oleh

Masyarakat Tak Percaya Hoaks Galon Isi Ulang Sebabkan Gangguan Kesehatan dan Kemandulan

POSKOTA.CO – Isu hoaks bahaya air minum dalam kemasan (AMDK) galon guna ulang belakangan kerap dilancarkan oknum tidak bertanggung jawab. Meski banyak yang tidak percaya pada kabar tersebut, masyarakat berharap semua pihak berhenti menyebarkan informasi yang tidak jelas.

Rina Destiana, 28, warga Jakarta Selatan mengaku telah mengonsumsi AMDK galon guna ulang selama puluhan tahun. Namun tak sekalipun dia dan keluarganya mengalami gangguan Kesehatan, termasuk pada masa kehamilannya.

“Enggak percaya (air galon guna ulang sebabkan kemandulan) buktinya saya hamil. Saya berpikir hoaks aja sih itu,” kata perempuan yang sedang mengandung anak pertamanya tersebut.

Rina dan keluarga yang menghabiskan rata-rata dua gallon setiap pekannya mengaku bahwa setiap konsultasi ke dokter, tidak ditemukan masalah sekecil apapun pada bayinya. Ini menjadi bukti bahwa isu galon guna ulang menyebabkan kemandulan hanyalah hoaks, yang bertujuan  menjatuhkan produk tertentu.

Begitu juga dengan Imayanti yang biasa menghabiskan 3 air galon guna ulang setiap minggu. Wanita 37 tahun itu tidak percaya bahwa air galon guna ulang bisa menyebabkan gangguan kesehatan bagi manusia.

“Enggak percaya saya, dari awal kehamilan minum sampai sekarang enggak ada masalah,” kata ibu tiga anak ini.

Warga Bekasi ini biasa menggunakan air galon guna ulang bermerk untuk minum hingga memasak sehari-hari. Dia menegaskan, keluarganya sehat-sehat saja setelah mengonsumsi Aqua selama berpuluh-puluh tahun.

“Kenyataannya selama ini saya pakai air galon baik-baik aja, saya juga buat bikin susu anak, masih ada yang balita itu juga masaknya pakai air itu,” katanya.

Setali tiga uang, Gita Safitri, 30, juga menegaskan ketidak percayaannya terhadap hoaks dampak kesehatan galon guna ulang. Karena dalam sepekan warga yang tinggal di Depok beserta keluarganya ini bisa menghabiskan 4 hingga 5 galon guna ulang.

“Nggak ada yang sakit ya, biasa aja kita. Dari dulu juga udah minum air galon, nggak ada apa-apa,” kata ibu yang tengah mengandung anak kedua ini.

Pendapat serupa juga diungkapkan Adil Yusuf, 35. Pria yang berprofesi sebagai pengusaha ini sudah bertahun-tahun mengonsumsi dan biasa menghabiskan 3 galon setiap pekan. Dia tidak merasa ada keganjilan usai mengonsumsi air galon guna ulang.

“Sama sekali tidak ada kendala apapun, dan alhamdulillah saat ini kehamilan anak kedua juga sehat dari awal sampai sekarang dan mudah-mudahan sampai lahir sehat,” kata warga Jakarta ini.

Menurutnya, dampak galon guna ulang terhadap kesehatan masih perlu dikaji lebih dalam lagi sebelum dipublikasikan. Dia mengatakan, jangan sampai ada oknum-oknum yang memanfaatkan dan merasa kualitas produk dia lebih baik dari produk lain.

Air dalam galon guna ulang difitnahkan terkontaminasi Bisphenol a (BPA). Senyawa kimia itu biasa dipakai dalam kemasan pangan dalam batasan yang aman dan dalam pengawasan pemerintah. Belakangan, terkuak bahwa isu tersebut sengaja diluncurkan sebagai kampanye hitam atas dasar perebutan pasar AMDK.

Perang Label BPA

Anggota Komisioner Komisi Pengawas Persaingan usaha (KPPU) Chandra Setiawan menilai bahwa perang label BPA di bisnis AMDK kental persaingan bisnis. Menurutnya, polemik kontaminasi dan pelabelan BPA dapat menimbulkan diskriminasi di dunia usaha.

“Sebab, 99 persen industri ini menggunakan galon tersebut (berbahan BPA) dan hanya segelintir yang menggunakan galon sekali pakai,” katanya.

Pakar kesehatan reproduksi, dokter Mohammad Caesario membantah asumsi yang menyebutkan bahwa meminum air galon guna ulang dapat menyebabkan kemandulan. Dia menegaskan bahwa tidak ada korelasi meminum air galon dengan gangguan reproduksi manusia.

Dia menghimbau masyarakat agar tidak terpengaruh dengan kabar yang menyebutkan bahwa meminum air galon berpotensi memicu infertilitas, mengurangi kualitas sperma, terganggunya libido dan kesulitan mengalami ejakulasi. Dia melanjutkan, air galon guan ulang sejak dulu hingga saat ini banyak sekali digunakan masyarakat global.

“Dari dulu kan kita juga research, kita butuh air kan untuk metabolisme tubuh kita,” kata Mohammad Caesario. (*/fs)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *