oleh

MUSLIMAT NU KEPRI DUKUNG GERAKAN ANTIRADIKALISME DAN TERORISME

POSKOTA.CO – Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) wilayah Kepulauan Riau (Kepri) menyatakan anti terhadap radikalisme dan terorisme yang dituangkan dalam sebuah deklarasi di Asrama Haji Batam, Jumat (3/11).

Deklarasi diucapkan di hadapan sekitar 500 anggota Muslimat NU Batam, dalam rangkaian acara Halaqoh Ulama dan Umaro, yang dihadiri Kapolda Kepri Irjen Pol Sam Budigusdian MH, yang membuka halaqoh sekaligus pembicara utama.

Pembicara lainnya dalam halaqoh bertema “Mencari Strategi Bersama Peningkatan Keamanan Daerah dalam Rangka Penangkalan Radikalisme dan Terorisme” adalah, ahli bidang terorisme Prof (Ris) Dr Hermawan Sulistyo MA, PhD, APU. Kemudian tokoh NU HM Zainuddin dan Ketua PW Muslimat NU Kepri Ibu Hj Noorjannah Gani Lasa yang memberi sambutan.

Ketua PW Muslimat NU Kepri Hj Noorjannah Gani Lasa saat menandatangani Deklarasi Antiradikalisme dan Terorisme, yang digelar di Asrama Haji Batam, Jumat (3/11).

Dalam paparannya, Kapolda Kepri merunut perkembangan terorisme dari waktu ke waktu dan mengingatkan upaya deradikalisasi bukan hanya tanggung jawab polisi saja, tapi harus melibatkan semua pihak termasuk kaum ibu yang tergabung dalam Muslimat NU.

“Mereka yang terpapar paham radikal adalah keluarga kita juga, yang harus kita kembalikan,” jelas Kapolda, yang juga mengungkap data kinerja Polda Kepri dalam melakukan menangkal berkembangnya radikalisme dan terorisme di Batam dan sekitarnya.

Sementara itu, Prof (Ris) Dr Hermawan Sulistyo yang akrab dipanggil Prof Kikiek mengungkap pengalaman pribadinya, di mana keluarga terutama kaum perempuan sangat berperan penting dalam mencegah berkembangnya paham radikalisme dan terorisme. “Kita sangat mengandalkan kaum perempuan. Jika tidak ibu-ibu yang melakukannya, entah apa yang terjadi,” kata Prof Kikiek.

Pengurus Wilayah Muslimat NU Kepulauan Riau foto bersama dengan Kapolda Kepri Irjen Pol Sam Budigusdian MH, usai acara Deklarasi di Asrama Haji Batam, Jumat (3/11).

Juga diakui HM Zainuddin, bahwa benteng terakhir di keluarga adalah ibu. ”Jadi, ibu-ibu memegang peran yang sangat sentral,” kata HM Zainuddin, yang setelah pemaparannya diikuti dengan deklarasi.

Berikut isi deklarasi:

  1. Atas berkat rahmat Allah Subhanahu wata’ala, Tuhan Yang Mahakuasa, dan dengan didorong oleh keinginan luhur, supaya kemerdekaan dan kehidupan kebangsaan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 terus terjaga dan berkesinambungan.
  2. Ulama berpendapat bahwa gerakan radikalisme dan terorisme yang mengatasnamakan Islam di Irak dan Suriah (ISIS) namun tidak mengedepankan watak Islam yang rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi alam semesta). Sebaliknya, ISIS menggunakan pendekatan pemaksaan kehendak dengan kekerasan, pembunuhan terhadap orang-orang yang tidak berdosa, penghancuran terhadap tempat-tempat yang dianggap suci oleh umat Islam, serta ingin meruntuhkan negara bangsa yang sudah berdiri sebagai hasil perjuangan umat Islam melawan penjajahan. Maka bila gerakan radikal dan terorisme tidak ditangkal sangat potensial memecah belah persatuan umat Islam dan menggoyahkan NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD tahun 1945.
  3. Menyerukan kepada seluruh umat Islam untuk tidak terhasut oleh agitasi dan provokasi radikalisme dan terorisme, baik di Indonesia maupun di dunia. Dan kepada segenap organisasi/lembaga Islam, masjid/musala, dan keluarga muslim untuk meningkatkan kewaspadaan dan menangkalnya.
  4. Mendukung langkah cepat, tepat, dan tegas pemerintah Indonesia untuk melarang gerakan radikalisme dan terorisme, penegakan hukum sesuai dengan perundangan yang berlaku. (*)

 

 

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *