oleh

Ribuan Restoran di DKI Tutup Permanen, Nah Lho!

POSKOTA.CO – Pelaku usaha restoran membuka data yang cukup membuat miris. Selama 7 bulan pandemi Covid-19, sudah ada ribuan restoran yang gulung tikar di DKI Jakarta. Bahkan, berdasarkan data Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), lebih banyak restoran yang menutup secara permanen dibandingkan sementara.

“Restoran yang disurvei 4.469 resto dari total 9.054 restoran yang tutup permanen 1033, jadi hampir 10%. Tutup sementara 429 artinya yang masih bisa buka lagi dan ini DKI Jakarta saja. Data ini per September 2020. Sekarang lebih banyak lagi kali,” kata Wakil Ketua Umum PHRI Bidang Restoran, Emil Arifin kepada, POSKOTA.CO, Rabu (18/11).

Angka tersebut sudah mencakup restoran yang berada di mal. Emil memperkirakan ada sekitar 4.000 lebih restoran di pusat perbelanjaan. Sebagian besar disebutnya juga sudah menutup operasi. “Ada yang misal punya 20 restoran. Tapi buka 8 atau 9 saja,” katanya.

Ia pun mengungkapkan alasan para restoran tutup permanen atau sementara yaitu masalah modal kerja. “Nggak bisa start lagi, kehabisan modal. Ibarat sudah rugi tapi napas nggak bisa panjang, jadi tutup. Biasanya dengan customer penjualan 15 juta di mal sekarang datang penjualan 2-3 juta. Lama-lama mati,” lanjutnya.

Padahal, Emil menyebut pengelola pusat perbelanjaan sudah memberi diskon kepada tenant-tenant yang ada, termasuk diantaranya restoran. Sayang, relaksasi itu tidak bisa terlalu lama karena pengelola juga belum mendapat bantuan yang signifikan dari pemerintah, terutama dalam relaksasi pajak.

Karenanya, yang bisa menjadi andalan saat ini hanya berasal dari modal yang dimiliki sendiri. Itu pun jika masih memiliki cadangan yang masih tersisa. Jika tidak, maka harus ada aksi korporasi yang lain.

“Bisa dapat bantuan bank kalau bank mau kasih loan (pinjaman). Perlu restrukturisasi lagi, bisa juga jual aset atau aksi korporasi tambah investor baru. Cuma kondisi gini investor juga sangat selektif,” sebut Emil.

Di DKI memang kini sudah kembali ke PSBB transisi, dari PSBB semula, restoran kini sudah bisa dine in tapi tetap dibatasi. Namun, pelonggaran itu ternyata tak banyak membantu sektor restoran.(Ale)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *