oleh

KENCING MANIS (DIABETES MELITUS)


Oleh: dr Sarah Anike Etri Retraubun

DIABETES atau biasa dikenal masyarakat awam dengan nama penyakit kencing manis atau penyakit gula, adalah penyakit yang berlangsung lama atau kronis serta ditandai dengan kadar gula (glukosa) darah yang tinggi atau di atas nilai normal. Glukosa yang menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik dapat menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh. Jika diabetes tidak dikontrol dengan baik, dapat timbul berbagai komplikasi yang membahayakan nyawa penderita.

Glukosa (gula) merupakan sumber energi utama bagi sel tubuh manusia. Kadar gula dalam darah dikendalikan oleh hormon insulin yang diproduksi oleh organ dalam tubuh kita yaitu pankreas. Pada penderita diabetes, pankreas tidak mampu memproduksi insulin sesuai kebutuhan tubuh dalam mengontrol kadar gula dalam darah. Tanpa insulin, sel-sel tubuh tidak dapat menyerap dan mengolah glukosa menjadi energi.

Secara umum, diabetes dibedakan menjadi dua jenis, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2.

Diabetes tipe 1 terjadi karena sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Hal ini mengakibatkan peningkatan kadar glukosa darah, sehingga terjadi kerusakan pada organ-organ tubuh. Diabetes tipe 1 dikenal juga dengan diabetes autoimun. Pemicu timbulnya keadaan autoimun ini masih belum diketahui dengan pasti. Dugaan paling kuat adalah disebabkan oleh faktor genetik dari penderita yang dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan.

Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang lebih sering terjadi. Diabetes jenis ini disebabkan oleh sel-sel tubuh yang menjadi kurang sensitif terhadap insulin, sehingga insulin yang dihasilkan tidak dapat dipergunakan dengan baik (resistensi sel tubuh terhadap insulin). Sekitar 90-95 persen penderita diabetes di dunia menderita diabetes tipe ini.

Selain kedua jenis diabetes tersebut, terdapat jenis diabetes khusus pada ibu hamil yang dinamakan diabetes gestasional. Diabetes pada kehamilan disebabkan oleh perubahan hormon, dan gula darah akan kembali normal setelah ibu hamil menjalani persalinan.

Gejala diabetes yang sering kali terjadi pada penderita diabetes melitus antara lain; sering merasa haus meskipun cuaca dingin, frekuensi buang air kecil di malam hari meningkat, cepat merasa lapar, terjadi penurunan berat badan secara cepat tanpa sebab yang jelas, cepat kelelahan, kesemutan di kaki dan tangan, mata kabur, luka yang sulit sembuh, timbul bisul di kulit, kulit kering dan gatal. Gejala lain dapat berupa; mulut kering, rasa terbakar, kaku dan nyeri pada kaki, gatal-gatal, disfungsi ereksi atau impotensi, mudah tersinggung, munculnya bercak-bercak hitam di sekitar leher, ketiak, dan selangkangan, (akantosis nigrikans) sebagai tanda terjadinya resistensi insulin.

Untuk memastikan seseorang menderita penyakit diabetes perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium guna mengetahui kadar gula darah. Jika hasil kadar gula darah puasa 126 mg/dl, dua jam sesudah makan lebih dari 200 mg/dl, HbA1C ≥6,5 persen dan disertai gejala diabetes maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut menderita diabetes.

Beberapa orang dapat mengalami kondisi prediabetes, yaitu kondisi ketika glukosa dalam darah di atas normal, namun tidak cukup tinggi untuk disebut atau didiagnosis sebagai penderita diabetes yaitu kadar gula darah sewaktu ± 100-199 mg/dl atau gula darah pasca-pembebanan 140-199 mg/dl. Jika tidak ditangani dengan baik maka dapat menjadi penderita diabetes.

Gejala diabetes biasanya berkembang secara bertahap, kecuali diabetes tipe 1 yang gejalanya dapat muncul secara tiba-tiba. Dikarenakan diabetes seringkali tidak terdiagnosis pada awal kemunculannya, maka orang-orang yang berisiko terkena penyakit ini dianjurkan menjalani pemeriksaan rutin tiga bulan hingga satu tahun sekali disesuaikan dengan hasil pemeriksaan gula darah. Orang-orang yang berisiko di antaranya adalah:

  • Orang yang berusia di atas 45 tahun.
  • Wanita yang pernah mengalami diabetes gestasional saat hamil.
  • Orang yang memiliki indeks massa tubuh (BMI) di atas 25 atau kelebihan berat badan.
  • Orang yang sudah didiagnosis menderita prediabetes.

Pengobatan Diabetes
Pasien diabetes diharuskan untuk mengatur pola makan dengan memperbanyak konsumsi buah, sayur, protein dari biji-bijian, serta makanan rendah kalori dan lemak. Pasien diabetes dan keluarganya dapat berkonsultasi dengan dokter atau dokter gizi untuk mengatur pola makan sehari-hari.

Berolahraga secara rutin, setidaknya 10-30 menit tiap hari. Pasien dapat berkonsultasi dengan dokter untuk memilih olahraga dan aktivitas fisik yang sesuai.

Terapi insulin untuk mengatur gula darah. Insulin tambahan tersebut akan diberikan melalui suntikan. Dokter akan mengatur jenis dan dosis insulin yang digunakan, serta memberi tahu cara menyuntiknya.

Obat-obatan lain, seperti metformin atau glibenclamid dalam bentuk tablet yang dapat diminum.

Pasien diabetes harus mengontrol gula darahnya secara disiplin melalui pola makan sehat agar gula darah tidak mengalami kenaikan hingga di atas normal. Selain mengontrol kadar glukosa, pasien dengan kondisi ini juga akan diaturkan jadwal untuk menjalani tes HbA1C guna memantau kadar gula darah selama 2-3 bulan terakhir.

Sejumlah komplikasi yang dapat muncul adalah:

  • Penyakit jantung.
  • Stroke.
  • Gagal ginjal kronis.
  • Gangguan penglihatan.
  • Depresi.
  • Demensia.
  • Gangguan pendengaran.
  • Luka dan infeksi pada kaki yang sulit sembuh.
  • Kerusakan kulit akibat infeksi bakteri dan jamur.

Diabetes akibat kehamilan dapat menimbulkan komplikasi pada ibu hamil dan bayi. Contoh komplikasi pada ibu hamil adalah preeklamsia. Sedangkan contoh komplikasi yang dapat muncul pada bayi adalah:

  • Kelebihan berat badan saat lahir.
  • Kelahiran prematur.
  • Gula darah rendah (hipoglikemia).
  • Keguguran.
  • Penyakit kuning.
  • Meningkatnya risiko menderita diabetes tipe 2 pada saat bayi sudah menjadi dewasa.

Cara Mencegah Diabetes

  • Cek kesehatan secara teratur. Lakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kadar gula darah, tekanan darah dan kolesterol.
  • Kendalikan berat badan ideal.
  • Hindari asap rokok dan jangan merokok.
  • Rajin melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit sehari, seperti berolahraga secara teratur, membersihkan rumah, berjalan kaki.
  • Diet seimbang dengan konsumsi makanan sehat dan gizi seimbang, konsumsi buah sayur minimal lima porsi per hari, usahakan sedapat mungkin menekan konsumsi gula, hingga maksimal empat sendok makan atau 50 gram per hari, hindari makanan/minuman yang manis atau minuman soft drink.
  • Istirahat yang cukup.
  • Lakukan manajemen stres dengan benar. (Penulis adalah salah seorang dokter di RSUD Maren Kota Tual, Maluku)

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *