oleh

FITNAH MEMBAWA BERKAH

KAPT CZI MUKLASIN
KAPT CZI MUKLASIN

POSKOTA.CO – Masih ingat dengan sosok Tariq Abdul Azis, tentu sebagian yang pernah mengikuti tayangan televisi nasional dekade 80an, akan mengenal sosok penuh kharismatik, yang juga santer sebagai tangan kanan penguasa Iraq era tersebut, Mohammed Saddam Hussain.

Di tahun 1977, sosok yang fenomenal ini dihantam berbagai isu dari lawan-lawan politiknya, baik penggelapan keuangan negara, pembunuhan terhadap tokoh nasional Irak, hingga rekayasa sejumlah proyek pembangunan yang didanai Bank Dunia kala itu.

Tetapi nasib berkata lain ,dalam tempo 1 tahun, semua fitnah tersebut berbalik arah dan justru sosok minoritas yang dianggap “al’akthar sidqanaan” atau dalam bahasa Indonesia “paling jujur” tersebut, menarik perhatian Partai Sosialis Arab Ba’ath, dengan mengangkatnya sebagai Dewan Komando Revolusioner atau “majlis qiadat alththawra” di tahun 1979.

Kondisi pejabat Iraq kala itu dianggap oleh sebagian masyarakat Iraq sebagai “alddual lis” atau dalam bahasa Indonesia “pencuri negara”, dan sosok Tariq Azis mengubah paradigma sebagai pejabat negara.

Hingga pada puncaknya, seorang diktator bertangan besi, Saddam Hussain tertarik merekrutnya, untuk menaikkan “rating” Iraq dimata dunia, dengan mengangkatnya sebagai Menteri Luar Negeri pada tahun 1983.

Terlepas dari segala kontroversi pertentangannya dengan negara-negara di jazirah timur tengah, sosok yang satu ini masih dianggap sebagai “rajul tayib” atau manusia baik ,oleh mayoritas rakyat Iraq hingga sekarang, kendati seorang Tariq azis sudah tiada lagi di tahun 2015, ini dikarenakan kegemarannya memberi bantuan kepada keluarga miskin, hingga membangun masjid yang notabene berbeda keyakinan dengan dirinya sendiri.

Hal ini berbanding terbalik dengan seorang Saddam Hussain, yang dianggap sebagai “alat alqatl” atau mesin pembunuh, karena kekejamannya terhadap rakyat Iraq semasa ia menjabat sebagai orang nomor satu di negeri “1001 Malam” ini.

Dari sedikit cuplikan “The True Story” tersebut, bisa disimpulkan ,fitnah yang dibuat-buat atau dengan sengaja untuk menghancurkan atau menjatuhkan seseorang, akan berbalik kepada orang memfitnahnya, dan justru sebaliknya bagi orang yang difitnah, akan mendapatkan berkah yang tidak terduga sebelumnya.

Manusia diciptakan dengan sempurna, tetapi manusia tidak lepas dari segala   ketidaksempurnaan, karena manusia hidup dengan 2 pilihan, baik dan buruk, dan manusia itu sendiri juga berhak dan memiliki hak preogratif memilih jalannya.

Tetapi manusia itu sendiri juga harus menanggung akibatnya serta mempertanggungjawabkan segala perbuatannya. Fitnah bukan solusi dari iri hati, dengki ,kecemburuan sosial dan kebodohan, dan fitnah seringkali berbalut dengan nilai-nilai religi yang diplesetkan atau menjadi trend terkini “atas nama rakyat” atau “demi rakyat”.

Mengutip kata-kata indah dari sosok sastrawan penuh kharismatik, Khalil Gibran :

أشجار النخيل يعيش بين حرارة الشمس، والأشهر الباردة واليابسة، ولكن نضارة الفاكهة النخيل والعنفوان. حرارة العاطفة والغيرة والجافة الباردة بسبب الجهل، وسوف تختفي بتناول التمر. ان الحقيقة في ثمرة النخيل للفوز على الشمس والقمر والأرض. وأي شخص أن سمح التواريخ، وخنق وكتم ألف اللغات.

Pohon kurma hidup di antara panasnya matahari ,dinginnya bulan dan keringnya tanah ,tetapi buah kurma memberikan kesegaran dan kekuatan jiwa. Panas karena nafsu, dingin karena iri hati dan kering karena kebodohan, akan lenyap dengan memakan buah kurma.

Kebenaran di dalam buah kurma akan mengalahkan matahari, bulan dan tanah. Dan siapa saja yang akan mengharamkan buah kurma, akan mati lemas dan bisu seribu lidah. Oleh : Kapten Czi Muklasin (Pasi Log Kodim 0809/Kediri)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *