POSKOTA.CO – Komnas HAM cuma cicingwae alias diam membisu mengetahui kebrutalan suporter The Jakmania terhadap Brigadir Hanapi yang sampai saat ini masih dalam keadaan kritis dan bola mata sebelah kirinya pecah.
Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98), menyesalkan bahwa sampai saat ini belum ada reaksi dari Komnas HAM terkait pengeroyokan tersebut. “Mana suara Komnas HAM,” ungkap Ketua Dewan Presidium Jari 98 Willy Prakarsa, Senin (27/6).
Menurut Willy insiden pengeroyak Brigadir Hanapi saat berjaga di stadion Gelora Bung Karno (GBK), seharus menjadi perhatian Komnas HAM. Meski Hanapi seorang polisi juga manusia biasa dan warga negara Indonesia yang haknya harus dilindungi.
“Ini malah diam aja. Komnas HAM jangan cuma kerap teriak keras disaat teroris meninggal oleh petugas. Sekarang ini petugas yang dianiaya. Jangan sampai publik ikut-ikutan kecam,” kata Willy.
Jika belum ada respons dari Komnas HAM nantinya, Willy pun mendorong dan meminta publik mendukung agar Komnas HAM dibubarkan dan diganti dengan Komnas Pancasila. Karena masyarakat Indonesia tidak mengenal keberadaan Komnas HAM hasil produk impor dari asing. Keberadaan Komnas Ham hanya sebatas menjalankan order pesanan tertentu.
“Jika Komnas HAM benar keberadaannya tidak membawa manfaat yang berarti bagi rakyat, maka idealnya bentuk Komnas Pancasila yang jauh lebih beradab dan manusiawi. Jadi tidak ada salahnya keberadaan Komnas HAM layak dibubarkan,” terang dia.
Willy melanjutkan agar aparat penegak hukum segera mengusut tuntas peristiwa penganiayaan dan pengeroyokan Brigadir Hanapi tersebut.
“Saatnya Polri sebagai eksekutor KUHP melakukan penegakan hukum. Usut tuntas pelakunya dan aktor dibelakang layarnya. Pengurus persija juga wajib bertanggung jawab,” tandasnya.
Tak lupa Willy juga mengaku sangat mengapresiasi reaksi nitizen yang ikut ramai-ramai memberikan ucapan belasungkawa dan kecaman tindakan brutal para The Jakmania atas peristiwa berdarah Gelora Bung Karno (GBK) yang menimpa Brigadir Hanapi.
Komentar