oleh

Idris Sardi Berpulang Pada Usia 75 Tahun

28 idrisPOSKOTA.CO – Innalilahi wa innalilahi rojiun. Kabar duka, Senin, (27/4) pagi Maestro biola Indonesia Idris Sardi telah meninggal di usia 75 tahun Kini, jasad almarhum masih berada di RS Meilia Cibubur.

Menurut Nani Nurani, mantan sekretaris Idris, sang maestro biola itu awalnya hanya kerap mengeluh sakit kepala dan sulit tidur hingga akhirnya menjalani perawatan di rumah sakit.

Menurut keterangan pihak keluarga, dari rumah sakit, rencananya Idris akan dibawa ke Rumah Kreatif Fadli Zon (Cimanggis, Jawa Barat) tempat almarhum mengajar selama ini.

Idris sudah mendapat sambutan hangat pada pemunculannya yang pertama di Yogyakarta pada 1949. Ia disebut sebagai anak ajaib karena kelincahannya dalam bermain biola di usia yang sangat muda.

Beranjak dewasa, kemampuan Idris pun semakin meningkat. Di usia 16 tahun, Idris sudah harus menggantikan kedudukan sang ayah sebagai violis pertama dari Orkes RRI Studio Jakarta pimpinan Saiful Bahri. Pada 1960-an, Idris beralih dari dunia musik biola serius, idolisme Heifetz, ke komersialisasi Helmut Zackarias.

Banyak yang berpendapat seandainya dulu Idris Sardi terus belajar klasik dengan Jascha Heifetz atau Yahudi Menuhin, ia akan menjadi pemain biola kelas dunia setingkat dengan Heifetz dan Mehuhin.

Penghargaan yang sempat ia raih antara lain sebagai komponis dan ilustrator musik untuk film. Mendapat Piala Citra untuk Penata Musik Terbaik antara lain dalam film Pengantin Remaja pada 1971.

Adapun pengantin remaja adalah karya sutradara almarhum Wim Umboh dengan pemerannya antara lain Sophan Sopian, Widyawati, dan Fifi Young. Film ini sendiri banyak diilhami film percintaan Hollywood masa itu seperti Romeo dan Juliet dan Love Story yang melodramatik. Dalam film ini bahkan nama kedua tokoh utamanya hampir mirip dengan Romeo dan Juliet, yaitu Romi dan Juli.

Ayah dari pemain film Santi Sardi dan aktor muda Indonesia Lukman Sardi dari pernikahannya Zerlita ini juga pernah terkenal karena memiliki tanda nomor kendaraan B 10 LA yang dapat dibaca ‘biola’. Namun, setelah hal ini dipublikasikan secara luas, ia merasa tidak nyaman karena menjadi perhatian masyarakat ke manapun ia pergi. Karena itu, Idris pun mengganti nomor kendaraannya dengan nomor biasa.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *