Oleh : H. Nurshobah Abdul Fattah, S.Ag., M.Si
SEIRING dengan banyaknya kesibukan duniawi, khusyu’ dalam shalat menjadi sesuatu yang amat sulit dicapai. Padahal shalat adalah induknya seluruh ibadah, yang bila ia baik mak55a baiklah ibadah-ibadah lainnya. Namun bila ia rusak, karena tidak khusyu’ umpamanya, maka ibadah-ibadah lainnya akan terpengaruh.
Berikut ini adalah tips sederhana yang insha Allah dapat membantu anda untuk khusyu’ dalam shalat. Akan tetapi kuncinya ialah konsentrasi, konsentrasi, dan konsentrasi. Tips ini takkan berguna jika sejak dari awal anda tidak konsentrasi pada shalat.
Khusyu dalam sholat dimulai sebelum kita melaksanakan sholat. Karenanya, usahakan agar sebelum shalat anda dalam kondisi tenang. Lebih baik jika Anda telah berada di masjid atau mushalla anda sebelum adzan berkumandang, agar memiliki waktu luang untuk konsentrasi dan menenangkan pikiran. Mendatangi masjid atau musholla sebelum waktu sholat menandakan kesiapan dan keseriusan anda dalam sholat dan menghadap Tuhan Yang Maha Besar dan Maha segalanya.
Diawali dengan berwudhu untuk menyucikan lahir dan batin. Menyucikan lahir berarti membersihkan anggota wudhu seperti tangan, wajah sampai kaki, sedangkan menyucikan batin saat berwudhu kita menghadirkan taubat, menyesali dosa-dosa, menghilangkan dendam atau dengki, meninggalkan penipuan, keraguan, sombong dan meninggalkan cinta dunia, pujian dari makhluk dan pemimpin (Syeikh Nawawi Bin Umar Albantani/ Kitab Syu’abul iman) Kemudian dengarkanlah azan sebagai panggilan yang sempurna (da’watutaammah) yang mengajak kita kepada kemenangan sejati. Baru kemudian mendrikan shalat.
Dari berbagai keterangan ulama sholeh didapati keterangan bahwa setiap gerakan dan ucapan dalam shalat memiliki makna tertentu. Di saat kita melepas alas kaki bermakna: lepaslah dunia beserta alas kaki anda. Tunda pekerjaan dengan segala yang kita sedang dan akan lakukan karena yang ada hanyalah keinginan menghadap Allah swt saat sholat nanti.
Disaat mengawali shalat dengan niat semata karena Allah kita ucapan Allahu Akbar yang mengandung arti: tidak ada yang lebih besar dari Allah, apakah itu diri kita dan siapapun atau apapun makhluk di dunia ini.
Melemparkan Segala Urusan Dunia
Kemudian mengangkat kedua tangan yang mengandung makna melemparkan segala urusan dunia ke belakang dan kita campakkan, karena yang kita butuhkan adalah bertemu dengan-Nya. Pada saat kita berdiri setelah takbir kita membaca doa iftitah yang mengandung komitmen dan janji setia bahwa segala bentuk aktivitas kita di dunia hanya semata-mata karena mencari ridho Allah. (Inna sholati wanusuki wamah yaaya wama maati lillaahirobbil aalamiin.)
Kemudian kita membaca Al Fatihah. Sahabat Abu Hurairah ra. meriwayatkan dari Nabi bahwa Allah mengatakan: Aku membagi shalat untuk-Ku dan hamba-Ku dalam dua bagian, dan hamba-Ku akan mendapat apa yang dimintanya. Jika hamba-Ku mengucapkan: Alhamdulillahi robbil ‘alamiin (segala puji bagi Allah penguasa jagat raya), Ku-jawab: “hamidani ‘abdi” (hamba-Ku memuji-Ku).
Jika hamba-Ku mengatakan: “Arrahmanirrahim” (Yang Maha pengasih lagi penyayang), Ku-jawab: “Atsna ‘alayya ‘abdi” (hambaKu memujiku lagi).
Jika hamba-Ku mengatakan: “Maaliki yaumiddin” (Penguasa di hari pembalasan), Ku-jawab: “Majjadani ‘abdi” (hamba-Ku menyanjung-Ku).
Jika hamba-Ku mengatakan: “Iyyaka na’budu wa iyyaaka nasta’ien” (hanya kepada-Mu kami menyembah, dan hanya kepadaMu kami meminta tolong). Ku-jawab: Inilah batas antara Aku dan hamba-Ku, dan baginya apa yang dia minta…
Jika hamba-Ku mengatakan: “Ihdinassiraatal mustaqiem… dst” (tunjukkanlah kami jalan yang lurus, yaitu jalannya orang-orang yang telah Engkau beri nikmat. Bukan jalan orang-orang yang Kau murkai dan bukan jalan orang-orang yang sesat), Ku-jawab: Inilah bagian hamba-Ku, dan baginya apa yang dia minta (HR. Muslim).
Nikmati dan resapilah setiap ayat-ayat al fatihah yang kita baca dalam sholat dan membiasakan tiap kali membaca Al Fatihah bersikaplah seakan Anda mendengar jawaban Allah pada tiap ayatnya.
Tunduk Hati Kita Bersama Allah
Kemudian makna dari ruku adalah membungkukkan punggung untuk Allah saja, dan tundukkan hati kita bersamanya. Di saat kita kebanyakan tunduk dengan manusia yang terkadang mengajak kepada kebatilan.
Lalu kemudian berdiri dari ruku’ yang bermakna: segala puji bagi Allah yang menjadikan punggung Anda tegak kembali setelah membuktikan hanya tunduk kepada Allah.
Pada saat sujud kita meletakkan bagian tubuh yang paling terhormat –yaitu wajah- pada tempat yang paling rendah di bumi –yaitu tanah. Ingatlah bahwa kita berasal dari-Nya, dan akan kembali ke sana. Lalu kita mengucapkan “Subhaana Rabbiyal a’la” (Maha Suci Rabb-ku yang Maha Tinggi) 3x, agar makna tersebut semakin meresap dalam hati. kemudian duduk lalu sujud yang kedua: bersimpuhlah di hadapan Allah, dan sujudlah kembali, sebab sujud tidak cukup hanya sekali.
Pada saat tasyahud: Attahiyyaatul mubarokatus shalawaatut thayyibaat (Salam sejahtera, shalawat, dan segala yang baik adalah milik Allah) nikmatilah dan rasakan keagungan Allah ketika itu.
Assalaamu ‘alaika Ayyuhannabiyyu (salam sejahtera atasmu wahai Nabi) mengucapkan salam atas Nabi dan yakinlah bahwa Nabi membalas salam Anda. Nabi bersabda: “Tidak ada seorang hamba pun yang mengucapkan salam dan shalawat atasku, melainkan Allah kembalikan ruhku agar aku membalas salamnya”.
‘Assalaamu ‘alaina wa ‘ala ‘ibaadillaahisshaalihien (Salam sejahtera atas kami dan atas hamba-hamba Allah yang shalih, salamilah dirimu kepada Nabi saw dan sampaikan juga salam dari orang-orang yang sholeh di antara kaum muslimin kepada beliau saw.
Kemudian kita membaca Asyhadu allaa ilaaha illallaah’ wa asyhadu anna muhammadarrasulullah (Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah) dan yakinlah bahwa Allah ada meski engkau tak melihat-Nya dan begitu pula yakin bahwa Nabi Muhammad saw pernah memperjuangkan kita dan ummat manusia pada umumnya agar melakukan jalan selamat dengan mengakui Allah sebagai satu-satunya Tuhan dan mengikuti ajaran Nabi Muhammad sebagai ajaran yang Suci, mengajak kepada kesucian yang selalu akan kita junjung tinggi dalam kehidupan sehari-hari.
Dan akhirnya kita mengucapkan ‘Allahumma Shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad kamaa shallaita ‘ala Ibrahim wa ‘ala aali Ibrahim (Ya Allah limpahkanlah shalawat atas Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Kau limpahkan atas Ibrahim dan keluarga Ibrahim).
Teladanilah Keluarga Nabi Muhammad dan Ibrahim
Teladanilah kedua Nabi yang mulia ini, karena keduanya lah suri teladan terbaik serta berterima kasihlah kepada mereka yang telah mengajarkan kebaikan untuk kita, dengan mendoakan mereka dalam setiap shalat kita.
Kemudian selesai sholat kita dengan menyampaikan salam ke kanan yang ditujukan kepada malaikat pencatat kebaikan dan salam ke kiri kepada malaikat untuk menyampaikan aku telah bertaubat.
Lakukanlah dan latihlah sholat kita dengan memaknai setiap gerakan dan ucapan dalam sholat sebagaimana penjelasan para ulama di atas. Mohonlah kepada Allah agar dapat istiqomah dan diberikan kemudahan untuk mencapai derajat khusyu dalam sholat-sholat kita.
Jika kita dapat memaknai gerakan dan ucapan dalam sholat secara terus menerus tanpa kenal lelah maka sudah dapat dipastikan sholat yang kita dirikan akan akan diterima Allah swt dan membawa pengaruh terhadap diri kita lahir-dan batin. Terdapat tanda-tanda bahwa shalat seorang muslim diterima oleh Allah SWT. Tanda-tanda ini disandarkan pada sebuah hadits qudsi yang berbunyi:
“Sesungguhnya Aku hanya akan menerima shalat orang-orang yang merendahkan dirinya karena kebesaran-Ku, menahan dirinya dari hawa nafsu karena Aku, yang mengisi sebagian waktu siangnya untuk berdzikir kepada-Ku, yang melazimkan hatinya untuk takut kepada-Ku, yang tidak sombong terhadap makhluk-Ku, yang memberi makan kepada orang yang lapar, yang memberi pakaian kepada orang yang telanjang, yang menyayangi orang yang terkena musibah, yang memberikan perlindungan kepada orang yang terasing. Kelak cahaya orang itu akan bersinar seperti cahaya matahari. Aku akan berikan cahaya ketika dia kegelapan. Aku akan berikan ilmu ketika dia tidak tahu. Aku akan lindungi dia dengan kebesaran-Ku. Aku akan suruh malaikat untuk menjaganya. Kalau dia berdoa kepada-Ku, Aku akan segera menjawabnya. Kalau dia meminta kepada-Ku, Aku akan segera memenuhi permintaannya. Perumpamaannya di hadapan-Ku seperti perumpamaan firdaus.”
Sebagai penutup Allah swt berfirman:” beruntunglah orang-orang yang beriman. Yaitu orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya. Dalam Tafsir Kementerian Agama dijelaskan makna ayat ini: jika orang benar-benar khusyu dalam shalatnya dengan pikirannya selalu mengingat Allah, memusatkan semua pikiran dan panca inderanya untuk bermunajat kepada Allah. dia menyadari dan merasakan bahwa orang yang sholat benar-benar sedang berhadapan dengan Tuhannya. Demikian. Wallaahu A’lam. (ta)
*Rois Syuriyyah PRNU Sukabumi Utara Kebon Jeruk Jakarta Barat.
Komentar