oleh

MAHASISWI STIKES YANG DICULIK MASIH DEPRESI

Ilustrasi diculik
Ilustrasi diculik

POSKOTA.CO – Kepolisian Resor (Polres) Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) masih mendalami kasus penculikan seorang mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Sungai Penuh Kerinci, Anggun Sri Lestasi (21) yang dibuang di pinggir jalan utama Aia Gadang, Pasaman Barat.

“Kami masih mendalami kasus ini karena korban masih depresi dan belum bisa dimintai keterangan lebih jauh,” kata Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Pasaman Barat, AKBP Sofyan Hidayat di Simpang Ampek, Kamis.

Ia mengatakan pihaknya masih kesulitan mendalami siapa pelaku yang membuat korban depresi berat ini. Apalagi korban diculik dengan mulut dilakban, tangan, kaki dirantai dan dibuang di pinggir jalan dekat Nagari Aia Gadang, Pasaman Barat.

“Meskipun demikian kami telah memanggil beberapa orang saksi untuk dimintai keterangan. Anggota Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) dan Intel juga telah bergerak untuk mengejar pelaku,” tegasnya.

Korban ditemukan warga dalam keadaan tidak berdaya, Rabu (21/5) sekitar pukul 01.30 WIB. Korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Islam (RSI) Yarsi Simpang Ampek untuk perawatan dan hingga saat ini korban mengalami trauma berat dan belum bisa ditanya lebih jauh.

Korban merupakan warga Aia Bangih, Pasaman Barat dan kuliah di Stikes Sungai Penuh Kerinci.
Saat ditemukan warga tepatnya di Kampung Bukit Jorong Batang Umpai Nagari Aia Gadang, korban dalam keadaan sadar namun tidak berdaya karena diikat menggunakan rantai dan mulutnya dilakban.

“Barang bukti berupa dua buah rantai warna putih, gembok pengunci, lakban dan telephone genggam (HP) sudah kami amankan. Sedangkan anting korban dan uang Rp2 juta diduga diambil pelaku” katanya.
Pihak Kepolisian saat ini sedang melakukan pengejaran terhadap pelaku.

“Pihak keluarga sudah membuat laporan ke Polres dan beberapa saksi juga telah dianggil,” tegasnya.
Orang tua korban, Marsal dan Erwita kepada wartawan mengatakan sangat terkejut mendengar apa yang dialami anaknya.

Ia menyebutkan anaknya berangkat dari Sungai Penuh Kerinci pada 14 Mei 2014 hendak menuju Aia Bangih untuk pulang kampung.

Pihaknya hanya mengetahui Anggun berangkat dari rumah saudaranya Fitri di Sungai Penuh naik travel. Namun, setelah satu minggu lamanya didapat informasi anaknya ditemukan di Aia Gadang Kecamatan Pasaman.

Korban masih histeris sambil menangis dan berteriak-teriak menyebut nama seserang yang diduga sebagai pelaku. Hingga saat ini korban belum bisa dimintai keterangan lebih jauh karena masih trauma dan ditangani di pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan anak (P2TP2A) Pasaman Barat.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *