JAKARTA-Tim Uber Indonesia menunjukkan keperkasaan dengan meraih tiket ke babak final Piala Uber Cup 2024. Pada pertandingan semifinal yang berlangsung di Hi-Tech Zone Sports Center Gymnasium, Chengdu, China, pada Sabtu (04/05/2024), Apriyani dkk sukses membungkam tim bulutangkis Uber Korea Selatan dengan keunggulan skor 3-2.
Pencapaian ciamik para srikandi bulutangkis Indonesia menjadi terasa manis, sebab kesuksesan ini menjadi yang pertama dalam 14 tahun terakhir bagi Indonesia menembus babak final kejuaraan bulutangkis Uber Cup.
Lawan yang akan dihadapi tim Uber Indonesia pada partai puncak, adalah tim uber China, yang dalam laga semifinal lainnya mengalahkan Jepang, 3-0.
Kemenangan regu bulutangkis Indonesia, dibuka pada partai pertama, ketika tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, menang melawan tunggal putri pertama Korea Selatan, Sim Yu Jin straight game, 21-15, 21-13.
Namun pada partai kedua, Indonesia gagal meraih poin. Ganda putri Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti dipaksa menyerah oleh ganda Korea Selatan, Baek Ha Na/Lee So Hee, dengan skor 6-21 dan 18-21.
Ester Nurumi Tri Wardoyo yang tampil pada laga ketiga, memberikan angka kemenangan, sesudah mengalahkan Kim Ga Ram di partai ketiga. Adik pebulutangkis Chico Aura Dwi Wardoyo ini menang lewat rubber game, 20-22, 21-16, 21-12.
Pada partai keempat, laju kemenangan Indonesia kembali tertunda, setelah pasangan Lanny Tria Mayasari/Ribka Sugiarto kalah 15-21 dan 14-21 dari pasangan Korea Jeong Na Eun/Kong Hee Yong.
Dalam partai kelima sebagai laga penentuan, tunggal ketiga Indonesia, Komang Ayu Cahya Dewi akhirnya menjadi kunci keberhasilan tim uber ini. Dia pun mampu menjawab harapan, dengan mengungguli Kim Min Sun, melalui pertandingan ketat rubber game, dengan skor, 17-21, 21-16 dan 21-19.
Atas kemenangan di partai semifinal itu, tim Uber Indonesia akan bertembung dengan tim Uber China pada babak final, yang dijadwalkan berlangsung pada Minggu (05/05/2024) di Hi-Tech Zone Sports Centre Gymnasium, Chengdu, China.
(Cep).
Foto : Gregoria Mariska Tunjung (doc.PBSI).
Komentar