oleh

Rayakan HUT Ke-42, Kader FKPPI Diminta Ikut Atasi Dampak Covid-19

POSKOTA.CO-Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI/Polri (FKPPI) gelar peringatan HUT ke-42 di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (12/9/2020). Kegiatan tersebut dilakukan secara hybrid, sehingga kader FKPPI yang tidak bisa hadir di lokasi dapat mengikutinya melalui virtual.

Ketua Umum FKPPI Pontjo Sutowo dalam sambutannya mengatakan wabah COVID-19 yang melanda Tanah Air sejak Maret 2020 tidak hanya menyebabkan krisis kesehatan masyarakat tetapi juga telah memporak-porandakan aspek ekonomi, sosial, politik, budaya (kultural), bahkan telah mengubah tatanan global. Karena itu, ia meminta seluruh kader FKPPI di manapun berada agar mengambil peran secara aktif untuk ikut mengatasi dampak dari pandemi COVID-19 ini.

“Sebagai organisasi kemasyarakatan yang sudah berpengalaman dan mandiri dengan struktur organisasi dan kader-kadernya yang tersebar di seluruh penjuru tanah air, kita harus mengambil peran penting dan strategis, bersama-sama dengan komponen bangsa lainnya untuk ikut secara aktif mengatasi berbagai masalah bangsa yang timbul sebagai dampak wabah COVID-19 saat ini,” kata Pontjo.

Menurut Pontjo, pandemi COVID-19 telah berdampak sangat luas dalam kehidupan bangsa-bangsa di dunia. Beberapa Negara seperti Amerika Serikat, Singapore, Korea Selatan, Filipina, saat ini sudah masuk ke dalam resesi ekonomi. Dan Indonesia sudah mengalami konstraksi ekonomi lebih dari minus 5%.

Kondisi tersebut lanjut Pontjo dapat mengancam keamanan nasional. Karena itu, dibutuhkan peran dan partisipasi seluruh komponen masyarakat untuk mengatasi pandemi COVID-19 dan dampaknya.

Menurutnya, persoalan pandemi COVID-19 dan dampaknya, tentu harus menjadi tanggung jawab dari seluruh rakyat Indonesia sebagaimana doktrin Sistem Pertahanan dan Keamanan yang dianut Indonesia yang bersifat semesta. Sebagai sistem yang bersifat semesta, tentu segala usaha yang dilakukan harus bersifat total, terpadu, terarah, dan berkelanjutan dengan melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya.

Terkait FKPPI, Pontjo bersyukur bahwa pada usianya yang ke-42, FKPPI telah berhasil menjadi organisasi yang solid, mandiri, dan handal. Keberhasilan tersebut dimungkinkan karena dalam menjalankan organisasi, FKPPI selalu memegang teguh komitmen bersama, dan lebih mengedepankan semangat persaudaraan dan kebersamaan.

“Kita patut bersyukur, selama 42 tahun berjuang bersama, akhirnya kita mampu menjadikan FKPPI sebagai organisasi solid, mandiri, yang satu jiwanya dan satu raganya seperti yang kita cita-citakan bersama,” kata Pontjo.

Semangat yang telah menjadi sikap dasar organisasi tersebut, lanjut Pontjo, tentu harus terus dijaga dan dirawat karena FKPPI terhimpun dalam organisasi sebagai keluarga besar dari berbagai aneka keberagaman.

Pontjo mengingatkan sejak 1999 FKPPI tidak lagi mempunyai hubungan struktural dengan TNI/Polri seperti pernah dijalani bersama di masa lalu, bersamaan dengan lahirnya Paradigma Baru TNI. Sejak itu, TNI menempatkan KBT dalam hubungan emosional yang didasari pada kenyataan sejarah dan kesamaan komitmen.

“Dengan perubahan paradigma TNI itu, kemudian kita memposisikan FKPPI sebagai “Rumah Bersama”yang anggotanya secara individual berkiprah di berbagai bidang pengabdian, yang seringkali juga berbeda dalam pandangan dan pilihan politiknya,” katanya.

Sementara itu, Mayjen TNI (Purn) I Dewa Putu Rai, Pembina PPAD menjelaskan sekalipun FKPPI tidak lagi mempunyai hubungan struktural dengan Pembina TNI/Polri, bukan berarti FKPPI tidak bisa berjuang bersama-sama dalam berbagai bidang untuk kepentingan bangsa dan negara tercinta. Terlebih karena FKPPI mempunyai modal sosial yang hampir sama dengan yang dimiliki TNI/Polri, yaitu komitmen kuat terhadap bangsa dan negara serta gelar kepengurusan sampai tingkat desa. (*/fs)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *