oleh

Primoz Roglic Mengaku Tak Menyangka Yellow Jersey Harus Terbang di Penghujung Lomba

POSKOTA. CO – Pemimpin klasemen sementara pembalap, Primoz Roglic ( Jumbo-Visma/Slovinia) mengaku tak menyangka Yellow Jersey sebagai  penanda pemuncak klasemen harus terbang pindah  ke rekan senegaranya Tadej Pogačar (UEA-Emirates/Slovenia),  di penghujung lomba Tou de France 2020 pada etape ke-20 yang melombakan nomor ITT (Indidual Time Trial) berjarak 36 kilo meter, Sabtu (19/9/2020).

Roglič  mengaku dirinya kehilangan kekuatan di kakinya  pada individual  time trial. Akibatnya ia  jatuh dari puncak klasemen sementara, dari semula unggul  57 detik hingga berubah tertinggal 59 detik dan turun di posisi kedua di bawah Pogacar.

Usai lomba etape ke-20,  Roglič duduk di aspal tampak linglung dan kecewa ketika rekan satu timnya mencoba menghiburnya. “Saya tidak bisa memberi lebih,” kata Roglič kepada rekannya seperti dilansir Velonews.com. ”Saya memberikan segalanya, tapi ternyata semua itu tidak cukup. Dengan hasil ini sebagai hasilnya… Saya jelas-jelas tidak cukup memaksa. Seperti itu. Saya semakin tanpa kekuatan yang saya butuhkan, ” sambungnya.

Pembalap  berusia 30 tahun itu seakan hancur karena mimpi  untuk juara Tour de France langsung sirna, meski lomba masih menyisakan satu etape pada etape ke-21 tapi etape terakhir hanya merupakan acara simbolis untuk lomba balap sepeda paling bergengsi di dunia tersebut.

Roglic harus menyerahkan Yellow Jersey ke rekan senegaranya  Pogačar yang berusia 21 tahun. Roglič terus kehilangan waktu untuk mendaki curam saat dia terlihat  berat  dengan kayuhan  sepedanya.

“Sungguh menyakitkan melihat Primož menderita seperti itu,” kata rekan setimnya Wout van Aert. “Saya melihat Primoz lain di atas sepeda dari biasanya. Anda melihat bahwa dia kehilangan irama. Kehilangannya di hari terakhir sangat sulit, ” sambungnya.

Roglič terus menghabiskan waktu selama pendakian saat Pogačar berhasil melewati time trial dalam hidupnya. Roglič lebih dari menyadari bahwa roda-roda itu lepas dari Tour de France-nya karena direktur balapannya memberi makan waktu di lubang suaranya.

“Tentu saja tidak menyenangkan mendengar interval itu,” kata Roglič. “Kamu lebih suka sebaliknya, tapi aku tidak bisa memberi lebih,” lanjutnya.

Kekecewaan Roglič pada hari Sabtu adalah kegagalan tur akbar keduanya, setelah tersingkir dari seragam merah muda Giro d’Italia untuk finis ketiga di GC dalam balapan tahun lalu di Italia. Dia berusaha untuk melihat beberapa hal positif dalam situasi tersebut, yang membuatnya berada pada posisi terbaiknya di Tour.

“Kita akan lihat [bagaimana saya menangani ini],” tegas Roglic. “Saya masih bisa senang dengan hasil dan balapan yang kami tunjukkan di sini, jadi mari kita ambil sisi positifnya,” hiburnya. (dk)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *