oleh

1.300 PASIEN CUCI DARAH TERBANTU PROGRAM “JKBM”

Kenjeran menjelang malam
Kenjeran menjelang malam

POSKOTA.CO – Sekitar 1.300 pasien di Bali yang harus mendapatkan pelayanan cuci darah telah terbantu lewat layanan gratis program Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM).

“Jumlah 1.300 pasien cuci darah itu baru untuk 2013 saja, dengan anggaran yang tersedot mencapai Rp45 miliar,” kata Kepala Biro Humas Pemprov Bali Dewa Gede Mahendra Putra di Denpasar, Selasa.

Ia mengemukakan cuci darah gratis seumur hidup merupakan pengembangan layanan JKBM yang mulai dilaksanakan sejak awal 2013, sedangkan program JKBM sudah diluncurkan Pemprov Bali sejak awal 2010.

Pengembangan layanan itu, lanjut dia, merupakan sebuah respons untuk menindaklanjuti besarnya harapan masyarakat agar JKBM dapat menanggung cuci darah yang biayanya lumayan menguras kantong pasien. Untuk sekali cuci darah, pasien harus mengeluarkan biaya sebesar Rp750 ribu. Padahal, setiap pasien rata-rata harus melakukan cuci darah satu hingga dua kali setiap minggunya.

“Bayangkan saja berapa besar dana yang dikeluarkan pasien untuk keberlangsungan hidupnya. Karena itu, layanan ini benar-benar dirasakan manfaatnya oleh mereka yang menggantungkan hidup dari alat hemodialisa atau cuci darah,” ujar Dewa Mahendra.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya menyatakan bahwa perkembangan penyakit tak menular (PTM) belakangan meningkat signifikan. Ironisnya, bila tak ditangani secara serius, PTM seperti hipertensi dan diabetes militus dapat berujung pada tindakan cuci darah.

“Fenomena ini antara lain dipicu oleh pesatnya kemajuan teknologi yang menurunkan gerakan fisik, pola makan dan diet kurang sehat, rokok dan alkohol. Jika dipersentasekan, angka PTM belakangan tercatat mencapai 80 persen, mengalahkan jumlah penyakit yang disebabkan infeksi,” ucapnya.

Yang lebih mengkhawatirkan, PTM menyumbang 60 persen untuk angka kematian. PTM yang banyak menyumbang angka kematian diantaranya hipertensi, jantung, kanker, paru-paru dan diabetes. Sederatan penyakit tersebut butuh proses yang panjang, biaya besar dan cenderung sulit untuk disembuhkan.

“Selain sebagai penyebab kematian, implikasi lain yang mengikuti penyakit tersebut adalah menurunnya produktivitas yang berujung pada masalah ekonomi dan kemiskinan. Karenanya, upaya pencegahan tetap lebih baik,” ujar Suarjaya.

Untuk pencegahan PTM, Diskes Bali telah mengkampanyekan gerakan “CERDIK”. CERDIK yang dimaksud adalah “Cek kesehatan teratur, Enyahkan rokok, Rajin gerakan fisik dengan berolah raga teratur, Diet dengan gizi berimbang, Istirahat cukup dan Kendalikan stres”.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *