POSKOTA.CO-Dalam upaya mempercepat penurunan angka stunting, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), perlu mendapatkan masukan dari kalangan akademisi. Terkait apakah benar stunting menjadi indikator terdekat dalam menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM).
“Untuk itu, BKKBN membutuhkan dukungan dari banyak mitra, termasuk dari UI. Diperlukan riset lebih lanjut untuk dapat mengetahui indikator utama dalam menentukan kualitas SDM,” tutur Kepala BKKBN Dr (HC) dr Hasto Wardoyo SpOG (K), saat bertemu Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) secara virtual, dari Jakarta, Selasa (18/5/2021).
Pertemuan virtual ini membahas kerja sama BKKBN dengan FKM UI yang telah didasari oleh MoU. Namun, MoU ini perlu dilanjutkan, diperbaharui, serta disesuaikan kembali dengan kemajuan jaman. Seperti kerja sama dalam melakukan riset bersama dan kerja sama dalam pendidikan.
Kepala BKKBN mengatakan, inovasi yang dilakukan BKKBN dalam upaya menurunkan angka stunting adalah dengan pendampingan keluarga secara melekat. Sehingga, benar-benar dapat dipastikan bantuan penambah darah, atau tambahan makanan dari pemerintah diterima dan dimanfaatkan masyarakat.
“Tanpa pendampingan semua program akan menjadi _useless_ dan terjadi penumpukan persediaan di gudang-gudang daerah,” tutur Hasto.
Dulu, lanjutnya, zaman Prof Haryono, program Keluarga Berencana (KB) sangat sukses bisa menurunkan angka pertumbuhan penduduk secara pesat. Dengan cara merubah perilaku dan _mind set_ masyarakat pada saat itu.
Sekarang diperlukan cara, bagaimana membangun SDM yang unggul dalam waktu dekat, melakukan revolusi untuk menciptakan manusia-manusia unggul Indonesia. Ini diperlukan kerja sama BKKBN dengan semua pihak, termasuk akademisi untuk menemukan cara yang cepat dan efektif.
Di bagian lain, Dekan FKM UI Prof Dr dr Sabarinah Prasetyo MSc menyatakan, sangat mendukung program penurunanan angka stunting, yang saat ini menjadi tanggung jawab utama BKKBN.
“Salah satu program yang dilakukan UI adalah pengabdian masyarakat. Dengan adanya program pengabdian masyarakat yang dilakukan mahasiswa FKM UI, dapat disinergikan dengan program pendampingan keluarga ini,” terangnya.
Sehingga, bukan hanya masalah kesehatan ataupun non kesehatan yang diintervensi mahasiswa. Namun, juga dapat ikut serta mendampingi keluarga secara langsung.
Di sisi lain, selain pengabdian masyarakat, FKM UI pun mendukung seluruh karyawan BKKBN untuk dapat meneruskan jenjang pendidikannya baik sarjana (S1), magister (S2) ataupun doktor (S3). Di mana program doktor bisa dilakukan dengan metode kuliah dan riset atau hanya riset saja.
“Namun, ini tetap dengan beberapa syarat yang telah ditentukan. Sehingga, dapat meningkatkan kualitas SDM karyawan BKKBN, dalam mencapai target utama BKKBN dalam mensejahterakan keluarga,” tutur Sabarinah. (*/fs)
Komentar