oleh

Hadiri Pelatihan Peningkatan Kapasitas Peduli AIDS, Bima Arya Beri Penguatan Support System

POSKOTA.CO – Sebanyak 30 warga yang merupakan kader Warga Peduli AIDS (WPA) mengikuti Pelatihan Peningkatan Kapasitas Kader Bogor Timur di Hotel 1O1, Jalan Suryakencana, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Senin (5/4/2021). Kegiatan pelatihan dibuka Camat Bogor Timur Wawan Sanwani.

Dalam pelatihan tersebut, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto berkesempatan hadir memberikan penguatan dengan menceritakan pengalamannya selama menjalani perawatan di rumah sakit akibat terpapar Covid-19.

Menurut Bima, masa pandemi Covid-19 ini membuat semua pihak belajar banyak hal, termasuk dirinya yang menjadi pasien Covid-19 nomor satu di Kota Bogor.

Di samping itu juga, Bima Arya menekankan pentingnya peran dari mindset dan pola hidup dalam mendukung kesehatan seseorang.

“Covid-19 mengajarkan kita banyak hal dan kita akan menjadi orang yang sia-sia dan konyol jika kita tidak belajar dari sini. Mindset, pikiran, perasaan, keyakinan, confusion, faith, kesetiaan, loyalty dan ibadah serta psikis adalah pondasi dari semuanya. Hidup teratur, jaga makanan, berpikir positif dan kesimpulan saya makanan itu nomor sekian, tapi mindset di atas segalanya. Sering kali kita luput pada penguatan yang sifatnya nonmedis atau nonkuratif,” paparnya.

Kepada para peserta pelatihan, Bima Arya mengaku akhir-akhir ini dirinya senang berdiskusi dan menyerap ilmu dari para lanjut usia (lansia).

Menurutnya, banyak penelitian menyimpulkan bahwa orang-orang yang panjang umur adalah orang-orang yang memiliki supporting system secara sosial, ada self asking atau ada circle of asking (lingkaran kepercayaan diri) yang dibangun.

“Saya pernah membaca artikel penyebab orang-orang di Asia Timur bisa panjang umur, karena mereka rutin minum teh saat sore hari bersama kerabat dan sahabat tercinta, sambil berbicara hal-hal yang menyenangkan, saling mendukung, rutin olahraga ringan dan mengonsumsi makanan sehat. Jika kita kepikiran hal atau penyakit yang mungkin diwariskan orang tua kita, mungkin itu bisa mempercepat kehadiran sel-sel penyakitnya,” katanya.

Baginya ada dua ikhtiar yang rutin dijalankan, yaitu olahraga rutin dan berpikir positif. Celaan dan kritikan yang ada, sebisa mungkin ditanggapi dengan positif dan berusaha untuk memisahkan mana urusan pribadi dan mana urusan dengan sang pencipta (Allah Swt).

“Akan melelahkan jika semua kita pikirkan, karena itu dalam konteks ini paliatif itu sangat penting dan kontekstual,” tuturnya.

Sementara itu Camat Bogor Timur Wawan Sanwani menuturkan, dari enam kecamatan baru Bogor Timur yang bisa melaksanakan pelatihan paliatif.

Ia mengemukakan, ada tiga permasalahan yang dihadapi dalam pendampingan dan menjadi fokus, yaitu administrasi kependudukan, finansial atau faktor ekonomi dan transportasi untuk mendukung perawatan bagi pasien.

“Peran RT/RW sangat penting ketika informasinya disebar, sementara kader memiliki keterbatasan kewenangan,” katanya.

Adapun narasumber yang hadir di antaranya, Nurhanita dari Peduli Kanker Indonesia, Agung Ginanjar perawat luka dan Theresia Oktariana dari Rumah Sakit Saint Carolus Jakarta. (yopi)

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *