan setelah mereka enggan untuk masuk islam. Jadi, seandainya ada yang beriman akan kerasulannya tapi tidak membenarkan apa yang dibawanya, hal itu sesuatu yang bertolak belakang.

Bagaimanapun manusia tidak bisa mengingkari kebenaran yang dibawa Muhammad Saw. Terbukti, manusia tidak ada yang mampu membuat al-Qur’an, sebagai mukjizat terbesar bagi Muhammad. Dengan kelemahannya itu, seharusnya manusia mengakui dan membenarkan semua yang dikabarkan Rasulullah Saw. Manusia mestinya membuang jauh-jauh kesombongan, sebab sifat ini bakal mendatangkan azab sebagaimana pernah terjadi pada umat-umat terdahulu.

Demikian, wajib bagi semua makhluk mengamalkan apa yang dirisalahkan Nabi Muhammad Saw. Kita wajib berhukum dan merujuk kepadanya. Allah telah menjelaskan dalam Al-Qur’an bahwa Muhammad Saw. adalah rasul bagi semua manusia dan menjadi penutup para nabi.

Allah subhanahu wa Ta’ala telah berfirman, “Katakanlah (Muhammad), “Wahai manusia! Sesungguhnya aku ini utusan Allah bagi kamu semua. Yang memilki kerajaan langit dan bumi, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, (Yaitu) Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya). Ikutilah dia, agar kamu mendapat petunjuk.” (QS. Al-A’raf, 7: 158).

Dalam firman-Nya yang lain disebutkan, “Maha suci Allah yang telah menurunkan Furqan (Al-Qur’an) kepada hamba-Nya (Muhammad), agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (jin dan manusia).” (QS. Al-Furqan, 25: 1). Dan dalam firman yang lainnya disebutkan, “…Dan Al-Qur’an ini diwahyukan kepadaku agar dengan itu aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang yang sampai (Al-Qur’an kepadanya) … “. (QS. Al-An’am, 6: 19).

Itulah penjelasan tentang keuniversalan risalah Nabi Muhammad Saw. bagi semua manusia yang terungkap dalam Al-Qur’an. Allah Subhanahu wa Ta’ala juga menjelaskan tentang risalah ini kepada para Ahli Kitab dengan firman-Nya, “Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al-Kitab dan kepada orang-orang yang ummi. ‘Apakah kamu (mau) masuk Islam.’ Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.” (QS. Ali-Imran, 6: 20).

Allah subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Azhab, 33: 40). Dalam firman-Nya yang lain disebutkan, “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiya, 21: 107). Juga dalam firman-Nya yang lain disebutkan, “Dan Kami tidak mengutus kamu melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.” (QS. Saba’, 34: 28).

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah menjelaskan bahwa ia adalah penutup para nabi, dan risalahnya merupakan ajaran yang universal, sebagaimana beliau bersabda, “Aku telah diberi lima perkara yang belum pernah diberikan kepada seorang Nabi pun sebelumku, Yaitu: aku diberi pertolongan dengan rasa takut (pada hati musuh) dalam jarak perjalanan sebulan; aku telah diberi kunci-kunci perbendaharaan bumi; bumi dijadikan untukku sebagai masjid dan alat untuk mensucikan; umatku dijadikan sebagai umat yang paling baik; aku telah diberi syafaat; para nabi diutus untuk kaumnya secara khusus, sedangkan aku diutus untuk segenap manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dalam riwayat lain disebutkan, “Nabi sebelumku diutus khusus untuk kaumnya, sedangkan aku diutus untuk semua manusia tanpa kecuali.”

Allah subhanahu wa Ta’ala telah berfirman, “Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu ia berkata, “Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tak ada ilah bagimu selain-Nya …” (QS. Al-A’raf, 7: 59). Dalam ayat yang lain disebutkan, “Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum ‘Ad saudara mereka Hud. Ia berkata, ‘Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada ilah bagimu selain-Nya …” (QS. Al-A’raf, 7: 65). “Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka, Shaleh. Ia berkata, ‘Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada ilah bagimu selain-Nya …” (QS. Al-A’raf, 7: 73). “Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Madyan saudara mereka, Syu’aib. Ia berkata, ‘Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada ilah bagimu selain-Nya …” (QS. Al-A’raf, 7: 85).

Dalam firman-Nya yang lain disebutkan, “… padahal Al-Masih berkata, ‘Hai Bani Israil, sembahlah Allah Rabb-ku dan Rabb-mu.’ Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan padanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolong.” (QS. Al-Ma’idah, 5: 72).

Ayat-ayat di atas menerangkan tentang para rasul yang berdakwah kepada kaumnya saja untuk mengenal Allah, yakni tidak ada ilah selain-Nya.

Dan dalam hadits yang lain disebutkan, “Perumpamaan aku dengan para nabi sebelumku seperti seorang yang membangun rumah, yang bagus dan indah kecuali ada kekurangan satu bata di sudutnya. Orang-orang berkeliling dan kagum melihatnya dan berkata: “Sayang mengapa bata yang satu (ditempatnya yang kosong) tidak dipasang. Akulah bata itu dan akulah penutup para nabi.” (HR. Bukhari).

Keuniversalan risalah Nabi ini berlaku untuk semua manusia dan jin. Juga berlaku sepanjang masa dan di tempat mana saja, sejak diutusnya beliau sampai hari kiamat kelak. Risalah beliau itu merupakan penutup segala risalah. Artinya, tidak ada lagi nabi atau rasul sesudahnya. Tidak ada lagi sumber syariat kecuali Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya. Dalam hal ini Rasulullah Saw. bersabda, “Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara. Kalian tidak akan sesat selama berpegangan dengannya, yaitu Kitabullah (Al-Qur’an) dan sunnah Rasulullah Saw.” (HR. Muslim).

Dengan demikian, setiap manusia dituntut mengimani keuniversalan Risalah Nabi Muhammad Saw. serta mengikuti apa yang diajarkannya, dalam hal ini Rasulullah Saw. bersabda, “Demi yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, jika ada seorang dari umat ini yang beragama Yahudi atau Nashrani mendengar tentang aku kemudian ia mati dalam keadaan tidak beriman kepada risalah yang aku utusnya, niscaya ia kelak termasuk golongan penghuni neraka.” (HR. Muslim).

Wajib disampaikan kepada mereka yang telah menyekutukan Allah bahwa para nabi telah mengajak kaumnya untuk menyembah kepada Allah, dan tidak kepada yang lain-Nya. Begitu pula alasan-alasan tentang ini telah disampaikannya kepada mereka. Tidak ada satu umat pun di dunia ini yang tidak mendapat rasul yang mengajak mereka untuk menyembah Allah Yang Esa, dan tidak ada sekutu bagi-Nya.

Allah Swt. telah berfirman, “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), ‘Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thagut itu’. Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).” (QS. An-Nahl, 16:36).

Dengan penjelasan dan keterangan di atas, maka jelaslah bahwa keuniversalan risalah Nabi Muhammad Saw. yang berlaku bagi semua manusia dan jin sepanjang waktu dan tempat sempai hari kiamat. Para nabi terdahulu diutus hanya untuk kaumnya masing-masing, sedangkan Nabi Muhammad Saw. diutus untuk seluruh umat manusia. Selain itu Nabi Muhammad Saw. adalah seorang nabi yang paling banyak pengikutnya karena syari’at beliau terus berlangsung hingga hari kiamat. Wallahu a’lam bish-shawwab.

Drs.H.Karsidi Diningrat, M.Ag

* Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN SGD Bandung
* Wakil Ketua Majelis Pendidikan PB Al Washliyah
* Mantan Ketua PW Al Washliyah Jabar

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *