oleh

Wisma Graha Bina Nayaka Bogor Diduga Tempat ‘Human Trafficking’

POSKOTA.CO – Wisma Graha Bina Nayaka yang berlokasi di Ciawi, Bogor terindikasi menjadi tempat penampungan wanita muda untuk dijual.

Dugaan lokasi ini diduga menjadi tempat ‘human trafficking’ makin jelas, setelah ditemukan beberapa gadis muda dalam bangunan.

Sekelompok orang mendatangi lokasi ini, setelah adanya aduan dari beberapa orang tua yang kesulitan menghubungi anaknya yang telah direkrut dan menjalani proses pelatihan.

Dugaan perdagangan orang alias ‘human trafficking’ terbukti, setelah beberapa gadis muda yang ditanya mengaku, mereka akan dipekerjakan ke panti pijat Delta Spa di Jakarta.
Namun sebelum mereka diberangkatkan ke tempat tujuan, mereka lebih dulu diajarkan cara memijat dan cara berpakaian yang seksi.

Dari informasi yang didapat, lokasi penampungan ini didatangi warga, atas pengaduan DS. Ia mengaku SYT (19), anaknya sejak dibawa orang untuk kerja, sulit dihubungi. Hal yang sama juga dialami HT yang mengaku, anaknya SF (20) juga sulit berkomunikasi.

Keberadaan SYT dan SF yang hampir satu setengah bulan tidak bisa ditemui dan sulit berkomunikasi, setelah melamar kerja di sebuah perusahaan PT Delta Spa di bilangan Jakarta.

Karena merasa khawatir, orang tua menelusuri keberadaan SYT. Dari Amel, seorang pegawai spa, didapatlah kontak lokasi penampungan perusahaan di Ciawi, Bogor.

“Waktu itu Amel bilang kondisi anak saya SYT dalam keadaan baik-baik saja. Namun saya resah, karena beberapa hari kemudian, saya dapat surat dari anak saya. Isi beritanya, sudah merasa nggak nyaman dan dikekang orang-orang di sana. Bahkan dia minta dikirimin uang dan makanan,” kata DS kepada wartawan.

Sejumlah perempuan yang ditempatkan di penampungan Wisma Graha Bina Nayaka, berhasil dibawa pulang orang tuanya.

Masih kata DS, karena isi surat merasa tidak nyaman dan seakan dikekang dengan alasan aturan ketat yang mengharuskannya menjaga kondisi tubuh sesuai arahan dari pusat dan tiga hari sekali dikasih makan, dianggap DS sebagai hal yang tidak wajar.

Lokasi keberadaan anaknya juga ternyata bukan gedung resmi dari sebuah kantor cabang perusahaan, tetapi hanya sebuah bangunan wisma bernama Graha Bina Nayaka.

“Mungkin karena praktek dan caranya salah dan tak berizin, saat kami datang, dihadang beberapa satpam di depan pintu. Saya hanya minta anak saya dipulangkan. Kami berhasil masuk walau sempat dihadang. Satpam yang jaga arogan,” ujarnya.

Belakangan diketahui, jika Wisma Graha Bina Nayaka yang sedianya dijadikan sebagai tempat untuk training bagi pelamar kerja spa, terindikasi tak ubahnya sebagai tempat penampungan para pekerja ilegal ke luar negeri.

Pasalnya dalam wisma tersebut bukan hanya ada SYT dan SF sebagai korban, tetapi masih ada 24 calon pekerja spa lain yang semuanya perempuan dan berasal bukan hanya dari Bogor, tapi dari Subang dan Cianjur.

Dua korban yang berhasil dibawa pulang orang tuanya bercerita, jika pekerjaan yang dijanjikan, mengarah kepada pekerjaan asusila alias esek-esek.

“Kami diajarin cara mijit. Lalu bagaimana memuaskan pelanggan. Kemudikan cara berpakaian saat mijit juga harus seksi,” ungkap korban.

Kapolsek Ciawi Kompol Sahroni saat dikonfirmasi terkait dugaan tempat ‘human trafficking’ di wilayah kerjanya, belum merespons. (yopi)

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *