oleh

TPDI Kecam Rencana Wakapolri Berdayakan Preman Pasar Bantu Prokes

POSKOTA.CO – Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono merencanakan merekrut dan memberdayakan ‘jeger’ alias preman pasar agar turut membantu pengawasan protokol kesehatan (prokes) mendapat kecaman keras dari Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI), Petrus Selestinus, SH.

Satu sisi Petrus memandang, niat baik mantan Kapolda Metro Jaya untuk membina dan membangun kesadaran para preman agar kembali menjadi anggota masyarakat yang produktif dan konstruktif. Di sisi lain praktisi hukum itu justru melihatnya kontraproduktif.

“Preman akan direkrut untuk menjadi petugas dalam menegakan protokol Covid-19 rasa-rasanya tidak tepat sasaran. Dunia penegakan protokol Covid-19 bukan dunianya preman. Justru preman itu harus direkrut dan dibina mental dan perilakunya agar bisa menjadi orang dengan disiplin tinggi,” kata Petrus Salestinus kepada awak media di Jakarta, Senkn (14/9).

Ilustrasi preman yang digaruk

Petugas penegak protokol Covid-19 menurut Petrus harus orang yang terbiasa disiplin dalam segala hal. Kondisi ini dibutuhkan karena masyarakat butuh tenaga protokol kesehatan yang bisa memberikan rasa nyaman.

Ditegas Prestrus, jika preman yang diberdayakan, masyarakat justru jadi ketakutan. “Dalam praktik pengawasan masyarakat bisa ditotok atau ditodong untuk uang damai,” kata pengacara kelahiran Flores itu.

Petugas penegakan protokol kesehatan Covid-19 lanjut Petrus yang dibutuhkan masyarakat saat ini adalah dari TNI, Polri dan Satpol PP. Jika pun Polri membutuhkan tenaga bantuan, maka hal itu bisa dilakukan dengan cara berkoordinasi dengan ormas-ormas setempat yang legal, bukan dengan preman.

“Ada puluhan ribu anggota ormas terdaftar di Jakarta dari berbagai suku. Mereka bisa direkrut dan diberdayakan untuk membantu TNI, Polri dan Satpol PP melakukan pengawasan protokol kesehatan pandemi Covid-19. Kenapa Wakapolri malah ingin memberdayakan preman,” tegas Petrus.

“Jadi sangat terdengar konyol pernyataan yang disampaikan jenderal polisi bintang 3 yang saat ini justru duduk sebagai orang nomor 2 di tubuh Polri,” sambungnya dengan nada kecewa.

Seperti diketahui, Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono membuat pernyataan untuk memberdayakan preman pasar guna membantu pengawasan protokol kesehatan di pasar. Pernyataan itu disampaikan Komjen Gatot di Mapolda Metro Jaya pada Kamis, (10/9) pekan lalu.

“Kita juga berharap penegak disiplin internal di klaster pasar, di situ kan ada ‘jeger-jegernya’ di pasar, kita jadikan penegak disiplin,” ujar Gatot sembari mengatakan TNI dan Polri akan mengawasi para preman agar tidak melanggar aturan dan tetap mengedepankan cara humanis dalam pengawasan.(Omi)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *