oleh

ISLAM MENGAJARKAN KITA BERBUDI LUHUR, BERDAMPINGAN

ilustrasi
ilustrasi

POSKOTA.CO – Haji Widodo, ulama kondang dari Karanganyar Jateng, minta, kasus Siyono, terduga teroris yang kini sedang ramai diperbincangkan jangan dipolitisir dengan cara memojokkan Densus 88 dan memprovokasi ormas atau mahasiswa untuk kepentingan sesaat. “Radikalisme bukan budaya Islam,” tuturnya, pada Poskota.co, Selasa (12/4).

Kalau memang mau membangun bangsa dan peduli negara, sebaiknya kasus Siyono dijadikan pelajaran bagi siapapun, baik itu Densus 88 maupun lembaga lain yang kini gencar menyerang Polri. “Ayo kita wujudkan Islam yang berbudi luhur,” tandas pria berkumis tipis itu.

Apakah Siyono memang salah tangkap atau memang Siyono sebagai pelaku? “Ayo kita sama mencari akar masalah, bukan mengajak demo dan menambah keruhnya persoalan. “Mari kita cari persamaan bukan perbedaan untuk kedamaian bangsa ini,” tandasnya.

BERDAMPINGAN

Islam yang dibawa para wali masa lalu dapat hidup damai berdampingan dengan umat lain yang hidup masa itu. Namun seiring perubahan zaman dan tuntutan tatanan sosial, munculah Islam radikal.

Islam berkembang sesuai dengan latar belakang kebudayaan dan kondisi alam yang ada di daerah penganutnya. Di Indonesia ada Pancasila, dan UUD 45 negara lain tak punya dan berbeda, kenapa kita mesti ikut anutan negara lain ?.

Kehadiran orang-orang Arab muda dari Hadramaut Yaman ke Indonesia yang membawa ideologi baru ke tanah air, turut mengubah konstelasi umat Islam di Indonesia.

Ideologi baru yang mereka bawa lebih keras dan tidak mengenal toleransi. “Indonesia punya budaya saling asah,asih,asuh dan gotong royong sesama, ayo kita kembali ke kerukunan bangsa,” imbuh Haji Widodo

SKENARIO

Saya melihat ada skenario tak terpuji dalam menelisik kasus Siyono, tambah ulama kharismatik itu, buktinya menjelang pengumuman hasil otopsi sejumlah orang yang mengatasnamakan Gerakan Umat Islam Nusantara (GUIN) melakukan demo di Komnas HAM, Senin (11/4).

Dalam orasinya, Abu Nusaiba mengatakan, Densus 88 Anti teror untuk menghentikan tindakan main hakim sendiri terhadap masyarakat, khususnya terduga teroris.

Dalam selebaran yang dibagikan, Densus 88 juga dinilai sangat diskriminatif dan mengincar umat Islam serta melakukan penzoliman terhadap umat Islam di Indonesia.

MEMBENTURKAN

Ketua DPP Gerakan Nasional Memerangi Terorisme (GNMT), Dadeng Hidayat diminta komentarnya soal aksi sekelompok orang di Komnas HAM minta jangan ada lagi yang membenturkan antara Islam dengan Densus 88.

Semua pihak sebaiknya menyerahkan semua permasalahan kepada proses hukum yang berlaku. “Jangan memelintir persoalan, banyak anggota Densus yang beragama Islam,” tandas Dadeng

Siapapun diminta untuk mengawasi proses hukum yang berjalan, tapi jangan membuat opini seolah-olah kepolisian atau Densus 88 memusuhi Islam. Kalau terjadi seperti hal diatas sangat tidak baik dampaknya.

“Tidak ada yang memusuhi Islam, Presiden kita Islam, Kapolri islam begitu juga panglima TNI Islam,” tandasnya dalam acara pernyataan sikap gerakan nasional memerangi terorisme bersama ormas Islam di Mesjid Istiqlal.

Di tempat terpisah Kapolri Jendral Badrodin Haiti mengungkapkan, pihaknya sudah lama memantau Siyono, bahkan katerangan dari teman-temannya yang sudah ditangkap Siyono berperan dalam jariangan terorisme. “Dia punya peran penting dalam jaringan JI,” tandasnya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *