oleh

Anggota MPR Abdul Kharis Yakin Masa Pensiun Jenderal Andika Diperpanjang Jadi 60 Tahun

POSKOTA.CO– Anggota MPR RI H. Abdul Kharis Almasyhari menilai jika Jenderal TNI Andika Perkasa sebagai Panglima TNI prestasinya bagus dan dibutuhkan dalam menjaga kedaulatan NKRI baik nasional maupun global di tengah memanasnya laut Natuna Utara atau China Selatan dengan Amerika Serikat dan Papua, maka bisa saja diperpanjang. Baik atas prestasi pribadi maupun perundang-undangan dari 58 tahun menjadi 60 tahun.

“Saya yakin Pak Andika Perkasa akan diperpanjang. Ada dua langkah; yaitu khsusus karena pribadi beliau, dan atau masa kerjanya. Sebab, kalau terjadi revisi UU TNI dimana usia pensiun perwira tinggi akan menjadi 58, lalu masa petingginya tidak juga dinaikkan misalnya menjadi 60 tahun. Tapi, feeling saya akan diperpanjang,” tegas Abdul Kharis.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Komisi I DPR RI FPKS itu dalam diskusi 4 pilar MPR RI bertema “Panglima TNI Baru dan Tantangan Ketahanan NKRI” bersama Dave Akbarshah Fikarno Laksono, ME. (Anggota MPR RI F-Golkar) dan pengamat militer Universitas Kristen Indonesia (UKI), Sidratahta Mukhtar di Gedung DPR RI, Senayan Jakarta, Senin (8/11/2021).

Dave Laksono mengatakan hal yang sama, kalau perpanjangan itu dimungkinkan. Di Amerika Serikat saja usia pensiunnya 64 tahun, tapi jika melalui RUU TNI, RUU ini belum masuk Prolegnas. Namun, ini soal teknis saja. “Sebenarnya bukan soal waktu, jika selama 1,3 tahun itu prestasinya bagus dibanding selama 3 tahun tapi tidak berbuat apa-apa, ya untuk apa?” ujarnya mempertanyakan.

Tapi, yang terpenting sesuai visi dan misi Pak Andika Perkasa kata Dave Laksono, hal-hal tekrait pertahanan dan keamanan negara yang harus diselesaikan antara lain masalah Papua, karena ada suplai senjata, peluru, dana dari korupsi dan sebagainya. “Juga, penurunan militer itu penting karena memang masih banyak pos-pos di darat, laut dan udara yang kosong,” jelas dia.

Lebih lanjut Abdul Kharis justru menilai masuknya Andika Perkasa ini sebagai kecerdikan dan kecerdasan Presiden Jokowi. Khusus terkait laut China Selatan, tak bisa dipungkiri selama ini China sangat kuat, sementara AS diam saja. “Lalu, AS membuat poros Aukus. Suka-tak suka Andika Perkasa ini didikan AS, tapi bukan berarti harus musuhan dengan China, ini menunjukkan bahwa Pak Jokowi ingin menjaga kedekatan yang sama,” tambahnya.

Abdul Kharis yakin Andik akan mampu menjalankan tugasnya tersebut. Apalagi dalam uji kelayakan di DPR, dia akan melakukan pendekatan diplomasi militer humanist. Sehingga penting bagi Andika untuk memberikan informasi yang benar dan berimbang terkait Papua dalam perkumpulan Asosiasi se-Asia Pasifik. ‘Jadi, kalau prestasi Andika bagus, penerusnya dipastikan akan melanjutkan diplomasi yang bagus. Tak mungkin setback,” tuturnya.

Sidratahta Mukhtar mengatakan bahwa AS bukan lagi sebagai negara superpower dan China sangat khawatir kalau Indonesia kerjasama dengan AS, India, Jepang dan lain-lain. Maka, wajar kalau China lebih agresif mendekati Indonesia.

“Ini antara lain yang mesti dipikirkan oleh Andika Perkasa dalam menjaga kedaulatan NKRI,” katanya singkat.(timyadi/sir)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *