oleh

KPMI Gelar Sarasehan Lingkungan Hidup, Plt Kadisdik DKJ Apresiasi Hadirnya Fasilitas Water Purifier di Sekolah

JAKARTA – Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Daerah Khusus Jakarta (DKJ) Sarjoko mengapresiasi PAM Jaya yang saat ini sudah menyediakan water purifier di sejumlah sekolah. Fasilitas tersebut sangat  bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan air minum para peserta didik dan guru secara gratis.

Hal itu disampaikan Sarjono saat membuka acara Sarasehan Lingkungan Hidup dalam Rangka Hari Air Sedunia yang digelar Komunitas Pemberdayaan Masyarakat Indonesia (KPMI) di gedung Dinas Pendidikan Jl Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Sabtu (22/3). Acara dihadiri ratusan anggota komunitas pecinta alam, Aktivis Perkotaan,  penggiat lingkungan hidup, dan lainnya.

“Mereka tidak perlu lagi membeli air minum dalam kemasan. Bisa menghemat uang jajan untuk ditabung,” kata Sarjoko, saat membuka Sarasehan  bertajuk ‘Konservasi Alam dan Mitigasi Krisis Air Bersih/Minum’. Sarasehan yang dipandu Budi Siswanto menghadirkan sejumlah narasumber antara lain Dirut PAM Jaya Arief Nasrudin, Stafsus Gubernur Jakarta Nirwono Joga, Pengamat Sugiyanto, Penggiat Lingkungan Hidup Reyza Patters, dari Institut Hijau Indonesia Selamet Daroyni.

Sarjoko menjelaskan, dengan adanya water purifier tersebut juga dapat mengurangi sampah bekas kemasan air minum kemasan sehingga kebersihan lingkungan sekolah juga lebih terjaga. “Mereka cukup mambawa tumbler dari rumah dan bisa diisi air melalui water purifier untuk kebutuhan konsumsi air minum,” terangnya.

Untuk itu, Sarjoko mengajak, para pelajar dan mahasiswa di Jakarta, khususnya yang tergabung dalam organisasi pecinta alam untuk berkontribusi menjaga kelestarian lingkungan sebagai upaya mitigasi menjaga ketersediaan air bersih/minum.

Direktur Utama PAM Jaya, Arief Nasrudin menuturkan, salah satu dari delapan  misi Asta Cita Presiden RI, Prabowo Subianto dan Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka yakni, ‘Memantapkan Sistem Pertahanan dan Mendorong Kemandirian Bangsa Melalui Swasembada Pangan, Energi, Air, Ekonomi Kreatif, Ekonomi Hijau, dan Ekonomi Biru’.

“Pada masa pemerintahan Pak Prabowo, air juga menjadi salah satu dari 17 program prioritas yakni, swasembada pangan, energi, dan air,” paparnya. Arief menegaskan, diperlukan peran semua pihak untuk menjaga ketersediaan suplai air baku, termasuk melalui konservasi lingkungan. “Kami mendapatkan mandat untuk merealisasikan cakupan layanan air bersih 100 persen di Jakarta pada tahun 2030. Untuk itu, kelestarian sumber-sumber air perlu dijaga,” sambungnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Koalisi Pemberdayaan Masyarakat Indonesia (KPMI), Andi Wijaya yang akrab disapa Adjie Rimbawan selaku pelaksana kegiatan menyampaikan, fenomena krisis lingkungan dan kelangkaan air bersih/minum membawa dampak signifikan terhadap realitas kehidupan sehari-hari.

“Saat ini ada ketidakpastian musim, cuaca ekstrem, hingga peningkatan suhu terjadi lebih sering dari biasanya. Di tengah situasi ini, konservasi air tidak hanya menjadi tindakan teknis, tetapi juga perlu peranan dan partisipasi berbagai elemen menjadi urgen dalam mengatasi krisis yang kian drastis,” imbuhnya.

Adjie menambahkan sarasehan lingkungan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan wawasan kepada para penggiat alam bebas tentang pentingnya menjaga kelestarian air bersih dan konservasi alam sebagai bagian menjaga keberlanjutan lingkungan demi menjaga ekosistem alam.

Sarasehan lingkungan ini diikuti oleh 110 ekskul Sispala SMA, SMK dan Madrasah Aliyah Negeri, serta komunitas tujuh Mapala di Jakarta dan 20 senior penggiat Alam Bebas sekaligus para Alumni Sispala se-Jakarta. (jo)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *