oleh

Perdagangan Pangan dan Sembako Pilihan Bisnis Prospektif dalam Situasi Pandemi Covid-19

POSKOTA.CO – BUMDes diperkuat dengan membangun menjaring antarsesama BUMDes dalam usaha penguatan ketahanan pangan. Juli beli produk pangan dinilai menjadi pilihan bisnis yang tepat bagi BUMDes pada masa pandemi covid 19. Penggunaan syarat dalam pembangunan jejaring antar BUMDes.

Menurut Suci Trayana SH, BUMDES saat ini memiliki Peranan dan fungsi strategis dalam membangun Ketahanan pangan Nasional ditengah ancaman krisis pangan akibat pandemi covid, dengan memperkuat jejaring antar BUMDes, maka, kebutuhan masyarakat pedesaan dapat terpenuhi kebutuhan Pangannya, klasterisasi produk produk daerah akan mengoptimalkan hasil.

Produksi, menstabilkan harga dan memudahkan dari sisi pemasaran pada akhirnya akan memperlancar seluruh proses produksi. Yang saat ini di rasakan hambatannya. Jejaring bisnis BUMDes akan membantu meningkatkan pemasaran produk pangan antar wilayah satu dengan lainnya, jelas WaSekjen Komite Nasional Dewan UMKM Kamis (27/8/2020)

Kementerian desa. Pembangunan daerah tertinggal, dan Transmigrasi mencatat terdapat 10.629 BUMDes dari 37.328 BUMDes yang mampu bertahan selama pandemi covid 19 di Indonesia. Pemerintah telah menerbitkan nomor registrasi bagi 10.629 BUMDes tersebut sebagai landasan hukum untuk mempermudah mereka mengakses pinjaman modal dengan bunga lunak dalam program pemulihan ekonomi nasional.

Menurut Suci, BUMDes telah memiliki aturan, regulasi yang jelas sehingga BUMDes dapat mengakses sisi permodalan sekaligus juga BUMDes dapat melakukan fungsi Intermediasi dalam bentuk usaha koperasi simpan pinjam, katanya.

Dalam situasi seperti sekarang ini pilihan bisnis jual beli bahan pangan adalah pilihan yang paling masuk akal selama masa pendemo COVID 19 pengembangan jasa wisata yang dikelola sejumlah BumDes belum dapat dilakukan secara berkelanjutan selama pendemo belum usai.

Namun kebutuhan akan pangan tetap selalu ada. Kata Suci, bahwa Usaha Jasa perdagangan pangan dan sembako adalah pilihan bisnis yang prospektif dalam situasi masa pandemi covid19 ditengah sektor jasa parawisata yang sangat terpuruk yang sebelumnya sempat menjadi usaha andalan beberapa Desa Wisata.

“Maka pilihan Usaha Jual beli Perdangan hasil-hasil budidaya pertanian, peternakan, sembako adalah usaha yang sangat prospektif saat ini,” tandasnya.

Konsorsium desa itu merupakan model menarik yang bisa dijadikan acuan pembangunan desa di indonesia. Konsorsium tersebut berbasis BUMDes setiap desa yang memiliki produk unggulan dan khas.

Dijelaskannya, Konsorsium Usaha Desa sebagai role model bisnis sangat diperlukan untuk memperkuat dari sisi permodalan, jaringan Distribusi, produk, Manajemen dan lain-lain, dikarenakan setiap desa memiliki potensi ekonomi yang berbeda, kenggulan dan kekhasan, Sehingga Konsorsium berbasis BUMDes sangat dimungkinkan. ( Lian Tambun)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *