oleh

Crisnanda: Kongkow Seni Bersama Gatot Eko Cahyono

POSKOTA.CO – Gatot Eko Cahyono ( GEC) seorang karikaturis juga pelukis dan seniman sekarang menetap di Kasongan. Gec dalam berkesenian membuka diri dan komunikatif dengan siapa saja. Tak pelit membagi ilmu pengetahuan. Jaringannya yang luas membuatnya selalu happy menikmati hidupnya.

Membahas seni dengan GEC dari sketsa lukisan patung pameran grafis sampi jual belipun ok. Asyik asyik aja dalam berdialog dengannya. Gec ringan tangan selalu sumringah renyah.

Orangnya proaktif cerdas lugas pemikirannya bernas. Awal mengenal Gec dari pak Darmaningtyas yang juga orang Jogja. Kongkow seni memang apa saja bisa tulisan ini dari Wa sejak agustus 2020 sampai dengan Januari 2021.

Gec : karya mas GM Sudarta, “badut politik”, 70×90 cm. di kanvas pak. Mas GM ini tergolong maestro karikatur Indonesia bersama Mas Pram juga Mas Dwi Koen. Mereka bertiga berteman dan akrab saling mendukung satu sama lainnya sejak kuliah di Asri ( sekarang Isi).

Mereka itu menjadi tonggak sejarah karikatur dan kartun di Indonesia setelah Agustin Sibarani. Ada priyanto s dan juga ts. Sutanto. Saya banyak belajar dengan beliau beliau itu. Apalagi dengan pak Pram saya benar2 dididik dlm membiat kartun maupun karikatur.

Cdl : terima kasih pak Gatot, saya kok melihat karya2 Ilustrator2 majalah buku2 di Indonesia yang sangat luar biasa ini kok sptnya ga kopen ya. Apakah karya2 original mereka masih ada di percetakan atau penerbitnya?

Gec : lha otu dia pak biasanya dibuang saja setelah dicetak. Mereka menganggap sudah selesai.

Cdl : wah sayang sekali ya padahal itu aset dan menjadi bagian literasibseni budaya di Indonesia. Pak gatot kenal dg banyak seniman tentu mereka punya banyak pengalaman yang bisa kita ajak diskusi sharing pad acara kamisan kongkow seni kampoeng semar?

Gec : iya pak ada pak Non O, armen amatiran, banuarli ambardi, mereka ilustrator dan kartunis dan banyak pelukis pengamat juga pematung pak. Ini ada titipan buku saking mas Banuarli, bapak pun caosi buku antologi puisi. Dandapat salam dari pak ons Untoro (pengelola Tembi rumah budaya)

Cdl : maturnuwun pak. Luar biasa ini

Gec : ge pak sami sami. tetap sehat SemangART nggih pak. Saya ini sekilas ada masukan saja untuk di sela-sela waktu diskusi kamisan KAMSEM, bisa diselipkan iklan pak. (Mungkin nanti kedepannya kalau pengikut diskusi semakin banyak). Saya pribadi sangat mendukung, semoga semakin maju, dan konsisten pak.

Cdl : maturnuwun pak panci kedah gadah komitmen soho konsistensi pak. Diskusi kamsem mugi temanya saget gayeng

Gec : Oh nggih pak ini nemu karya saya yang dimuat di suara pembaruan dulu. Ini artwork aslinya tahun 1990 pas maestro Affandi meninggal.

Cdl : menjadi kenangan dan sejarah juga pak

Gec : leres pak.wah saya sedang kurang sehat. Pada awalnya saya kira jerawat pecah di samping rongga hidung, tetapi kok malah menjadi seperti bisul besar, dan bengkak. Kemarin Ama adik saya diperiksakan ke dokter spesialis THT, dah dikasih obat. Nanti kalau gak mempan mau di foto Rontgen dan ditindak lanjuti, sakit nopo niki pak. Maturnuwun doanya pak.

Cdl : Semoga cepat kembali sehat nggih pak. Kita juga sedang mempersiapkan pameran tentang Tjokot dan cokotisme. Pak Gatot ikit menulis ya.

Gec : baik pak. Ino sudah ada pemikiran saya ttg cokot, mohon dicek dan tanggapan tentang tulisan saya, yang temaTjokot dan “Tjokotisme”. Apakah sudah sesuai atau belum nggih? Mohon masukan dan editing kalau sudah sesuai. Kalau belum sesuai, saya masih bisa nulis ulang.

ENERGI SPIRITUAL YANG MENIUPKAN “TAKSU” PADA SETIAP BATANG KAYU.

Nama lengkapnya adalah I Nyoman Tjokot, lahir dan dibesarkan dari keluarga petani di Tegallalang, Gianyar, Bali, tahun 1886. Figur Tjokot yang konon sangat rajin bertapa atau kontemplasi bermenung diri di pura, membuahkan sebuah energi spiritual yang sangat besar, sehingga pada tahun 1920 Tjokot memutuskan diri menjalani hidup sebagai seniman. Naskah kuno ajaran agama Hindu Bali menjadi inspirasi utama dalam melahirkan karya-karya patungnya.

Militansi, Konsistensi, Kegigihan, kepolosan, kejujuran, adalah elemen hidup yang membuat bersikap berani dan menjiwai pada karya-karya patungnya, patut dicatat dalam ikut mewarnai perkembangan sejarah seni patung di Indonesia . Saat awal-awal berkarya, Tjokot rela menjual karyanya sampai ke daerah Sanur, Kintamani, dan Ubud. Namun karyanya dihargai dengan harga yang rendah, bahkan konon ada yang dicicil segala.

Sampai ada kawan sesama seniman yang juga ikut merendahkan kualitas karyanya, hanya sebatas sebagai seniman kayu bakar. Dalam keteguhan dan kegigihan tanpa ada rasa pantang menyerah itulah suatu saat di Ubud Tjokot bertemu dengan dua seniman luar negeri, pelukis Rudolf Bonnet dan Walter Spies, yang keduanya justru memberi spirit/ semangat kepada Tjokot untuk tetap melanjutkan berkarya, hingga sampai akhir hayatnya, Oktober 1971.

Pada tahun 1960 an, karya-karya Tokot belum juga mendapat apresiasi yang baik dari masyarakat “negeri” sendiri, Bali. Tetapi sebaliknya sudah banyak karya Tjokot yang justru mendapat apresiasi baik di beberapa negara di Amerika, Eropa bahkan Asia Tenggara. Seorang sosok Nyoman Tusan, utusan kebudayaan dari Indonesia menemukan karya Tjokot di Filipina. Mulailah karya Tjokot diapresiasi sangat baik di Indonesia. Maka Tjokot diberikan anugerah seni “Wijaya Kesuma” pada tahun 1969, dan penghargaan kebudayaan kategori tanda kehormatan kebudayaan tahun 2015.

KARYA KARAKTERISTIK.

Karakter patung karya Tjokot sangatlah khas, pahatan-pahatan kasar yang ada pada setiap batang kayu, apapun bentuknya asli kayu itu, justru semakin membuat Tjokot semakin “nakal” untuk berkreasi, karena imajinasi akan simbol-simbol makhluk mitologi yang akan dipahatkan pada setiap batang kayu itu selalu mengalir lancar . Bentuk-bentuk makhluk gaib, mistis, magis, selalu dihadirkan dalam nuansa yang sederhana tanpa beban dan batasan. Ibarat sebuah mata air, imajinasi liar pada bentuk visual setiap pahatan pada kayu, selalu kelihatan harmonis, mengandung sebuah “pesan” ada yang mau diceritakan melalui pahatan. Bahkan kadang karyanya terkesan belum selesai.

Tetapi itulah karakter dan refleksi visual dari kekuatan energi spiritual yang matang dan imajinasi Tjokot yang tak pernah habis mengalir dari cerita mitologi Hindu. Setiap Batang-batang kayu selalu Ia “cumbu” dengan pahatan-pahatan kasar, tanpa disadari bahwa pesan visual pada karya patungnya itu selalu ada ditiupkan “ruh”/ “taksu”-nya, ada “pesan”nya.

Kalau pelukis Widayat bilang, karya seni rupa harus ada “greng” nya. Sehingga proses kreatif adalah sebuah kerja manajerial sang seniman /penggabungan antara elemen energi spiritual, imajinasi cerita mitologi dan ekspresi spontas, berjalan selaras tanpa beban. Sehingga karya patungnya selalu “enak” dilihat, direnungkan dari segala sudut. Meskipun ada kadang karya yang dibaluri air kapur, sehingga semakin kelihatan kuno, magis, primitif. Proses kreatif seorang maestro Tjokot yang otodidak, adalah belajar pada alam dan kehidupan.

Kehidupan spiritual dan naskah-naskah kuno cerita mitologi pada daun lontarlah salah satu unsur yang selalu tampak muncul pada setiap visual karyanya. Tjokot meyakini bahwa hukum karma (karmaphala ) dan reinkarnasi (purnabhawa), adalah merupakan bagian dari ajaran Hindu Bali sebagai landasan Hidupnya.

Banyak juga karya Tjokot yang terinspirasi oleh cerita mitologi Hindu. Refkeksi hukum sebab akibat, mitos, religi, yang tampak dalam imajinasi, bentuk-bentuk makhluk mistis dan magis, adalah yang membuat karya Tjokot berkarakter dan ber “taksu”.

Misalnya salah satu karyanya berjudul: “Komposisi makhluk mitologi”, 1965, koleksi Galnas, tampak terpahat ada beberapa makhluk mistis yang saling terkait tumpuk menumpuk tanpa sekat dalam bentuk batang kayu yang alami, namun justru itulah salah satu karakternya. Atau juga karya-karya lainnya seperti :” Panca Resi”, “Garuda”, Tri Murti”, “Batari Durga”, “Bima Bertapa” dan lainnya.

Meskipun sang Maestro Tjokot sudah tiada, namun karya-karyanya menjadi ” catatan tinta emas” dalam ikut mewarnai sejarah seni patung di Indonesia khususnya. Nama Tjokot bisa sejajar dengan nama seniman maestro patung Indonesia lainnya, sepeti Edhie Sunarso, Gregorius Sidharta, I Nyoman Nuarta dan yang lainnya. Karya “Tjokotisme” sampai sekarang masih dilanjutkan oleh anak, cucu, mungkin juga nanti generasi Tjokot selanjutnya.

Cdl : sae pak. Maturnuwun. Nanti kita gabungkan dengan tulisan2 yang lain

Gec : pangestunipun puji Tuhan, saya sudah sehat Niki. Kemarin kemarin saya di Kasongan, makannya ngawur, hingga tensi dan kadar gulanya tinggi. Trus ngungsi di rumah adik saya di Suryodiningratan, Yogya Sekarang sudah normal sehat niki pak.

Cdl : syukurlah pak. Kita bisa terus berkarya mempersiapkan pameran pak ipe maaruf.
Ini di fb ada karya mas Armen amatiran ada wajah saya dan pak Gatot bagus ini pak

Gec : Pancen bung Armen itu kalau urusan “mermak”wajah orang jago pak. Kapan kita bisa mengunjungi studio pematung Dunadi pak di krapyak. Dunadi ini bisa masuk dalam kategori seniman patung generasi muda yang sukses. Konsistensi dan energi semangat berkaryanya luar biasa.

Cdl : baik pak . Nanti kita bisa buat bincang bincang dan ngevlog juga

Gec : nggih pak.
Ini ada berita lelayu meninggalnya Ki Seno Nugroho dalang kondang yang pas pada puncak ketenarannya. Bikin trenyuh Saestu nggih pak. Sekelas pak Seno, memang sudah sepantasnya punya dokter pribadi nggih pak.

Kecapean kali pak, Niki wonten kabar malah tekanan darah rendah tosipun.Aneh juga nggih pak? Niki kadose kok bukan dokter spesialis jantung, kadose malah dokter jaga nopo nggih? Niki saya kroscek ke teman, ini ternyata video pak Seno pas masuk rumah sakit, yg sebulan lalu kok.

Cdl : nderek belonsungkowo pak panci kedah njagi kesehatan saking pikiran rumiyin. Seno nugroho dalang kondang gaul kreatif lucu inovatif andap asor. Tiyang sae niku biasanipun cepet dipun pundut Gusti pak.

Gec : leres pak.
Mantab pak sudah persiapan pameran pak ipe maaruf. Maaf saya bom bisa datang ke balai budaya, untuk bantu bantu pak. Tapi ide pameran ini sungguh luar biasa pak. Saya perhatikan sangat jarang sekali ada iven pameran seni rupa khususnya pameran seni patung cokot, sketsa pak ippe.Semoga pameran ini sukses, bisa bermanfaat untuk literasi dan menginspiradi para pematung muda khususnya, dan bagi bagi para perupa muda. Bisa juga menginspirasi masyarakat umum sebagai bahan pengetahuan tentang sebuah fase era perjalanan sejarah seni dan literasinya di Indonesia.

Cdl : ge leres pak

Gec : pak Chryshnanda. Saya ada usualan Niki pak, ada seorang pelukis Indonesia, dari Yogya, tetapi piawai memasarkan karyanya ke LN.dengan jaringan online. Nah ini bisa untuk bahan Narsum kamisan : bagaimana memarketibgkan karya di era medsos ini. Beliau ini pelukis lulusan FSRD ITB. Low profile sekali orangnya. Rumahnya di Tamantirto, kasihan, Bantul. Namanya Supantono Suwarno (pelukis sebagai Narsum diskusi kamisan). Luar biasa pengalamannya dalam hal digital marketing karya seni rupa.

Cdl: leres setuju pak .Meniko angsal Wa saking pak pramono kagem pameran tunggal karikaturipun. Meniko pak Gatot gadah ide?

Gec : Wah inggih pak, lha Monggo kalau misalnya bapak dan kampung Semar, juga Balai Budaya, bisa merealisasikan pameran tunggal pak Pramono ini. Bagus sih pak. Saya pasti akan membatu semaksimal pak Chryshnanda. Kira kira pripun Niki pak. Kalau pameran virtual, untuk pembayaran lebih murah pak, bisa dikerjakan mas Heri dkk dari Kampung Semar.

Cdl : kuko kalian rencang2 ugi sampun mikiraken meniko pak ananging ge panci kedah pun siapaken. Tema saking rencang2 sepakat : Guyon Maton Pramono : kritikbSosial yang Karikatural

Gec : sae meniko pak. Saya kira pas ya.
Teman saya buka galeri seni memiliki koleksi karya Suwaji, cat minyak di kanvas , 40×40 cm, Suwaji itu angkatannya Widayat, Aming Prayitno, Fadjar sidik. Sampun. Sepuh. Pak Aming juga masih Gesang. Sami sampun sepuh. Yeman saya ada juga yg mengkoleksi Otto Djaya, dan Sudarso.? Kawan saya orangnya nggih sekeco pak. Ini kawan saya ini bapaknya juga pelukis.

Dulu guru saya. Ini ada karya pak Awang, kolase, ukuran 60×60 cm. Romo Mangun dan kelompok Girli.(kali code). Karya kolase pak Awang Arifin, dari tempelan tempelan gambar dari berbagai majalah, terus di mix teknik lainnya, di pilox dll. Tekniknya agak unik Niki pak. Piyantun Semarang pak. Sampun sepuh ugi, sak kakaknya saya.

Cdl: pak suwaji pak aming pak fajar sidik pak widayat meniko mawstro2 ugi. Oto jaya sudarso ugi maestro di jamannya ge pak. Pak awang arifinNopo riyen ugi ilustrator pak awang arifin niku

Gec : Kartunis dan ilustrator pak. Bisa jadi seangkatan Ama Pak Goen wayang mbeling (almarhum) di Suara Merdeka. Ini saya ikut lomba karikatur anti hoax, yg diadakan oleh PAKARTI. Untuk ikut merayakan saja biar ramai pak. Lha ketuanya kan Agoes Jumianto, orang Yogya. Itu juga bisa untuk Narsum pak, tentang hal ihwal perkembangan seni kartun dan karikatur di Indonesia, sekaligus pas Ultah PAKARTI 13 Desember 2020.

Cdl : sae pak tetap semangat memang perlu mendukung kegiatan kegiatan seni dan budaya

Gec: pak apa kira kira mau ikut pameran “Obah Owah” oleh IPI (Ikatan Pelukis Indonesia) nanti tgl 16 Januari 2021 di pendapa art space, Yogya. Satu orang hanya boleh kirim 1 karya. Ini panitianya mbak Astuty Kusumo.Data karya maksimal tgl 30 Nov 2020By email ke panitiaipiakbar2021@gmail.com
Contak person
Sukoco : 085701798344
Diaz : 089669145559

Cdl: Saya ikut jg pak. Ukuran kanvas nembe didamel

Gev : Saya juga ikut, karya alit mawon Kulo.
Saya dapat info, lukisan Joko pekik: Berburu celeng, yg seharga 1 miliar milik pengusaha Mirota Yogya (pak Siswanto). Sekarang ada dibeli Prabowo, katanya dibeli 5 miliar.

Cdl: Lukisan sejarah

Gec : Iya pak betul, lukisan bersejarah.
Kalau lukisan Affandi yg ukuran besar, ya bisa sampai seharga 5 Miliar lho pak.

Cdl: Ge leres pak. Affandi jg kelas tinggi pak

Gec : Ini karya Dwiantoro, dosen ISI dulu. Ukuran 25×25 cm. Cat minyak.Mas Wiwi asli Magelang Niku pak. Adiknya Stephanus gro. Kawannya mas Yuli. Ada juga Karya Budi Siswanto, alumni ISI lukis, sudah meninggal. Ukuran folio, cat minyak di kanvas. Karya karyanya bagus bagus mungkinbsaja belam ada yang membahas jadi kurang dikenal.

Kapan kapan kita bisa kongkow ke pak Pekik., Dan banyak seniman craft juga. di Kasongan, seniman craft, namanya Andre Suryaman, studionya namanya Natural house. Saya pikir layak jadi tabungan Narsum diskusi kamisan, karena seniman Craft (selain bikin wayang kulit, dulu pernah ditampilkan). Kalau Andre lebih kepada seni craft untuk interior rumah. Andre juga punya lukisan cat airnya Dede Eri Supria. Lagi dicari pak. Kalau lukisan Dede yg paling banyak punya itu, Agus dermawan pak.

Cdl: Dede kuat pak dan sdh top jg laris karyanya Kita mmg sepwrtinya perlu mengangkat kembali yg terlupakan

Gec : leres pak Yg sdh top bisa jalan sendiri dan sudah banyak yang memperhatikan. Ini Pak Pram, suka ngendiko, guyon maton, atau guyon parikeno melalu gambar karikatur. Di situ ada kandungan kritik dan humor secara cerdas.

Cdl: GUYON PARIKONO PRAMONO PRAMUDYO : Kritik Komunikasi karikatural meniko sampun didamel pameranipun pak

Gec : Pun pas niki. Saya sarujuk pak.Niki saya iseng saja pak, Senin 7 Des. Bade ningali lukisan Affandi tahun 1972. Di jl. Kaliurang KM 8. Peninggalan embahnya, disimpan di gudang. Ada pistol asli segala lho pak. Nah, apa kemungkinan embahnya itu dulu pejuang, atau TKR, tapi kok punya lukisan Affandi 1972? Kalau liat goresannya dan TTD nya, goresan asli kadose.

Cdl : katah ingkang mulai paham bab seni budaya kadose e ge pak.

Gec : ini pak Bagong Subarjo sebagai seniman wayang juga mau untuk menjadi nara sumber di acara Kemisan ada nama depannya Bagong? Karena sering banget dapat job untuk menjadi figur Bagong Punokawan, karena secara fisik cocok dan karakternya pas. Dan akhirnya namanya menjadi Bagong Soebardjo☝️maaf salah tulis bukan Kussudiardjo.Kalau pak Bagong Kussudiardjo muda, dulu sangat suka menjadi penari sebagai Anggada atau Anila. Dulu Bagong Soebardjo juga laris sering dapat job jadi sinterklas.

Cdl: Hehehe rejekinya dr fisiknya jg. Pak susthanto sehat kondisinipun to pak.Pun dangu mboten kabar2an

Gec: Sehat pak. Kemarin dulu WA saya pas beliau ikut meeting zoome jelang ultah Pakarti

Cdl: Oh ya syukurlah. Kami sudah persiapan pameran karya karya pak pram ini pak

Gec : baik pak. Karya maestro itu dan mas GM juga mengakuinya pak. Lha rumiyin tahun 1960 an pak dahulu lebih duluan jadi kartunis di SH, karena kompas dan SH dalam satu gedung di petak asem, pak Subagyo PR (Pemred SH) dan pak Jacob Oetama (Pemred kompas). Pak Jacob minta tolong pak Bagyo untuk mencarikan ilustrator untuk kompas melalui pak Pramono, akhirnya pak Pramono menghubungi mas GM, dan langsung diterima pak Jacob tanpa tes. Pak Pramono kalau manggil mas GM, dik Darta. Sudah kayak kakak adik. Mas GM sangat hormat sekali pada pak Pramono.

Cdl: Sangat luar biasa

Gec : Maka kalau pas pak Pramono sering main ke rumah mas GM di Klaten, pak Pramono suka doain, dan mas GM nangis sesenggukan.Karena pak Pramono merasa prihatin atas ketidakharmonisan dalam mas GM membangun keluarga 2x “gagal” Kadang kasihan juga ya pak …

Cdl: Lha niku pak kehidupan

Gatot Cahyono SP kartunis: Inggih pak. Kehidupan Niku memang merupakan suatu misteri

Cdl: leres pak hidup niku misteri . Niki embe persiapan pameran pak pram kok pun dioyak ken membahas Nashar. Saya tentang Nashar ya tahu tetapi sedikit pak. Saya hatus berupaya caribreferensi tentang Nashar

Gec : Saya sedikit ingat baca baca, Nashar Niku TDK pedulikan bakat atau tidak dalam melukis, Namun lebih mengutamakan hasrat, yg menggebu-nggebu dalam melukis , untuk memenuhi kepuasan bathinnya.

Cdl : leres pak. Saya dapat banyak informasi dari pak aisul pak syah nagra cak kandar juga buku2 dar mas doni blero. Jadi bis banyak masukkan buat menulisnya. Model bagaimana ttg nashar sdh mulai tergambar.

Gec: iya pak semoga juga dapat berjalan dg lancar. Amin. Pak ini saya usulkan untuk tema diskusi kamisan, tentang animasi. Negeri kita itu termasuk yg agak ketinggalan dalam produksi seni animasi. Tasih kalah sama Jepang, Korea Selatan, Malaysia. Animator animator Indonesia yg handal blom tampak mengerucut nongol dengan produk produknya.

Cdl : betul pak wah ini seru diakusinya

Gec: pak RW mulyadi gadah cukilan kayu (cetakannya asli) karya Nashar. Saged pun cetak kathah.cetakan cukilan kayu/hard board ditemukan di balai budaya, untuk nambal jendela. Sumber RW Mulyadi .Saya tadi japri Ama mas RW Mulyadi, cetakan asli punya Nashar kayaknya gak dijual, trus saya minta diprint-kan dua karya saja. Saya lagi nunggu jawaban dia.

Cdl: Mangkih sedoyo crios 2 kulo tulis wonten serat 2 kulo.Kulo kraos enten lembah manah wonten cokot ipe soho pak pram. Namung babagan nashar kadosipun sami jumowo kulo mresani wonten medsos soho tiyang2 ingkang gadah crios. Meniko kulo pun lampahi piyambak mawon amargi meniko kados amanah pak nashar dateng kulo. Mangkih crios2 saget kagem njangkepi pemahaman kulo dumateng seninipun pak nashar.Ge kulo dereng nate pinanggih soho tetepangan.

Gec : Leres pak. Saya setuju. Meniko kok kulo gadah gagasan bab sosok pak Soenarto PR, pendiri sanggar Bambu, itu juga rasanya begitu. Hidupnya full untuk berkesenian, sampai akhir hayatnya.

Cdl : ge pak. Pak narto ugi sae meniko pejuang2 seni panci perlu pun angkat malih
Namung kok kulo gadah krenteging raos ingkang kiat kagem nyerat bab pak nashar. Kadosipun refleksi pelukisipun ugi hehehe. Pak nashar panci keras sak karepe dewe namung mboten kadonyan meniko mwn kekiatanipun

Gec : Apa nanti ada rencana bikin buku tentang sosok Nashar dan karyanya pak? Tulisan juga pendapat dari berbagai kawan kawan ?

Cdl: Ge saget pak kados bunga rampai

Gec : Nggih SAE pak, kagem nambah nambah literasi. Buku seni rupa, buku seni budaya itu sangat langka di negeri kita.

Cdl: Niki berat sak estu menawi sami mboten gadah kesadarn nulis lan dokumentasi

Gec : Kalau ada sosok salah satu anak Nashar, bisa di WWCR bikin kongkow pak. Bisa Sebagai saksi nyata fakta sejarah hidup bapaknya sebagai pelukis hebat. Atau bisa Gruo seniman Theresia nomor 37, sudah pada meninggal, ada pak Hamsad Rangkuti , Mochtar Lubis dll. Mereka tahu tentang kehidupan bohemian Nashar. Hamsad dan Mochtar Lubis dulu aktif di redaksi majalah sastra Horison di Balai Budaya, jl Gereja Theresia itu . Dan cerita mas RW Mulyadi, Nashar sering tidur di situ.

Cdl: Ge leres pak niki pak aisul pak syahnagra ugi nembe kulo ajak podcast. Cak kandar ugi.

Gec : Mantab pak.bagus pak. Spirit, Hasrat, kesadaran, kepekaan KPD lingkungan sosial, menyatu dalam proses kreatif melukis Nashar. Kebahagian Nashar, adalah bisa melukis hingga akhir hayat. Ternyata mbak Petty Niku pernah jadi muridnya Nashar selama setahun. Cukup kenal dekat. Tak suruh nulis gak mau pak. Coba nanti saya rayunya untuk ngomong ttg Nashar di WA saya. Agak pemalu orangnya pak.

Cdl: Hehehe pengalaman2nya ini menginspirasi.

Gec : Lha Niku pak, kesaksian hidup saat nyantrik melukis Ama Nashar. Barusan bung Itok bilang ke saya: besok jam 15 .00, baru bisa kirim tulisannya ttg pak pram.Niki kalian nunggu jawabannya mas Wahyu kokkang (kartunis koran Jawa pos), sudah saya japri tagih tulisan. saya gadah usulan, kamisan Minggu depan bgmn kalau kita tampilkan perupa HARDI (mantan anggota GSRB). Kita Kulik bagaimana menurutnya karya karya perupa Indonesia sekarang menurut dia. Mas Hardi Minggu depan saget pak dados narsum.Barusan saya tilpun.

Cdl: wah sae pak matur nuwun. Ngapunten niki nembe rapat pak.Buku pak pram dumy pertama pun dijilid dereng kuko edit saran pak pram saget pun besut pak darminto. Kulo pikiri2 meniko saking podcast forum kongsen penerbitan saget dados pembelajaran

Gec: leres pak. Saya kadang juga heran, kenapa justru para dosen akademisi seni, pada kurang peduli bikin tulisan atau buku ttg sosok sosok seniman yg karya karyanya bagus, tapi “terpinggirkan” dalam perkembangan sejarah seni rupa? Yang pemerintah juga kurang peduli nggih pak.

Tulisan dari mas Wahyu kokkang ttg pramono, malam ini mau dikirim pak. Mas Darminto itu, seorang pakar dan pengamat humor dan kartun Indonesia.Nah waktu bapak buka pamerannya pak Pramono di balai budaya, mas Darminto ikut di meeting di virtualnya. Dan saya baru saja tilpun mas Darminto, piyambake dengan senang hati sagah bantu bantu ngedit ttg tulisan tulisan di buku PRAMONO. Lha sumonggo.. teknisipun pripun pak. Nuwun pak.

Cdl : maturnuwun pak gatot jalan mulai terang.

Seni tidak ada habisnya karena ide gagasan perilaku dan alam yg mendukung membuat bagaima kita sadar peka peduli akan hidup dan kehidupan. Senibsebagai kebutuhan batin yang memang menjadi tugas dan tanggung jawab kita untuk terus dipertahankan dan ditumbuhkembangkan. (cdl)

(cdl)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *