oleh

Bayang-Bayang Basoeki Abdullah Inspirasi Perupa Indonesia

POSKOTA.CO – Sebagai bagian dari salah satu upaya memajukan dunia pendidikan terkhusus berkesenian di Indonesia, Museum Basoeki Abdullah memiliki agenda besar berupa kompetisi tiga tahunan yaitu Basoeki Abdullah Art Award dengan sasaran para perupa muda di bawah 30 tahun.

Kompetisi berskala nasional ini memiliki tujuan menggali potensi generasi muda perupa untuk berekspresi, serta menuangkan gagasan kreatifnya sesuai dengan tema yang ditentukan. Hingga saat ini Basoeki Abdullah Art Award telah dilaksanakan tiga kali yaitu tahun 2013, 2016 dan 2019.

“Basoeki Abdullah memang sudah lama meninggal, tapi karya dan citranya sampai sekarang masih hidup. Bahkan oleh Museum Basoeki Abdullah akan terus dihidup-hidupkan seiring generasi terus berganti. Maka karya-karyanya itu benda dan citranya adalah cahaya, sedangkan bayang-bayangnya antara lain adalah ratusan perupa Indonesia alumni peserta kompetisi dan pameran ‘Basoeki Abdullah Art Award (BAAA)’ hingga mereka yang simpati.

“Seperti kata Leo Tolstoy, semua keindahan hidup terdiri dari cahaya dan bayangan,” ungkap Yusuf Susilo Hartono selaku Pengantar Kuratorial Pameran Bayang-Bayang Basoeki Abdullah di Museum Basoeki Abdullah, Jakarta, Selasa (18/5/2021).

Karya-karya warisannya itulah, bersama pemikiran, semangat dan sejarah hidupnya, secara berkesinambungan telah digali dan dijadikan inspirasi maupun program kegiatan bagi Museum Basoeki Abdullah selama 20 tahun.

“Di bawah kepemimpinan Joko Madsono, yang dilanjutkan Maeva Salmah sekarang. Meski keduanya tak sempat mengenal langsung Pak Bas, apalagi para staf yang lebih muda, karena beda generasi, kecintaan dan rasa memiliki mereka pada Pak Bas sangat tinggi,” katanya.

Dari sekian banyak kegiatan Museum Basoeki Abdullah, salah satunya yang akrab dengan memori kolektif masyarakat, terutama kaum muda, adalah Kompetisi dan Pameran ‘Basoeki Abdullah Art Award (BAAA)’. Kompetisi berkala tiga tahunan tersebut bersifat edukatif dan apresiatif.

“Rasanya, sebagai wahana (re)branding Pak Bas bersama Museum Basoeki Abdullah secara berkesinambungan, sejak 2013, sangat efektif. Sampai sekarang kegitan tersebut telah berlangsung tiga kali. Pesertanya kalau ditotal hampir seribu orang perupa muda dari berbagai pelosok Tanah Air. Baik perupa akademis maupun autodidak, lelaki maupun perempuan, beragam latar agama dan suku,” tambah Yusuf.

Sementara itu, Kepala Museum Basoeki Abdulah Dra Maeva Salmah menyampaikan, karya hasil kompetisi ini tentunya menarik untuk dipublikasikan karena dapat memberikan banyak sekali sudut pandang yang berbeda. Di mata perupa muda karya-karya ini mampu memberikan pembelajaran serta motivasi berkarya lukis sehingga di kemudian hari akan muncul karya-karya yang lebih kompetitif,” katanya.

Dijelaskan Maeva, di mata seniman dan pemerhati seni, karya-karya ini mungkin akan menjadi sebuah inspirasi yang memantik imajinasi tak terbatas dalam alam pikiran khas anak-anak muda.

“Pameran ini adalah sangat berguna untuk menampung apresiasi masyarakat dan evaluasi untuk mempersiapkan terselenggaranya Ajang Basoeki Abdullah Art Award #4 di tahun 2022. Semoga tujuan mulia ini dapat terwujud,” ujarnya.

“Saya selaku kepala Museum Basoeki Abdullah mengucapkan terima kasih bagi sambutan antusias para juara kompetisi BAAA untuk berbagi motivasi. Dengan demikian maka pameran ini akan menjadi catatan tersendiri bagi Museum Basoeki Abdullah yang tentu akan menyimpan karya-karya para juara kompetisi BAAA menjadi salah satu bagian koleksi yang tak terpisahkan dari perjalanan sejarah,” tutur Maeva Salmah.

Kegiatan Pembukaan ‘Pameran Karta Pemenang Basoeki Abdullah Art Award 2013, 2016, 2019, dilaksanakan secara luring (luar jaringan) dan daring (dalam jaringan) dengan menerapkan protokol kesehatan. (miv)

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *