oleh

Diingatkan Nadiem, Pentingnya Kerja Sama Pemerintah dan Swasta dalam Sektor Pendidikan

POSKOTA.CO-Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nadiem Anwar Makarim mengingatkan,  kolaborasi sektor publik dan swasta dalam pendidikan menjadi sangat penting di tengah pandemi Covid-19. Sebab dalam situasi pandemi Covid-19, persoalan yang dihadapi dunia pendidikan sangat kompleks.

Hanya saja, Mendikbud berharap kerjasama tersebut tidak sekadar penandatangan MoU saja. “Dalam situasi pandemik ini kolaborasi sektor publik dan swasta masih terus dapat dijalankan,” kata Mendikbud pada penutupan Week of Indonesia Netherlands Education and Research (WINNER) 2020 yang digelar secara virtual.

Menurut Nadiem, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam kolaborasi ini dari segi skema untuk kedua belah dan semua pihak yang  dalam dunia pendidikan diakui Nadiem tidak hanya terjadi di Indonesia saja namun seluruh dunia juga mengalami hal yang sama. Dalam situasi pandemik ini semua masyarakat bersama – sama untuk belajar dari awal terutama dalam hal teknologi.

Hal ini menurut Nadiem tidaklah mudah. Tetapi ini merupakan sebuah momentum yang baik untuk mempelajari dan beradaptasi dengan hal yang baru dari pada tidak melakukannya sama sekali. Perusahaan teknologi tentunya menjadi sebuah contoh konkrit kolaborasi sektor publik dan swasta dalam pendidikan.

Peranan guru sangat penting sehingga meski saat ini pembelajaran banyak menggunakan bantuan teknologi, keberadaan guru tidak bisa digantikan secara penuh oleh teknologi. Hybrid learning yang memadukan antara pendidikan daring dengan luring dapat menjadi pilihan di masa mendatang.

Senada juga dikemukakan Prof. Reini Wirahadikusumah, Rektor Institute Teknologi Bandung. Menurutnya pengajaran, penelitian dan layanan komunitas harus bersinergi secara erat dengan kementerian pendidikan.

“Kolaborasi sektor publik dan swasta dalam pendidikan harus mempunyai tujuan yang jelas serta mempunyai keuntungan bagi kedua belah pihak,” katanya.

Pieter Duisenberg, President of the Association of Universities in the Netherlands (VSNU) dalam sesi diskusi juga menyoroti pentingnya peranan Holland Alumni Network dalam kolaborasi sektor publik dan swasta ini. Para Holland alumni dapat melihat kolaborasi ini dari dua perspektif yaitu perspektif yang berperan di perusahaan atau organisasi dimana mereka mempunyai lapangan pekerjaan dan di sisi lain para Holland alumni mempunyai perspektif di mata universitas dimana mereka menuntut ilmu di perguruan tinggi.

Sementara itu, Anka Mulder, President of Saxion University of Applied Science menyatakan pandangan yang sama terhadap Nadiem Anwar Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI mengenai agenda matchmaking dalam kolaborasi sector publik dan swasta dalam pendidikan.

Anka berpendapat peranan Nuffic Neso Indonesia adalah sebuah contoh matchmaking platform dimana membantu proses perkenalan dan kerjasama antara organisasi, institusi, dan pelajar Indonesia dengan organisasi, institusi, dan pemerintah Belanda.

Sedang Karamita Darusman, Brand Manager Unilever yang juga merupakan salah satu Holland alumni dari The Hague University of Applied Sciences menyatakan mempunyai kemampuan bekerja di lintas fungsi adalah sesuatu yang harus dimiliki oleh pekerja. Unilever sebagai produsen consumer goods mempunyai kegiatan Young Leaders Exchange Programme untuk memfasilitasi para pekerja agar mempunyai kemampuan untuk bekerja di lintas fungsi.

Prof. dr. Martin Paul, President of Maastricht University menyatakan academia berperan sebagai global citizenship education yang bertujuan untuk memberdayakan peserta didik agar mengambil peran aktif untuk menghadapi dan menyelesaikan tantangan global.  Global citizenship education membantu kaum muda untuk mengembangkan kompetensi inti yang memungkinkan mereka terlibat secara aktif tidak hanya di negara asal mereka tinggal, tapi juga untuk dunia, dan membantu menjadikannya tempat yang lebih adil dan berkelanjutan. Ini adalah bentuk pembelajaran sebagai masyrakat yang melibatkan partisipasi aktif siswa dalam proyek-proyek yang menangani masalah global yang bersifat sosial, politik, ekonomi, atau lingkungan.

WINNER 2020 berlangsung secara virtual pada 24-26 November 2020. Terdapat 152 narasumber terdiri atas menteri, professor, dosen dan peneliti dari Indonesia dan Belanda yang tampil dalal acara yang digelar oleh Nuffic Neso, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dengan Kedutaan Belanda, Nederlandse Organisatie voor Wetenschappelijk Onderzoek (NOW) dan Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) tersebut. (*/fs)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *