oleh

DIRLANTAS POLDA METRO BELUM ADA GEBRAKAN NYATA SOAL KEMACETAN

Kemacetan tak pernah terjawab
Kemacetan tak pernah terjawab

POSKOTA.CO – Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Restu Mulya Budyanto menyatakan, kehadiran ‘polisi cepe’ alias pak Ogah mebantu meringankan beban polisi mengatur kesemrawutan lalulintas di Ibukota Jakarta, dia meminta Satpol PP untuk tidak melakukan penangkapan.

“Dalam dunia lalu lintas, ada rumus Volume per capacity yang menentukan tingkat konsentrasi kendaraan. Kalau saya, rumus listrik, dimana ada tegangan, ada arus dikali hambatan. Kita fokus pada hambatan, ada unsur manusia dan teknis disana, kalau dilihat jumlah anggota kita dan hambatan yang ada, maka Pak Ogah bisa membantu kita,” ujarnya di Mapolda Metro Jaya, Rabu (4/6/2014).

Menurut Restu yang baru sekitar satu bulan menjabat Dirlantas itu menilai, para pak Ogah sebaiknya jangan dijaring oleh Satpol PP atau diusir. Pasalnya, mereka biasanya warga sekitar yang mencari uang di jalan.

“Masalahnya adalah Pak Ogah hanya mendahulukan yang memberi uang. Masalahnya hanya duit receh, didahulukan yang bayar, makanya mereka itu harus dilatih, arus yang paling padat yang didahulukan, bukan yang bayar, jadi mereka harus dirangkul, diberi arahan, percuma kalau diusir besoknya juga ada lagi,” katanya membela kehadiran pak Ogah.

Seperti diketahui, keberadaan pak Ogah terus meresahkan masyarakat, mereka juga melanggar Perda DKI Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum.

Tentu saja, kehadiran pak Ogah yang dibela oleh Restu bertentangan denganPerda tersebut bisa menuai pro kontra dengan jajaran Pemprov DKI Jakarta, bahkan Restu dianggap tidak memiliki kapasitas untuk mengatasi kemacetan yang semakin parah.

Sementra, dijajaran Pemprov DKI Jakarta, terus melakukan razia terhadap pak Ogah yang justru dinilai mengganggu ketertiban umum.(OKO/TI )

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *