oleh

Victor Aritonang: Optimis Akan Muncul Para Pelaku Usaha Muda Mandiri Ciptakan Lapangan Kerja

POSKOTA.CO – Pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akibat pandemi Covid-19 memberi efek sangat besar pada kegiatan-kegiatan ekonomi, dari skala industri besar sampai ke pedagang kaki lima.

Pantauan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan informasi yang kami dapat dari para pelaku usaha menegaskan hal tersebut. Hampir 91 persen kegiatan ekonomi mereka menurun. Situasi normal baru menuntut kesadaran bersama. Kesadaran bahwa persoalan kita saat ini disebabkan merebaknya Covid-19, dan karena itu penularan Covid-19 harus diselesaikan dahulu.

Namun demikian, ada satu hal yang menurut RH Victor Aritonang, harus digarisbawahi dalam melihat situasi kesulitan ekonomi, yaitu sulitnya perekonomian akibat kegiatan ekonomi yang terbatas saat ini, bukan disebabkan oleh tindakan, intervensi ekonomi atau sistem ekonomi yang bermasalah.

Sederhana saja. katanya, keadaan sulitnya kehidupan ekonomi banyak orang diakibatkan oleh sebab-sebab ekonomi, tetapi pandemi. “Artinya sistem ekonomi dan perekonomian harusnya dapat tetap berjalan bila situasi pandemi ini dapat dikendalikan,” kata Ketua Kadin Jakarta Pusat RH Victor Aritonang kepada POSKOTA.co, Rabu (10/6/2020).

Dijelaskan Victor, mengenai adanya kebijakan pelonggaran PSBB ini pada menurut hematnya, adalah kebijakan yang baik untuk dijalankan, ini tentu saja dengan menerapkan protokol-protokol yang ketat tentang pencegahan dan penanganan Covid-19. Tentu saja, ini harus diawasi dengan ketat oleh pemerintah.

Ditegaskan Victor, Kadin tentu akan mendukung langkah ini dengan turut mengawasi dan memberi petunjuk bagi para pengusaha agar dunia usaha, khususnya di Jakarta ini, untuk menerapkan kebijakan tersebut. Untuk pengusaha kecil dan pedagang kaki lima, yang bersentuhan langsung dengan masyarakat luas, bila penerapan kelonggaran PSBB ini dijalankan, pengawasan oleh dinas-dinas terkait harus lebih ketat dan intens.

“Ini juga menjadi kesempatan bagi pemerintah untuk mendidik dan menyosialisasikan pola berjualan yang sehat dengan menerapkan standar-standar kesehatan yang tepat,” tuturnya.

Lebih jauh Victor Aritonang menjelaskan, mengenai beban ekonomi dan tindakan pemerintah menerbitkan SBN menurutnya sah-sah saja. Ini salah satu langkah yang bisa dan harus diambil untuk menutup defisit APBN dan menutup kekurangan kas jangka pendek kita. Apalagi melihat situasi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I berjalan di kisaran 2,9 persen, dan diperkirakan akan menurun signifikan di kuartal II sampai akhir tahun. Bahkan sudah ada yang memprediksikan hingga minus 0,4 persen.

“Pertanyaannya adalah, apakah kita sebagai masyarakat yang baik, mau turut membantu negara ini dengan membeli SBN lagipula itu adalah salah satu investasi yang aman,” katanya.

Di sisi lain, kata Victor, konsumsi masyarakat yang dirangsang dengan penciptaan lapangan pekerjaan adalah positif. Dalam situasi pandemi ini, rangsangan itu dipercepat dengan konsumsi kebutuhan dasar masyarakat. Dampak ekonominya jauh lebih kelihatan dan pemulihan kegiatan ekonomi lebih cepat.

Dari pandangan Victor Aritonang, Indonesia adalah negara besar dan bersama itu memberi kita keuntungan demografis dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Saat ini kita dilimpahi angkatan kerja dalam umur produktif melimpah, bahkan dikatakan akan terus panen hingga 40 tahun mendatang. Ini memberi keuntungan sekaligus juga harapan besar bagi kemajuan Indonesia. Saat ini saja kita sudah menyaksikan generasi muda dengan usia dibawah 30 tahun sudah menciptakan peluang-peluang besar dalam dunia usaha dan bidang lainnya.

“Saya tetap optimis dan menaruh harapan besar bahwa selalu akan muncul dan semakin banyak pelaku-pelaku usaha muda yang mandiri dan inovatif menciptakan lapangan pekerjaan baru dan kesempatan-kesempatan baru yang bahkan tidak kita pikirkan saat ini,” tutupnya. (lian tambun)

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *