oleh

PURNAMA PRAMBANAN ke-69

ILUSTRASI
ILUSTRASI


Ketika harga diri dihempas
Luka lara rasa itu pedih
Kala itu bukan ingin menangis
Tapi marah bukan sebuah kesombongan

POSKOTA.CO – Diana melaporkan kepada petugas tentang peristiwa yang dialaminya. Dia meminta pindah tempat duduk atau duduk di restorasi saja kalau tidak ada tempat kosong. Petugas menanyakan nomer gerbong dan tempat duduk Diana serta stasiun tujuan.

” Gerbong 3 tempat duduk saya nomer 16 A pak, ini tiket saya”
Petugas melihat catatan yang ada di tangannya. Sebentar kemudian memberi tahu kepada Diana kalau
di Gerbong 2 ada tempat duduk kosong. Petugas juga menanyakan, apakah orang yang kurang ajar itu
akan dilaporkan atau diturunkan di stasiun terdekat.
” Tidak usah pak, cukup saya yang pindah tempat duduk saja”

Polisi khusus dan Petugas berseragam yang bertugas mengontrol tiket kereta api mengantar Diana
hingga ke tempat duduknya yang baru. Mereka cukup ramah dan bertanggung jawab kepada penumpangnya.
” Kalau ada apa-apa jangan segan melapor mbak. Kami siap melindungi penumpang selama berada di
atas kereta api”

” Terimakasih pak, anda sudah melayani dan menindak lanjuti aduan saya dengan baik”

Malam kian larut ketika Diana mencoba untuk tidur. Bunyi roda kereta semakin kencang terdengar
ketika malam semakin sepi. Tempat duduknya yang baru cukup nyaman. Kebetulan di sebelahnya duduk
seorang ibu yang sudah cukup sepuh seperti Eyangnya. Kantuk sudah mulai hinggap, gelap malam di
luar tak menampakkan pemandangan lagi. Suara dengkur satu dua ada di gerbongnya.

Yogyakarta selain kota tempat Diana tumbuh besar, juga kota penuh kenangan. Ada kenangan buruk
yang sengaja ia lupakan tetapi ada kenangan indah yang tidak berhasil ia patahkan. Diana
memejamkan matanya dengan Mas Bayu ada di pelupuknya.

Mas Bayu hadir menjemputnya di Stasiun Tugu Yogyakarta. Mengenakan kaos putih dan celana jeans
yang robek di dengkul sebelah kanannya. Menanti dan mencari-cari Diana. Kekasihnya tetap ganteng
dan keren dalam balutan pakaian sederhana gaya anak remaja , Diana melambai-lambaikan tangannya
tetapi Mas Bayu tak melihatnya.

Betapa lunglai hati Diana ketika Mas Bayu ternyata menjemput wanita lain. Wanita cantik yang
dijemput itu tersenyum sekilas lalu jatuh dalam pelukan hangat Mas Bayu. Mereka berpelukan
disaksikan Diana dari kejauhan!

“Kenapa menangis nak?” Tangan keriput wanita tua yang duduk disebelahnya menyentuh bahu Diana dan membangunkannya dengan lembut! ( bersambung By : Wita Lexia)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *