oleh

Banyak Pelajaran Berharga Didapat, Pandemi Covid-19 Ternyata Melahirkan Budaya Baru di Lingkungan Kampus

POSKOTA.CO-Ketua Dewan Pembina Yayasan Universitas Krisnadwipayana (Unkris) Prof. Dr. Gayus Lumbuun, SH, MH mengungkapkan pandemi Covid-19 telah melahirkan budaya baru dalam kehidupan kampus. Saat ini dosen dan mahasiswa lebih banyak menggunakan teknologi digital dalam  proses belajar dan mengajar demi mematuhi protokol kesehatan.

“Pandemi Covid-19 memberi banyak pelajaran berharga bagi kalangan akademisi dan mahasiswa sebagai calon intelektual,” kata Gayus seusai melantik Amir Karyatin, SH sebagai Ketua Yayasan Universitas Krisnadwipayana (Unkris) di Kampus  Jatiwaringin, Pondok Gede, Bekasi.

Ketua Dewan Pembina Yayasan Universitas Krisnadwipayana (Unkris) Prof. Dr. Gayus Lumbuun, SH, MH saat melantik Ketua Yayasan Amir Karyatin, SH

Menurut Mantan Hakim Agung ini, dimasa pandemi Covid-19, mahasiswa dan dosen masuk dalam budaya baru. “Para dosen dan mahasiswa kini harus menggunakan teknologi untuk belajar jarak jauh. Hal itu terkait kewajiban mematuhi protokol kesehatan,” ujarnya.

Kendati demikian,  budaya baru itu sekaligus memberi banyak pelajaran berharga. Pertama, soal kedisplinan dan ketertiban dimana dosen dan mahasiswa harus disiplin untuk menjaga jarak.

Hal itu ditunjukkan dengan proses belajar jarak jauh. Meski tidak bertatap muka langsung seperti biasa, namun proses belajar harus tetap dijalankan.

“Mahasiswa sebagai calon intelektual dihadapkan pada keharusan untuk tertib mengikuti protokol kesehatan. Misalnya dengan menjalankan 3M (mencuci tangan, menggunakan masker dan menjaga jarak),” jelasnya.

Pelajaran kedua, lanjut Gayus, kampus sebagai tempat penelitian dipacu untuk mencari pola yang tepat di tengah pandemi. Hal itu, terkait berbagai aspek ilmu pengetahuan. Selain penggunaan teknologi juga bagaimana interaksi sosial dan penerapan hukumnya.

“Kampus sebagai dunia penelitian dipacu dari berbagai aspek. Kalau teknologi itu sudah keharusan, tapi juga aspek hubungan sosial dan hukumnya? Bagaimana hukum bisa menggali keadilan, kemanfaatan dan kepastian. Jadi, ada aspek teknologi, sosial, hukum dan pengelolaan masyarakat di tengah masa pandemi ini. Semua itu harus dilakukan di kampus,” paparnya.

Lebih lanjut, Gayus menyatakan lahirnya budaya baru di kampus selama masa pandemi, bisa menjadi model untuk menghadapi kemungkinan munculnya persoalan serupa apabila kelak virus corona bisa diatasi.

“Unkris sebagai salah satu dari 10 kampus tertua di Indonesia Unkris memiliki tanggungjawab bersama masyarakat, karena kampus terdiri dari unsur masyarakat. Unkris mencetak masyarakat biasa menjadi insan akademis, menjadi masyarakat intelektual. Itulah cita-cita para pendirinya.” (*/fs)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *