oleh

Bowo Cahyono: Bangkit dari Keterpurukan Ekonomi, Gampang

POSKOTA.CO-Dalam menjalani kehidupan tidak sedikit orang yang mengalami kegagalan  serta terpuruk  secara ekonomi. Apakah hal itu harus membuat kita putus asa? Ternyata bangkit dari keterpurukan tidaklah sulit. Bakan kondisi tersebut bisa menjadikan seseorang mengalami titik balik dan mengalami kesuksesan.

Hal itu sempat dialami Bowo Cahyono, seorang wiraswastawan muda dibidang digital marketing. Pria kelahiran Gunung Kidul, Yogyakarta ini  bahkan sempat menuangkan pengalamannya yang  perih kedalam satu buku yang dapat menjadi motivasi brilian yang akan  mampu membuat seseorang bangkit dari keterpurukan  melalui sebuah buku berjudul  Titik Balik, Hidup Apa Adanya. Buku yang ditulis hanya dalam waktu sebulan tersebut, ternyata mendapatkan respon bagus dari kalangan pembaca.

“Buku ini benar-benar berisi metode yang saya alami dan saya lakukan sendiri untuk bangkit dari keterpurukan ekonomi,” kata Bowo saat dijumpai di bilangan Bintaro, Tangerang Selatan.

Bowo menceritakan beberapa bisnisnya gulung tikar akibat pandemi Covid-19 dan menyisakan hutang hingga Rp500 juta. Bisnis showroom motor yang semula dijadikan salah satu andalan hidupnya, perlahan bangkrut dan akhirnya tutup.

Juga usaha-usaha dibidang lainnya, tak lagi bisa diharapkan untuk bisa berlanjut. Padahal untuk membangun bisnisnya, Bowo menggunakan modal hutang dari pihak kedua. Atau ada juga yang menggunakan sistem kerjasama.

Tapi apa boleh dikata, ketika bisnis tak menguntungkan, nota kerjasama bisnis dengan rekan bisnisnya  justeru berubah menjadi hutang yang menggunung. Rekan bisnisnya  maunya hanya untung, tapi tak mau menanggung rugi. “Kebetulan  saya waktu itu belum paham model kerjasama yang aman,” tambahnya.

Akibat hutang yang menggunung, Bowo menjadi sasaran debt collector. Hidup pun tak nyaman. Dia terus dihantui rasa ketakutan dan kekhawatiran. Sebab debt collector tidak hanya mengancam dan menerornya, tetapi juga mengganggu keluarga yakni anak dan istri.

Dalam keterpurukan tersebut, Bowo lantas mencoba bangkit. Sisa-sisa uang yang ada, ia gunakan sebagai modal. Ibarat kata hanya modal beli pulsa untuk dapat mengakses media sosial. Ya, lewat media sosial Bowo mulai bangkit, mulai merintis usahanya kembali.

“Jual beli motor saya lanjutkan, tetapi tidak lagi pakai showroom. Saya cukup memajang barang dagangan di media sosial, menawarkan lalu ada saja masyarakat yang berminat membeli,” katanya.

Kisah tentang bagaimana dia membuka showroom virtual tersebut menjadi satu dari 48 kisah menarik yang ditulisnya di di dalam buku Titik Balik. Kisah-kisah inspiratif lainnya bisa menjadi model bagi siapa saja yang mau bangkit dari keterpurukan ekonomi seperti yang telah Bowo lakukan. Misalnya saja Facebook Menghasilkan Uang, Saktinya Bisnis Online, Usaha Itu Menjual Solusi, Cara Menyelesaikan Hutang, Rejeki yang Diantar, Nyari Uang Recehan dan sebagainya.

Dalam buku setebal 195 halaman tersebut, Bowo juga berkisah tentang kiat untuk sukses dengan menghindari hutang (riba). Ia mengatakan, jika bisnis dibangun dengan hutang apalagi riba, maka  kehancuran hanya menunggu waktu.

‘Ini yang namanya uang kita disedot dengan bunga kredit. Sudah saya katakan di depan bahwa ini cuma buang-buang uang.’ (hal 50).

Karena itu ketika Bowo bertekad hijrah, semua barang yang dibeli dengan sistem kredit dan riba, dia jual termasuk mobil dan rumah. Dari hasil penjualan asset tersebut Bowo lantas menutupi semua sisa hutangnya.

Dalam buku yang dijual secara online tersebut, Bowo juga mencontohkan kepada kita  kiat bagaimana memulai usaha tidak dengan modal yang besar, tidak dengan lokasi yang strategis atau biaya marketing yang mencekik. Bahkan bisa tidak memakai jasa karyawan. Semua bisa dimulai dari media sosial, yakni jualan secara online.

Kiat suksenya berjualan melalui internet, dalam buku tersebut Bowo mengupas tuntas dengan bahasa yang lugas dan mudah dipahami masyarakat awam. ‘Terus bangun secara bertahap, bangun keakraban dengan customer. Buat status-status yang menarik dan orang-orang semakin akrab dan terbiasa. Setelah itu sesekali upload barang dagangan.’ (halaman 69).

Meski usaha yang digeluti tidak membebani orang lain, Bowo mengaku tetap saja nyinyiran, nada sinis dan cemooh tak urung diterimanya juga. Menghadapinya, Bowo tak perlu emosi apalagi membalas nyinyiran dan cemooh tersebut.

‘Nyinyiran atau hujatan itu tidak akan menjatuhkanmu di hadapan Tuhan. Sanjungan dan hormat juga tidak akan membuatmu semakin tinggi dihadapan Tuhan.’ (hal 114).

Selain berisi tentang kisah-kisah inspiratif dan tulisan motivasi, buku yang sudah cetak untuk kedua kalinya tersebut juga memuat nasehat Bowo tentang keajaiban sedekah. Seberapapun nilai sedekah, jika dilakukan rutin dan ikhlas, tidak mengharapkan pujian, akan mampu mengetuk pintu langit. Tuhan akan memberikan balasan dengan rezeki lain yang tidak pernah kita sangka dengan nilai yang berlipat.

‘Saya pernah mendapatkan rezeki yang tidak disangka  berkali-kali. Dan bukan hanya uang saja. Saya pernah mendapatkan rezeki tiket pesawat bisnis.” (hal 124).

Bowo berharap melalui buku ini, orang yang mengalami nasib serupa atau tengah dilanda kesulitan ekonomi, dapat belajar dan terinspirasi untuk bangkit. Tak ada sesuatu yang terlambat untuk memulai hal yang baik. Karena stuck dalam keterpuruk an, justeru akan memperpanjang rasa depresi dan rasa frustasi.

Meski berisi kisah-kisah motivasi sederhana, buku ini cocok dan penting untuk dibaca siapa saja. Termasuk mereka yang kini sedang berada di atas, sedang menangguk keuntungan. Karena hidup itu ibarat roda, kadang berputar pada posisi atas, tetapi bisa juga sekali waktu berada di posisi bawah.

Karena itu menyiapkan diri dengan ilmu dan pengetahuan sebagai ‘modal’ menghadapi situasi pahit itu penting. Siapapun  perlu menyiapkan dana cadangan atau dana darurat untuk menghadapi masa-masa kritis. Tak ada salahnya membeli lantas membaca buku Titik Balik, Hidup Apa Adanya karya Bowo Cahyono yang merupakan tulisan pengalaman langsung penulisnya. Untuk sementara waktu buku dijual hanya melalui Facebook: Bowo Cahyono, Fan page FB: Bowo Cahyono Nugroho dan IG : bowo_cahyono_nugroho. (*/fs)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *