oleh

Hormati Kematian Dokter dan Paramedis

POSKOTA.CO – Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Jendral Doni Monardo meminta masyarakat menghargai pengorbanan para dokter serta paramedis yang meninggal dunia akibat terpapar virus Corona virus 19 saat menangani para pasien, dengan senantiasa mematuhi aturan dan mengikuti protokol kesehatan.

Mengutip data Ketua Tim Mitigasi PB IDI, dr Adib Khumaidi, SpOT, hingga 10 November 2020 sebanyak 159 dokter meninggal karena terpapar COVID-19. Dan sesudahnya antara 10 November sampai kini ada dua hingga tiga dokter yang meninggal karena COVID-19, katanya. Wakil Ketua PB IDI menyatakan, dalam situasi pandemi seperti ini para tenaga kesehatan merupakan pahlawan yang tak pernah kenal lelah dan takut untuk menghadapi COVID-19.l

Jendral Doni Monardo minta agar masyarakat menghargai jerih payah tenaga kesehatan dan satgas yang sudah bertugas menangani para pasien Covid-19 terus bertambah jumlahnya. “Kita semua butuh waktu untuk temu keluarga, tapi karena kasus makin banyak tidak mungkin kami mementingkan keluarga dibandingkan masyarakat,” kata dia.

Doni Monardo menjadi sorotan masyarakat Indonesia, beberapa hari ini, setelah terjadi kerumunan besar masyarakat di acara yang diselenggarakan ormas FPI di Petamburan – Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Perwira tinggi Angkatan Darat Tentara Nasional Indonesia (TNI AD) menjadi sorotan setelah lembaga yang dipimpinnya kini, yaitu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dituduh memberikan dukungan terhadap terselenggaranya acara itu dengan mengirim masker dan hand sanitizer.

Doni Monardo meminta maaf kepada semua pihak atas pemberian masker ke Petamburan yang menuai pro dan kontra.

Permintaan maaf itu ia sampaikan dalam konferensi pers secara virtual dari Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta.”Sekali lagi mohon maaf apabila langkah-langkah yang telah dilakukan ini mungkin banyak pihak yang kurang senang,” ujar Doni yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu.

Atas tuduhan itu, Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) ke-27 ini menegaskan, apa yang dilakukan timnya di acara Rizieq Shihab bukanlah sebuah bentuk dukungan.”Ini semata-mata demi memberikan perlindungan terbaik kepada bangsa kita. ‘Solus Populi Suprema Lex’, keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi,” kata jenderal lulusan Akademi Militer 1985 itu.

Letjen Doni Monardo mengatakan pemerintah DKI sejak awal tidak mengizinkan pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab menyelenggarakan acara pernikahan putrinya.

Doni Monardo juga menyatakan, dia sama sekali tak peduli dengan acara itu, yang dipedulikannya adalah keselamatan nyawa rakyat Indonesia, yang hadir di tempat itu.”Pemerintah DKI tidak pernah mengizinkan. Gubernur DKI melalui Wali Kota Jakarta Pusat telah membuat surat,” kata Doni dalam konferensi pers, Ahad, 15 November 2020.

Ia pun mengajak semua pihak untuk membangun kesadaran kolektif dalam disiplin melaksanakan protokol kesehatan, seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.

Doni mengingatkan denda pelanggaran protokol kesehatan itu akan semakin berlipat, jika Rizieq Shihab kembali mengulanginya.
“Jangan karena dipaksa, karena adanya sanksi baru patuh. Tidak boleh. Menghadapi Covid-19 harus total, tanpa pamrih karena Covid-19 menyerang kita tidak ada jam kerja dan hari libur, kapan saja,” ujarnya.

Pemimpin FPI Rizieq Shihab menggelar acara nikah putrinya pada Sabtu, 14 November 2020. Acara nikah tersebut dihadiri sekitar 7.000 orang. Selain nikahan, markas besar FPI di Petamburan juga mengadakan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Karena tak bisa mencegah penyelenggaraan acara dan pengumpulan massa pihaknya berinisiatif mengirimkan masker dan hand sanitizer.

Atas inisiatif itu, jendral Doni mendapat berbagai kecaman. Tapi seperti yang dikatakannya, dalam menangani pandemi dan mencegah penyebaran virus Corona, keselamatan warga adalah yang terpenting. (Sup)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *