oleh

PURNAMA di PRAMBANAN Bagian ke- 9

prambanan 2POSKOTA.CO – ” ihh…Om Bambang jorok, kata ibu guru di sekolah, kita tidak boleh buka baju di depan orang!” Diana kecil cukup cerdas untuk anak seusianya. Dia tidak mau menuruti keinginan Om nya walau iming-iming uang sangat menggiurkan untuk anak seusianya. Selain uang 500 rupiah, Om nya juga menawarkan es cream kalau Diana menuruti perintahnya. ” Ya sudah, pijitin dan injek-injek punggung Om saja yaaa”

Om Bambang di mata Diana kecil adalah orang baik. Itu alasannya mau disuruh menginjak-injak punggunggnya. Selama ini belum pernah Ia dimarahi atau dicubit seperti yang dilakukan oleh ibu sambungnya dan bapaknya. Hanya Om Bambang yang mau menyayangi dan memberi kemanjaan kepada Diana kecil….

Sewaktu acara pijat memijat rampung, Diana disuruh tidur di samping Om nya. Sejurus kemudian Diana sudah dalam pelukan sangat ketat dan setengah ditindih tubuhnya oleh Om nya. Jeritan sangat keras keburu keluar dari mulut mungil Diana sebelum Om Bambang sempat membekap mulutnya.

Meronta dan menjerit sekencang- sekencangnya dilakukan Diana dengan sekuat tenaga! Lembah Kali Code adalah sebuah perumahan yang sangat padat penduduk. Rumah saling berhimpitan dan rata-rata terbuat dari bilik bambu atau kayu. Ada beberapa rumah yang setengah dindingnya terbuat dari batu bata dan atasnya dari kayu. Keadaan ini yang membuat Om Bambang mengurungkan niat bejatnya. Jika jeritan Diana semakin menjadi-jadi, bisa-bisa ia dipukuli orang sekampung.prambanan

Selain Diana meronta sangat kencang, ketakutan terhadap reaksi tetangga kampung itu yang membuat Om Bambang melepaskan tindihannya! Ia tidak mau dihajar dan dihakimi masa meski hasrat sebagai bujang lapuk sudah ada di ubun-ubun!

” Om Bambang nakal….jerit Diana. Aku benci Om Bambang, nanti aku bilangin sama Tuhan”. Diana akhirnya lari keluar rumah sambil menangis. Dia pergi ke rumah tetangga sebelah yang rumahnya dempet dengan rumahnya. Ia ingin menangis dan mengadu kepada Mbok Djum. Orang yang sering menghiburnya ketika ibu sambungnya memarahinya. Pelukan Mbok Djum membuat Diana kecil merasa aman dan nyaman.

Bayu dan Diana harus mencari tempat berteduh. Rintik -rintik air hujan datang seperti ingin memberi suasana romantis kepada mereka. Kalirurang di siang jelang sore itu nampak gelap oleh kabut yang menyelimuti serta air hujan yang datang dengan lembut. ” Mas kita neduh di bawah pohon itu yuk,disitu ada tempat duduknya.”

Tangan bayu tak permah melepaskan genggamannya. Mereka berjalan kebawah menuruni beberapa anak tangga, langkah mereka ayun agak cepat menuju pohon besar yang ditunjuk oleh Diana. Suasana benar-benar sepi saat itu. Tak ada pengunjung di Telaga Muncar….hari Senin waktu yang sangat pas untuk pacaran dan mengungkapkan selaksa rasa dalam pagutan lembut bibir-bibir remaja.

Panah cinta yang belum lama Bayu lepaskan ke dada Diana tepat menghujam ulu hati Diana. Ciuman lembut Bayu mendarat kembali di bibir Diana , mereka nikmati romansa remaja sambil duduk di kursi di bawah pohon. Tempat yang mereka anggap cukup tersembunyi dan sepi!

Ciuman yang ke dua di bawah pohon besar, coba Diana nikmati sebiasanya. Ia ikuti kuluman lembut bibir kekasihnya. Ia belum tahu caranya sehingga ia biarkan Mas Bayu memainkan bibirnya. Yaaa…Diana menikmati sensasi rasa ciuman yang membuat seluruh tubuhnya tergetar.

Hujan besar menghentikan ciuman mesra itu. Mereka berdua lari menuruni anak tangga menuju warung-warung yang ada di bawah untuk berteduh. ( Bersambung…..)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *