oleh

KEJAHATAN CURANMOR DI BEKASI KIAN MERAJALELA

POSKOTA.CO – Perampasan dan menyikat langsung sepeda motor korbannya, yang sebagian pelaku menggunakan senjata api dengan modus operandi mengaku sebagai anggota kepolisian makin mengkhawatirkan masyarakat. Aksi pencurian kendaraan bermotor (curanmor) dengan modus tersebut kian merajalela di wilayah Kota Bekasi, khususnya kawasan Bintara, Bekasi Barat.

Tragisnya, dari sekitar 40 kasus kejahatan curanmor sampai September 2017 ini umumnya terjadi di siang bolong, belum ada satu pun yang berhasil diungkap kepolisian setempat.

Kombes Pol Hero Bachtiar

Kasus curanmor terbaru di kawasan Bintara ini yakni perampasan sepeda motor Yamaha NMax keluaran 2016 warna putih milik Ny Erna, warga Bintara Loka Indah. Kendaraan dengan nomor polisi B 4568 KCM tersebut dirampas kawanan pelaku saat dikendari Ayu, putri Ny Erna, di lingkungan Perum Pondok Kopi Bintara, Minggu (24/9) sekitar pukul 13.00 WIB.

Saat itu, Ayu yang mengendarai sepeda motor tersebut tiba-tiba dicegat dua pria yang mengaku anggota kepolisian. Kedua pelaku itu sebelum merampas motornya, sempat memaksa Ayu menunjukkan alamat rumah. Mereka berpura-pura mencari pelaku curanmor.

Korban yang terus ditekan para pelaku akhirnya tak berdaya mempertahankan sepeda motornya. Apalagi, para pelaku yang terlihat membawa senjata api tersebut terus mengancam korban. Karena terdesak dan khawatir akan keselamatan jiwanya, korban akhirnya merelakan sepeda motornya dibawa kabur pelaku. Setelah sepeda motor NMax dirampas, pelaku kabur meninggalkan korban. Selanjutnya, kejadian tersebut diadukan ke Polres Metro Kota Bekasi dengan laporan No LP/652-BK/K/IX/2017/SekBK, tanggal 25 September 2017.

Menurut Ayu saat dimintai keterangan oleh petugas, kedua pelaku yang tidak dikenal sebelumnya itu masing-masing memakai jaket dan helm tertutup separuh serta memakai masker, dengan ciri-ciri tinggi sekitar 175 cm dan 165 cm. Ketika awal mencegat korban, kedua pelaku naik sepeda motor Honda matik Scopy warna coklat.

Kapolres Metro Kota Bekasi Kombes Pol Hero Bachtiar membenarkan adanya pengaduan kasus curanmor yang dilaporkan keluarga Ny Erna pada Selasa (26/9) itu.

Menurut Kapolres, jajarannya terus meningkatkan patroli kamtibmas dengan sasaran utama daerah rawan kriminal dan peristiwa meresahkan lainnya. Sementara itu, data Polres Kota Bekasi menyebutkan kasus curanmor kategori tinggi di wilayah kota Bekasi adalah Bintara.

Puluhan kasus curanmor menonjol di Bintara ini terjadi dengan modus operandi pelaku langsung menyikat sepeda motor dalam kondisi terkunci saat diparkir dalam pagar halaman rumah. Selain itu, pelaku juga berpura-pura menyamar sebagai anggota kepolisian yang sedang mencari pelaku curanmor. Modus lainnya yakni para gerombolan curanmor itu nekat merampas kendaraan dari tangan korbannya dengan ancaman mematikan.

Kasus curanmor di wilayah Bintara Loka Indah, Grand Bintara, dan Pondok Cipta, Kecamatan Bekasi Barat, ini juga pernah dialami oleh Paul, pemilik sepeda motor Honda Beat yang disikat pelaku saat diparkir di Indomaret. Kemudian, delapan sepeda motor jenis bebek matik dan Honda CB keluaran terbaru masing masing milik Ny Ros, Tata, Han, dan seorang anggota Polri yang raib dijarah pelaku saat diparkir dalam teras rumah di kawasan Bintara Loka Indah.

Sasaran kelompok curanmor di Bintara ini pada umumnya adalah wanita dan pelajar yang mengendarai sepeda motor jenis tertentu, umumnya sepeda motor bebek matik keluaran terbaru.

Para pelaku ini diduga merupakan jaringan yang sudah terorganisir dengan baik di mana ada yang bertindak sebagai pemberi informasi, pelaku aksi di lapangan, pelaku intelektual, dan juga penadah barang curian atau rampasan. Mereka juga diduga mampu membaca kelemahan pengamanan kepolisian saat melakukan aksi kejahatannya.

Karena itu, teror kelompok curanmor yang beroperasi di kota penyangga bagian timur Ibu Kota tersebut harus segera ditumpas agar tidak meresahkan masyarakat. Apalagi, kejadian tersebut cukup marak selama tiga tahun terakhir ini. Untuk itu, aparat kepolisian setempat diharapkan dapat mengantisipasi dan mengatasi kejahatan konvensional tersebut dengan kembali melakukan patroli kepolisian yang berlandaskan promoter (profesional, modern dan terpercaya).

Bila perlu, menambah jumlah anggota kepolisian yang ada di Bintara mengingat posisi Markas Pos Polisi Pondok Cipta saat ini seolah kekurangan anggota. Selain itu, tentu saja, peran serta masyarakat juga sangat diharapkan dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap harga bendanya, termasuk mewasdapai gerak-gerik orang yang mencurigakan. (*)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *