oleh

Perum Bulog Sukoharjo Manfaatkan Mesin RTR untuk Tingkatkan Mutu Berasnya  

POSKOTA.CO-Perum Bulog Sukoharjo Jawa Tengah manfaatkan mesin Rice to Rice (RTR) dalam membersihkan beras untuk meningkatkan mutunya sesuai tuntutan masyarakat yang cukup beragam. RTR sendiri merupakan sarana penggilingan yang tergolong modern untuk mengolah ulang beras yang disetor petani menjadi beras dengan kualitas yang lebih baik sesuai permintaan pasar.

“Kami telah memproduksi beras sebanyak  731 ton pada periode Januari-Juli 2022,” kata Operation Manager RTR Sukaharjo, Jawa Tengah, Wisnu Sancoyo, saat menerima kunjungan wartawan anggota Forum Wartawan Bulog (Forwabul), Jumat (22/07/2022).

Menurut Wisnu, produksi beras RTR Januari 2022 mencapai 40 ton. Kemudian produksi beras Februari mengalami penurunan menjadi 19 ton. Adapun, produksi Maret mencapai 26 ton, April sebanyak 25 ton, Mei 20 ton.

Kemudian pada Bulan Juni mengalami peningkatan cukup tinggi yakni  91 ton dan peningkatan produksi beras lebih tajam lagi terjadi pada Bulan Juli hingga 510 ton. Dengan demikian dalam waktu 7 bulan tersebut RTR Sukoharjo mampu memproduksi hingga 731 ton beras yang sesuai dengan kebutuhan  masyarakat.

Kapasitas produksi RTR Sukoharjo sendiri perjam sekitar 7 ton. Sementara kapsitas ruang penyimpanan sendiri mencapai 250 ton.

RTR Sukoharjo sendiri menurut Wisnu tidak hanya melayani pesanan beras berkualitas di sekitar Jawa Tengah, tapi juga hingga ke Papua seperti yang dipesan oleh PT Freeport Indonesia. Pesanan tersebut ternyata lebih pada urusan selera. Lantaran beras lokal di sana dianggap lebih keras.

“Mereka memesan beras dari sini bukan dikarenakan secara kualitas beras di sana lebih rendah. Ini soal selera saja. Menurut mereka beras lokal di  sana lebih keras. Mungkin mereka lebih cocok dengan beras yang ada di sini,” tambahnya.

Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaludin Iqbal

Sementara itu Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaludin Iqbal menyatakan saat ini pihaknya mengoperasikan  7 RTR yang tersebar di DKI Jakarta, Indramayu, Sukoharjo, Sidoarjo, Lombok Timur, Makassar, dan Sidrap.

Dari tujuh RTR tersebut, Bulog mematok target omzet  masing-masing RTR sekitar Rp2 miliar per bulan.

Menurut Awaludin, kualitas CBP untuk operasi pasar maupun bansos hanya sampai tingkat medium. Namun untuk beras komersial,  Bulog dapat memproduksinya sampai kualitas premium.

“Jadi CBP itu kan hanya dari sisi status berasnya yang ditugaskan pemerintah. Tapi dari sisi kualitasnya, komersial bisa medium dan premium. Kalau CBP saat ini hanya sampai medium,” ujarnya. (*/fs)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *