oleh

Para Pedagang Tolak Rencana Wakapolri Rekrut Preman Pasar

POSKOTA.CO – Penolakan terhadap rencana Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono yang akan memberdayakan preman untuk pengawasam protokol kesehatan Covid-19 terus bergulir.

Sebelumnya para wakil rakyat di Senayan serta para praktisi hukum menantang rencana yang dinilai konyol itu, kali ini penolakan keras datang dari para pedagang. Mereka sangat keberatan jika preman dilibatkan untuk membantu petugas dalam penegakan protokol kesehatan di pasar tradisional.

“Saya kira Bapak Wakapolri tidak perlu sampai sejauh itu melibatkan preman pasar untuk mengawasi aktivitas warga, terutama di pasar-pasar,” kata Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) DKI Jakarta, Miftahudin dalam keterangannya, kemarin.

Menurut Miftahudin, akan jauh lebih efektif pengawasan dilakukan oleh paguyuban atau ketua-ketua blok pasar. Pengawasan oleh paguyuban dan ketua blok pasar diyakini akan lebih memperkuat disiplin para pedagang.

Dikatakannya juga, saat ini para pedagang pasar di DKI Jakarta lagi terpukul karena penurunan omzet sekitar 60 sampai 70 persen akibat PSBB

Bahkan, ada 400.000 pedagang pasar tradisional dan Pedagang Kaki Lima (PKL) di sekitar pasar yang kondisi finansialnya berantakan.

“Omzet pedagang turun drastis selama pandemi. Pedagang lagi susah cari nafkah untuk keluarga di rumah. Mau diawasi preman pula. Pedagang akan merasa terintimidasi de- ngan kehadiran para preman pasar yang mengawasi aktivitas mereka,” sungutnya.

Lebih lanjut Miftahudin juga menegaskan pihaknya mendorong pemerintah segera menyiapkan langkah konkret yang sesuai dengan harapan para pedagang.

Selain itu pihaknya juga meminta pengelola pasar atau PD Pasar Jaya menyiapkan sekat plastik, jaga jarak antar pedagang dan mengatur alur pergerakan pengunjung.

Apalagi berdasarkan data terakhir ada 321 kasus positif Covid-19 di 51 pasar di DKI Jakarta.

Hal ini dibutuhkan pedagang agar merasa terlindungi dan terayomi dengan baik.“Libatkan juga petugas yang ada, pramuka atau personel Ikappi untuk membantu memberi penyuluhan dan mengingatkan bahaya Covid-19 kepada para pedagang,” Miftahudin berujar

“Ini cara yang lebih manusiawi dan humanis ketimbang ide melibatkan preman pasar. Pedagang sudah tertekan. Jangan ditambahi lagi,” sambungnya lagi.(Omi)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *