oleh

PENGELOLA PARIWISATA BANYUMAS BELUM MAKSIMAL

Salah satu Kesenian Tuban
Salah satu Kesenian Tuban

POSKOTA.CO – Anggota Komisi D DPRD Banyumas, Jawa Tengah, Didi Rudianto menilai pengelolaan pariwisata di kabupaten beserta fasilitas pendukungnya belum maksimal.

“Saya pikir Banyumas masih belum siap dengan objek wisata alternatif selain Baturraden. Kita ingin ada semacam wisata kuliner yang terpadu karena selama ini saya lihat hanya untuk kegiatan malam saja,” katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Minggu.

Selama ini di Banyumas, kata dia, rombongan wisatawan besar masih kesulitan mencari rumah makan siap saji dengan harga paket yang cukup murah seperti menu prasmanan seharga Rp16.000-Rp20.000/orang.

Selain itu, lanjut dia, fasilitas di Lokawisata Baturraden saat ini sudah menemui titik kejenuhan.

“Lokawisata Baturraden kan berkonsep wisata alam tetapi dalam konteks pembangunannya tidak bersentuhan dengan konsep alam. Contohnya di ‘waterpark’ sentuhan alamnya masih kurang, kemudian pedagang yang ada di sekitar Lokawisata Baturraden yang semakin hari makin bertambah sehingga di setiap pohon peneduh pasti ada pedagang,” kata dia yang juga menjabat sebagai Penasihat “Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA)” Kabupaten Banyumas.

Dengan demikian, kata dia, wisatawannya kepanasan sedangkan pedagangnya bisa berteduh di bawah pohon.

Menurut dia, penanganan jalan provinsi yang menghubungkan kota Purwokerto dan Lokawisata Baturraden terlihat sangat lambat sehingga sering menimbulkan ketidaknyamanan perjalanan wisatawan.

Sementara dari sisi promosi, lanjut dia, laman khusus informasi wisata yang dikelola Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Banyumas jarang diperbarui dengan baik.

“Kadang kala lambat (sulit diakses), malah sering mati. Sementara dalam konteks ‘marketing online’, laman khusus informasi wisata itu sangat penting, sedangkan laman milik Banyumas sangat tidak mendukung,” kata pemilik Biro Perjalanan Wisata “Rudiant Tour” itu.

Menurut dia, kebijakan bupati setiap periode kepemimpinan seakan tidak prowisata sehingga seolah-olah pariwisata menjadi beban Dinporabudpar.

Meskipun pariwisata merupakan tugas dan tanggung jawab Dinporabudpar, dia mengatakan bahwa partisipasi dari dinas lainnya dalam mendukung pariwisata sangat diperlukan melalui sebuah kebijakan.

“Ini harus didorong agar citra wisata Banyumas berkembang lagi terutama pada masa pemerintahan sekarang,” katanya.

Didi mengakui bahwa sarana akomodasi berupa hotel dan penginapan di Banyumas sudah cukup bagus namun sarana belanja masih kurang memadai.

Dia mencontohkan area parkir Pusat Kuliner Pratista Hasta di kota Purwokerto yang sangat terbatas.

“Kalau ada wisatawan yang datang menggunakan dua-tiga bus, parkirnya bingung. Selain itu, kompensasi ‘fee’ bisnis belum ada karena biasanya biro wisata yang datang mengharapkan sesuatu yang diperoleh mereka seperti komisi penjualan produk, sehingga mereka malas untuk datang ke sana,” katanya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *